Pengertian Mastitis
Istilah untuk payudara yang melenting, keadaan ini banyak di jumpai akan tetapi dalam perawatan yang benar, keadaan ini akan menjadi parah dan tidak membahayakan payudara atau bayi anda. (Pitaloka, 2001).
Mastitis adalah infeksi bakteri pada bagian atau seluruh bagian payudara. Mastitis biasanya dikaitkan dengan payudara yang keras, bengkak, berwarna merah, dan rasa sakit di bagian payudara. Banyak perempuan yang di lagnosis mengalami mastitis karena mereka mengalami gejala seperti flu dan demam, tanpa adanya perubahan pada payudara. (Newman, 2008).
Mastitis adalah istilah yang digunakan untuk infeksi payudara sebagai zat bagian penyumbatan satu atau lebih saluran ASI dari unit produksi ASI.
(dr. Ramaiah, 2007)
Dari beberapa defenisi mastitis tersebut diatas penulis menyimpulkan bahwa mastitis adalah suatu peradangan pada payudara yang disebabkan kuman terutama Stepilococus abrous, melalui luka umumnya menyerang wanita pasca persalinan hingga 3 bulan masa menyusui.
2.3.1 Gejala
Gejala hampir sama dengan payudara yang membengkak karena sumbatan saluran ASI pada mastitis antara lain :
- Payudara terasa nyeri
- Teraba keras
- Tampak kemerahan
Permukaan kulit dari payudara yang terkena infeksi juga tampak seperti pecah – pecah, dan badan terasa demam seperti hendak flu, bila terkena sumbatan tanpa infeksi, biasanya di badan tidak terasa nyeri dan tidak demam. Pada payudara juga tidak teraba bagian keras dan nyeri serta merah.
Namun terkadang dua hal tersebut sulit untuk dibedakan, gampangnya bila didapat sumbatan pada saluran ASI, namun tidak terasa nyeri pada payudara, dan permukaan kulit tidak pecah – pecah maka hal itu bukan mastitis. Bila terasa sakit pada payudara namun tidak disertai adanya bagian payudara yang mengeras, maka hal tersebut bukan mastitis. (Pitaloka, 2001).
2.3.2 Faktor Predisposisi
Faktor predisposisi ada sejumlah faktor yang telah di duga dapat meningkatkan resiko mastitis. Sebagian besar bukti yang ada tetap bersifat anerkat. Faktor – faktor tersebut kurang penting bila dibandingkan dengan teknik menyusui yaitu : kenyataan yang baik dan pengeluaran ASI yang genetik. (Bertha, 2002)
2.3.3 Jenis – Jenis Mastitis
- Mastitis Puerparalis Epidemik
Mastitis puerparalis epidemic ini biasanya timbul bila pertama kali bayi dan ibunya terpajan pada organisme yang tidak dikenal atau verulen. Masalah ini paling sering terjadi di rumah sakit, dari infeksi silang atau bekesinambungan strain resisten.
- Mastitis Moninfesiosa
Mastitis moninfeksiosa bila ASI tidak keluar dari sebagian atau seluruh payudara, produksi ASI melambat dan aliran terhenti, namun proses ini membutuhkan waktu beberapa hari dan tidak akan selesai dalam 2 – 3 minggu. Untuk sementara waktu, akumulasi ASI dapat menyebabkan respons peradangan
- Mastitis Subklinis
Mastitis subklinis telah diuraikan sebuah kondisi yang disebut mastitis subklinis. Dapat disertai dengan pengeluaran ASI yang tidak adekuat, sehingga produksi ASI sangat berkurang sampai sampai di bawah 400 ml/hari
- Mastitis Infeksiosa
Mastitis infeksiosa terjadi bila siasis ASI tidak sembuh dan proteksi oleh faktor imun dalam ASI dan oleh respons – respons inflamasi. Secara formal ASI segar bukan merupakan media yang baik untuk pertumbuhan bakteri. (Bertha, 2002).
2.3.4 Cara Mengatasi Mastitis
Kurangi resiko mastitis dengan
- Tidak mengenakan BH atau pakaian yang tepat menekan saluran susu dan menghambat aliran susu.
- Menyusui sesering bayi anda menginginkannya.
- Dengan membiarkan pada waktu menyusui terlalu lama, saluran susu dapat tersumbat saat pertama kali bayi tidur semalaman tanpa menyusui.
(Pitaloka, 2001)
2.3.5 Cara Pengobatan
Pengobatan yang tepat dengan pemberian antibiotika, mintalah pada dokter antibiotika yang baik dan aman untuk ibu yang menyusui, selain itu bila badan terasa panas, ibu dapat minum obat turun panas, kemudian untuk bagian payudara yang terasa keras dan nyeri, dapat di kompres dengan menggunakan air dingin untuk mengurangi rasa nyeri.
Bila tidak tahan nyeri, dapat meminum obat penghilang rasa sakit, istirahat yang cukup amat perlu mengembalikan kondisi tubuh menjadi sehat kembali. Di samping itu makan dan minum yang bergizi, minum banyak air putih juga akan membantu menurunkan demam, biasanya rasa demam dan nyeri itu akan hilang dalam dua atau tiga hari dan ibu akan mampu beraktivitas seperti semula.
(Newman, 2008).
0 comments:
Posting Komentar