KUMPULAN KTI KEBIDANAN DAN KTI KEPERAWATAN

Bagi mahasiswi kebidanan dan keperawatan yang membutuhkan contoh KTI Kebidanan dan keperawatan sebagai rujukan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah bisa mendapatkannya di blog ini mulai dari BAB I, II, III, IV, V, Daftar Pustaka, Kuesioner, Abstrak dan Lampiran. Tersedia lebih 800 contoh kti kebidanan dan keperawatan. : DAFTAR KTI KEBIDANAN dan KTI KEPERAWATAN

IBU NIFAS DENGAN PERDARAHAN POSTPARTUM PRIMER KARENA SISA PLASENTA

Senin, 16 Januari 2012


POST PARTUM HEMORAGI PRIMER KARENA SISA PLASENTA

A.     DEFINISI
Definisi perdarahan post partum menurut buku Sinopsis Obstetri Fisiologi & Patologi, Prof.Dr. Rustam Mochtar yaitu perdarahan yang terjadi lebiuh dari 500-600 ml dalam zasa 24 jam pertama setelah anak lahir.
Menurut waktu terjadinya dibagi atas dua bagian :
  1. Perdarahan postpartum primer (early postpartum hemorage)
Ialah perdarahan lebih dari 500 cc yang terjadi dalam 24 jam pertama setelah anak lahir.
  1. Perdarahan postpartum sekunder (late postpartum hemorage)
Ialah perdarahan lebih dari 500 cc yang terjadi setelah 24 jam pertama setelah anak lahir, biasanya antara hari ke 5 sampai 15 hari postpartum.
Perdarahan postaprtum merupakan penyebab perdarahan bidang obstetrik yang paling sering. Sebagai penyebab langsung kematian maternal, perdarahan psotpartum merupakan ¼ penyebab kematian akibat perdarahan.

B.     ETIOLOGI
Menurut buku Sinopsis Obstetri Fisiologi & Patologi, Prof.Dr. Rustam Mochtar, hal-hal yang menyebabkan perdarahan post aprtum adalah :
1). Atonia uteri;2). Perlukaan jalan lahir;3). Terlepasnya sebagaian plasenta dari uterus;4). Tertinggalnya sebagian plasenta umpamanya kotiledon atau plasenta suksentriata.
Berdasarkan penyebabnya diperoleh sebaran sebagai berikut :
1) Atonia uteri        50  % - 60 %
2) Retensio plasenta 16 % - 17 %
3) Sisa plasenta 23 % - 24%
4) Laserasi jalan lahir 4 % - 5%
5) Kelainan darah 0,5 % - 0,8%
Plasenta suksentriata menurut WHO dalam Modul Hemoragi Postpartum ialah lobus yang tambahan dari jaringan plasenta yang terletak dalam selaput ketuban kantung janin dengan pembuluh darah yang menuju plasenta utama.
Belahan seperti itu kemungkinan akan tertinggal dalam uterus setelah kelahiran plasenta utama dan dapat meningkatkan resiko perdarahan yang parah. Jika ada lubang pada selaput ketuban dengan pembuluh darah berada di dalamnya, maka bidan akan mengetahui bahwa ada potongan lobus ekstra, bukan kepingan selaput ketuban yang tertinggal.

Bagan.Identifikasi masalah hemoragi postaprtum primer menurut buku Modul Hemoragi Postpartum safe Motherhood,EGC.

C.     DIAGNOSIS
Pada tiap-tiap perdarahan postpartum harus dicari apa penyebabnya. Secara ringkas membuat diagnosis adalah seperti bagan berikut :
Right Arrow Callout: 1. Palpasi uterus :bagaimana  kontraksi & TFUnya
2. Memeriksa palsenta& ketuban : apakah lengkap/tidak
3. Lakukan eksplorasi kavum uteri untuk mencari :
a. Sisa ketuban dan plsenta (plasenta suksentriata)
b. Robekan rahim.
4. Inspekulo: untuk melihat robekan pada serviks, vagina dan varises yang pecah.
5. Pemeriksaan laboratorium:
a. Pemeriksaan darah
b. Hemoglobin 
c. Clot Observation Test
Cloud Callout: 1. Atonia uteri 
2. Sisa-sisa plasenta & ketuban 
3. Robekan jalan lahir 
4. Penyakit darah (Kelainan pembekuan darah)
 











Sumber. buku Sinopsis Obstetri Fisiologi & Patologi, Prof.Dr. Rustam Mochtar.

D.     KEADAAN YANG MENAMBAH RISIKO TERJADINYA PERDARAHAN POSTAPRTUM
Keadaan umum yang menambah risiko terjadinya perdarahan postpartum menurut buku Sinopsis Obstetri Fisiologi & Patologi, Prof.Dr. Rustam Mochtar ialah :
1). Regangan uterus yang berlebihan
      Misalnya pada hydramnion dan kehamilan ganda.
2). Keadaan umum yang lemah, misalnya anemia.
3). Partus lama atau persalinan sulit (distosia)
4). Riwayat persalinan dengan perdarahan postpartum.

E.      PRINSIP-PRINSIP PENATALAKSANAAN PERDARAHAN POSTAPRTUM
Prinsip-prisnip penatalaksanaan PPH menurut WHO dalam Modul Hemoragi Postpartum yakni :
1). Kecepatan
2). Keterampilan
3). Prioritas.
F.      TUJUAN PENATALAKSANAAN PERDARAHAN POSTPARTUM
Tujuan penatalaksanaan perdarahan postpartum menurut WHO dalam Modul Hemoragi Postpartum ialah untuk mempertahankan kehidupan dan kesehatan maternal.

G.     PRIORITAS & PENATALAKSANAAN PERARAHAN POSTPARTUM
Prioritas & penatalaksanaan perarahan postpartum menurut buku Modul Hemorragi Postpartum ialah :
1). Tentukan diagnosa
2). Agar perdarahan berhenti, uterus harus dibuat berkontraksi dengan masase uterus dan keluarkan bekuan darah.
3). Kosongkan kandung kemih ibu jika kandung kemih ibu penuuh, karena kandung kemih yang penuh dapat mengurangi kontraksi uterus.
4). Kaji kondisi pasien(denyut nadi, tekanan darah, warna kulit, kesadaran, tonus, uterus) dan perkirakan banyaknya darah yang keluar.
5). Perbaiki keadaan umum dengan memasang infus menggunakan cairan normal salin atau natrium laktat karena cairan tersebut dapat diberikan dengan cepat, maka volume, tekanan dan sirkulasi darah dapat pertahankan.
6). Ambil darah untuk pemeriksaan hemoglobin, golongand arah dan pencocokan silang.
7). Pada kasus syok parah, gunakan plasma ekspander atau transfusi darah yang tersedia.
Keuntungan menggunakan plasma ekspander dibandingkan cairan IV lainnya adalah :
1.      Plasma ekspander tetap berada dalam pembuluh darah (cairan lain dapat meresap ke jaringan)
2.      Cairan ini menarik cairan lain dari jaringan ke pembuluh darah.
8). Kuretase oleh Dokter
9). Pemberian uterotonik.
 10). Jika ada indikasi bahwa mungkin terjadi infeksi yang diikuti dengan demam, menggigil, rabas vagina berbau busuk, segera berikan antibiotika spectrum luas :
Benzilpenisilin 5 juta IU IV kemudian 2 juta IU setiap 6 jam +gentamisin 100 mg stat IM, kemudian 80 mg tiap 8 jam+metronidazol 400 atau 500mg secara oral setiap 8 jam.
Atau –
Ampisilin 1 g IV diikuti 500 mg secara IM setiap 6 jam+metronidazol 400 mg atau 500 mg secara oral setiap 8 jam
Atau –
Benzilpenisilin 5 juta IU IV kemudian 2 juta IU tiap 6 jam+gentamisin 100 mg stat IM lalu 80 gr tiap 6 jam.
Atau –
Benzilpenisilin 5 juta IU IV kemudian 2 juta IU tiap 6 jam+kloramfenikol 500 mg secara IV tiap 6 jam.
 11). Jangan pernah meninggalkan pasien sendiri sampai :
1.   Perdarahan telah terkendali
2.   Kondisi umum lainnya bagus.
H.     PEMERIKSAAN
1). Tenaga profesional perawat kesehatan yang terlatih akan :
      1. Menelusuri uterus dengan lembut
      2. Mengeluarkan sisa plasenta pada uterus.
2). Pantau kondisi pasien secara seksama selama 24-48 jam, meliputi :
      1. Memeriksa bahwa uterus kenyal & berkontraksi dengan baik
      2. Darah yang hilang, suhu, denyut nadi & tekanan darah
      3. Kondisi umum (misalnya; kepucatan, tingkat kesadaran)
      4. Asupan cairan & haluaran urine
      5. Melakukan pencatatan yang akurat.
3). Sediakan asuhan keperawatan yangbaik, antara lain :
      1. Kenyamanan fisik & hygiene
      2. Dukungan emosional
      3. Melakukan instruksi medis
      4. Melaporkan tiap perubahn pada dokter.


DAFTAR PUSTAKA
Prawirohardjo,Sarwono.2005.Ilmu Kebidanan.Jakarta.Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo (YBPSP).
Safe Motherhood. Modul Hemoragi Postpartum-Materi Pendidikan Kebidanan/ WHO. 2001. Jakarta. EGC.
Mochtar,Rustam.1998.Sinopsis Obstetri: Obstetri Fisiologi,Obstetri Patologi. Jakarta. EGC.
Sastrawinata,Sulaiman. 1987. Obstetri Patologi. Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran. Jakarta.
Manuaba,Ida Bagus. 1998. Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta. EGC.

Kunjungi : Download KTI Kebidanan dan Keperawatan

0 comments:

Posting Komentar