1. Pendahuluan
Asuhan tidak hanya diberikan kepada ibu, tapi juga sangat diperlukan oleh Bayi baru Lahir (BBL). Walaupun sebagian besar proses persalinan terfokus pada ibu, tetapi karena proses tersebut merupakan pengeluaran hasil kehamilan (Bayi) maka penatalaksanaan persalinan baru dapat dikatakan berhasil apabila selain ibunya, bayi yang dilahirkan juga berada dalam kondisi yang optimal. Memberikan asuhan segera, aman, dan bersih untuk BBL merupakan bagian esensial asuhan BBL (Buku panduan praktis Pel Kes Maternal Neonatal)
2. Pengertian
Bayi baru lahir adalah bayi yang baru lahir,berusia 0 – 28 hari. BBL digolongkan menjadi 2 yaitu :
1. Bayi Baru Lahir (BBL) normal
Yaitu BBL dengan berat badan lahir antara 2500 – 4000 gram dengan usia kehamilan ibu 37 – 40 minggu
2. BBL resiko tinggi yaitu :
a. BBL dari kehamilan risiko tinggi
b. BBL dengan BB < 2500 gram dan atau > 4000 gram
c. BBL dengan usia kehamilan < 37 minggu dan atau > 42 minggu
d. BBL yang BB lahir kurang dari BB menurut usia kehamilan (IDER)
e. Nilai APGAR < 7
f. BBL dengan infeksi intrapartum, trauma lahir, atau kelainan kongenital
g. BBL dari keluarga problem sosial
BBL memerlukan penyesuaian fisiologis berupa maturasi, adaptasi dan toleransi bagi BBL (nenatus) untuk dapat hidup dengan baik.
Perawatan Neonatus Essensial
Secara umum WHO menyimpulkan bahwa kesehatan BBL sangat ditentukan pelayanan kesehatan yang didasari oleh beberapa prinsip perawatan, baik yang dilakukan dirumah maupun di fasilitas kesehatan neonatal yaitu :
1. Persalinan yang bersih dan aman
Bersih artinya proses persalinannya yang berlansung denga prinsip 3 bersih yaitu bersih alat, bersih tempat, dan bersih tenaga kesehatan. Aman artinya persalinan dapat dilakukan oleh petugas kesehatan atau dukun bayi sesuai dengan resiko bayi dan kewenangan yang dimiliki oleh dukun atau petugas kesehatan.
2. Dimulainya pernapasan spontan
BBL harus mampu bernafas spontan. Pemberian oksigen melalui plasenta sudah tidak ada lagi, agar bayi tidak mengalami asfiksia pada waktu lahir dapat dicegah dengan cara membersihkan jalan nafas, bila perlu dengan memberikan dukungan ventilasi pernapasan buatan (mulut ke mulut, instubasi, endotrakheal)
3. Mempertahankan suhu tubuh dan mencegah hipotermi (APN,revisi 2007)
Didalam rahim janin mendapatkan suhu yang optimal (suhu lingkungan yang optimal) maka segera setelah lahir harus tetap dalam lingkungan yang optimal, agar tidak terjadi hipotermi yang dapat menimbulkan berbagai gangguan bahkan kematian.
Hipotermi dapat dicegah dengan menempatkan BBL didekapan ibunya, menunda memandikan bayi sampai suhu stabil
4. Menyusui segera setelah lahir (APN,revisi 2007)
Dengan memberikan ASI segera setelah lahir akan memberikan kehangatan pada bayi dan dampak positif dari proses laktasi itu sendiri
5. Pencegahan dari keadaan sakit dan penyakit
Untuk mencegah agar bayi tidak sakit atau kena penyakit / infeksi, maka setelah persalinan yang bersih harus dilanjutkan dengan perawatan bayi yang bersih dan menjaga lingkungan yang dengan perawatan bayi yang bersih dan menjaga lingkungan yang bersih. Pencegahan penyakit dimasa mendatang dapat dilakukan dengan memberikan imunisasi sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan oleh Dep.Kes RI maupun imunisasi anjuran.
Dengan perawatan neonatal esensial diatas, diharapkan bayi akan selamat dan berhasil melalui proses adaptasi pada awal kehidupannya.
Pada dasarnya, BBL dalam keadaan kotor baik oleh karena cairan ketuban, lendir, darah, atau bahkan lemak. Tetapi untuk mencegah hypotermi sebaiknya bidan tidak langsung memandikan bayi dalam jam-jam pertama. Bayi dimandikan setidaknya 6 jam setelah lahir supaya tidak terjadi Hypotermi yang sangat membahayakan kesehatan bayi baru lahir.(APN,revisi 2007)
3. Gambaran Klinis
Bayi Baru Lahir (BBL) mengalami perubahan fisiologis antara lain
1. Pernapasan
Pernafasan BBL pertama kali terjadi setiap 30 detik sesuai kelahirannya, pernapasan ini terjadi sebagai akibat normal dari SSP perifer yang dibantu beberapa rangsangan lain seperti hypoxia, sentuhan dan perbedaan suhu dari dalam rahim dan diluar rahim hingga menyebabkan perangsangan pernapasan ditolak yang diteruskan untuk mengarahkan diafragma serta alat pernapasan.
2. Faeces
Faeces akan mulai keluar dalam waktu 24 jam. Faeces pada BBL disebut melanikum yang akan terus keluar sampai hari ke 2 atau ke 3. Bila mendapat ASI, feses akan berwarna kuning dan setengah padat.
3. Kulit
Kulit BBL diliputi vernik caseosa. BBL cukup bulan kulitnya akan halus dan lembut serta padat dengan sedikit desuamasi pada talapak tangan, kaki, dan selangkangan. Warna kulit BBL aterm yaitu jernih.
Tali pusat terdiri dari 2 arteri 1 vena, bila tidak ada dicurigai kelainan kongenital lainnya.
5. Berat Badan
Pada hari ke 2 dan ke 3 akan mengalami penurunan berat badan + 7 % tidak boleh lebih dari 10 % karena pemasukan dan pengeluaran belum seimbang pada hari ke – 10 berat badan akan mencapai berat badan lahir.
6. Panas Tubuh
Pusat pengatur panas mulai berkembang pada bulan terahir dalam masa featus. Ketika lahir pusat pengaturan ini belum stabil hingga belum dapat mempertahankan keseimbangan produksi panas dan pengeluaran panas dari tubuh.
7. Refleks
Refleks primitive dari BBL :
7.1 Moro Refleks
Bila bayi dikagetkan tiba-tiba akan terjadi refleks abduksi dan ekstensi lengan dan tangan terbuka diakhiri aduksi lengan.
7.2 Garis Refleks
Dapat timbul bila tangan dirangsang akan menggenggam
7.3 Walking Refleks
Dapat timbul bila telapak kaki diletakkan ditempat yang datar maka bayi bergerak seperti berjalan
7.4 Crossod extension Refleks
Bila satu tingkai dipegang pada posisi ekstensi pada lutut dan telapak kaki sisi yang sama digores dengan kuku pada tungkai yang lain akan berada pada posisi fleksi, eduksi, dan ekstensi
Rangsangan pada ujungn mulut yang mengakibatkan kepala menoleh kearah sisi rangsangan bibir bawah merendah menuju rangsangan dan lidah bergerak menuju rangsangan.
4. Pengkajian Kesehatan Pada BBL
4.1 Pengukuran nilai APGAR
a. nilai 7 – 10 normal
b. nilai 4 – 6 asfiksia ringan – sedang
c. nilai 0 – 3 asfiksia berat
APGAR score dinilai saat menit pertama lahir dan menit kelima untuk menilai hasil tindakan yang telah diberikan kepada bayi.
TABEL NILAI APGAR
Skor | 0 | 1 | 2 |
A (Appearance color / warna kulit) | Pucat | Badan merah, extermitas biru | Seluruh tubuh kemerahan |
P (Puls heart rate / frekuensi jantung) | Tidak ada | < 100 x/menit | > 100 x/ Menit |
G (Grimace/ reaksi terhadap jantung ) | Tidak ada | Sedikit gerakan mimik | Menangis batuk/bersin |
A (Activity / tonus otot) | Lumpuh | Extermitas dalam fleksi sedikit | Gerakan aktif |
R (Respiration / pernapasan) | Tidak ada | Lemah, tidak teratur | Menangis kuat |
4.2 Pengukuran BB, PB, lingkar dada, lingkar kepala, lingkar lengan atas.
4.3 Pemeriksaan fisik
4.3.1 BB, PB
4.3.2 Kepala
a. Lingkar kepala 31 -35 cm
b. Perdarahan kulit kepala
c. Caput succadenium / cephal hematoma
d. Hydrocephalus / anencephalus
4.3.3 Mata
a. Strabismus
b. Glenorhoe
c. Perdarahan konjungtiva
4.3.4 Hidung
a. Sabiopalato schizis
b. Refleks menghisap
c. Memalingkan kepala kearah buah dada bila pipi disentuhkan
4.3.5 Leher
a. Pembengkakan atau tumor
4.3.6 Dada
a. Bentuk dada
b. Pernapasan
c. Jantung (bunyi jantung)
4.3.7 Perut
a. Penonjolan sekitar tali pusat saat menangis
b. Bentuk
0 comments:
Posting Komentar