1. Pengertian Gumoh
Gumoh adalah keluarnya kembali sebagian susu yang telah ditelan melalui mulut dan tanpa paksaan, beberapa saat setelah
minum susu (Depkes RI, 2003).
Gumoh mengeluarkan cairan makanan atau minuman sesudah ia makan atau minum susu (Kinbaby, 2008, Tips Kesehatan Bayi dan Balita, ,
http://www.Skripstikes.com, diperoleh tanggal 6 Nopember 2008)
Gumoh adalah memuntahkan kembali
ASI yang
diminumnya
dalam juumlah sedikit sampai cukup banyak (Bonny Danuatmadja, 2008)
Gumoh terjadi seperti ilustrasi air
yang mengalir kebawah, bisa
sedikit (seperti meludah) atau cukup banyyak. Bersifat pasif
dan spontan. Sedangkan muntah lebih cenderung dalam jumlah banyak dan dengan kekutanndan atau tanpa kontraksi lambung
(Erlina, 2008, Bayi
gumoh atau muntah, ,
http://www.Pediatric.com diperoleh
tanggal 4 Nopember 2008).
Gumoh adalah mudah keluarnya makanan atau susu yang ditelan melalui mulut atau hidung setelah makan (Arteria, 2007, Cara Mengatasi Bayi Yang Sering Gumoh,
, http://wwwPediatric.com diperoleh tanggal 4 Nopember 2008)
a. ASI atau susu yang diberikan
melebihi kapasitas lambung.
Lambung yang penuh juga bisa bikin bayi gumoh. Ini terjadi karena makanan yang terdahulu
belum sampai ke usus, sudah diisi makanan lagi. Akibatnya si bayi muntah. Lambung bayi punya kapasitas sendiri.
b. Posisi Menyusui
Seiring ibu bisa menyusui sambil tiduran dengan posisi miring sementara si bayi
tidur telentang. Akibatnya, cairan tersebut tidak masuk ke saluran pencernaan, tetapi kesaluran napas, bayi pun gumoh.
c. Klep penutup lambung berfungsi sempurna
Dari mulut, susu akan masuk kesaluran pencernaan atas, baru kemudian kelambung. Diantara kedua organ tersebut terdapat klep penutup lambung. Pada bayi, klep ini biasanya belum berfungsi sempurna.
d. Fungsi pencernaan bayi dengan peristaltik (gelombang kontraksi
pada dinding lambung dan usus) untuk makanan dapat masuk dari saluran pencernaan ke
usus masih belum sempurna
e. Terlalu aktif
Misalnya pada saat bayi
menggeliat atau pada saat bayi terus menerus menangis. Ini akan membuat tekanan didalam perutnya tinggi, sehingga
keluar dalam bentuk muntah atau gumoh.
Menangis yang berlebihan seperti
ini membuat udara yang
tertelan
juga berlebihan, sehingga sebagian isi perut sikecil akan keluar. Memang, bisa jadi bayi anda menangis karena tidak bisa menelan susu dengan sempurna. Jika sudah begini, jangan teruskan pemberian ASI, takutya susu justru masuk kedalam saluran napas dan menyumbatnya.
g. Gangguan sfingter
Pada saluran pencernaan itu
ada saluran makanan (oesofagus) yang berawal dari tenggorokan sampai lambung. Pada saluran menuju lambung ada semacam klep atau katup
yang
dinamakan sfingter. Fungsinya untuk mencegah keluarnya kembali makanan yang sudah masuk kelambung.
Umumnya sfingter pada bayi
belum bagus dan akan membaik dengan sendirinya sejalan bertambahnya usia. Umumnya diatas usia 6 bulan, namun adakalanya di usia itupun sibayi
masih
mengalami
gangguan. Jadi sifatnya
sangat bervariasi.
Tentunya kalau sfingter
tidak
bagus, maka makanan yang masuk
kelambung bisa keluar
lagi. Gejalanya biasa kalau pada
bayi akan lebih sering gumoh, terutama sehabis disusui. Apalagi bila ia
ditidurkan dengan posisi telentang. Karena cairan selalu mencari tempat yang paling rendah.
a. Beri susu yang lebih kental
Salah satu terapi mengatasi
gumoh berlebih adalah dengan memberinya
susu khusus yang telah dikentalkan (thickening). Dengan pengentalan tersebut, diharapkan aliran balik/
muntah tidak
terjadi karena gaya gravitasi. Karena susu kental lebih
berat
sehingga lebih sulit dimuntahkan. Tetapi pengenalan ini
harus dilakukan dengan perhitungan-perhitungan
tertentu
dan tidak boleh
dilakukan
sembarangan
membuat gumoh bayi semakin menjadi-jadi.
b. Posisi Menyusui
1. Memegang bayi dengan posisi menimang
Posisi tradisional disebut sebagai posisi menimang atau
posisi menimang. Untuk melakukannya, topang bayi anda dengan lengan pada posisi yang sama dengan payudara yang anda
susukan kepadanya. Dekatkan tangan
sebelah
atas
anda ketubuh anda. Posisikan kepala bayi anda disiku, topang badannya dengan lengan depan anda dan pegang bokong atau
pahanya. Tangannya mungkin diposisikan disekitar tubuh anda ditempelkan dibawah tubuhnya supaya tidak keluar. Begitu dia sudah ditopang dengan benar,
putar
lengan bagian depan anda
sehingga seluruh tubuhnya menghadap keanda. Pinggulnya harus menempel di perut anda dan mulutnya sejajar dengan putting susu anda. Sekarang anda bisa mendekatkan
mulut bayi anda keputing
susu anda (bukan putting susu anda yang didekatkan ke mulutnya) tanpa harus membuatnya menolehkan
kepalanya kesamping.
Penting
untuk
tetap mensejajarkan kepala
bayi
anda dengan anggota badannya yang lain tidak menoleh kesamping.
Pada posisi ini, lengan anda menopang bokongnya dan bokongnya tetap berada di lekukan lengan anda atau bantal yang terletak dipangkuan anda. Sekali lagi, putar posisi tubuh bayi anda sehingga wajah dan mulutnya sejajar dengan puting susu anda ini merupakan posisi yang baik bagi bayi yang kesulitan menetek, karena anda
bisa lebih mudah memindahkan posisi kepalanya keposisi yang lebih baik dengan cara memegang
bagian belakang lehernya diantara ibu jari dan jari-jari anda.
3. Memegang bayi dengan posisi bersarang
Pada posisi bersarang,
bayi
anda dipegang dengan cara yang hampir sama dengan cara anda memegang sebuah tas
lengan, disamping payudara yang akan anda gunakan dengan posisi
kepala didekat payudara anda.
Posisikan tubuhnya berseberangan dengan posisi anda, dibawah lengan anda. Lengan bagian depan anda
harus menopang punggung sebelah atas, leher dan kepala kakinya membentang dibelakang anda atau,
jika anda
duduk dikursi, anda bisa menempatkan bokongnya dibelakang kursi dan menekuk
kakinya lurus keatas. Terakhir, letakkan bantal dibawah siku anda
untuk menopang dan menjaga kepala bayi anda sejajar dengan payudara anda.
4. Memegang bayi dengan posisi berbaring
Pada posisi berbaring, anda berbaring dengan posisi miring dengan menggunakan satu
atau lebih bantal dibelakang punggung anda dan dibawah
kepala untuk menopang tubuh anda (sebuah bantal yang ditempatkan diantara kedua lutut anda mungkin akan membuat anda merasa lebih nyaman). Jaga agar punggung dan pinggul anda tetap lurus. Pegang
bayi anda dengan lembut pada sisi sampingnya sehingga
dia menghadap anda dengan mulut yang menempel pada
puting susu anda dan tangan anda disekitarnya. Topang payudara anda dengan tangan anda yang satunya sambil membimbing bayi yang lebih dekat dengan tangan yang menopang tubuhnya.
c. Buat Bersendawa
- Posisi Benar Menyendawakan Bayi
1. Bila posisi
menyusui di tempat tidur,
angkat tubuh
bayi dengan cara memegang
bagian tubuh bawah dan tubuh atas antara bahu dan kepala bayi. Dengan demikian posisi bayi mantap, tidak bergerak-gerak
2. Lalu angkat tubuhnya agar berdiri tegak
3. Tempelkan dagu bayi pada bahu ibu. Jangan sampai kepalanya tertutup badan ibu. Kemudian tepuk-tepuk bagian punggung bayi dengan menggunakan dua jari.
4. Bisa juga dengan tidak menempelkan kebahu ibu, asalkan tetap dalam posisi tegak.
- Posisi Yang Salah Menyendawakan Bayi
1. Posisi memegang bayi tidak mantap, hanya bagian punggung dan bawahnya.
Padahal leher bayi belum tegak benar sehingga bisa terjadi resiko terkilir.
2. Mengangkat bayi untuk
memindahkan
keposisi
berdiri tegak dengan satu tangan, tidak dibenarkan karena memungkinkan resiko terlepas.
3. Menempelkan tubuh bayi kebadan ibu tanpa memperhatikan apakah kepalanya tertutup tubuh atau tidak. Selain itu, kepala bayi tidak disangga.
4. Saat menyendawakan anak sambil duduk, kadang ibu tidak memperhatikan
posisi tubuh sibayi. Seharusnya tidak dalam posisi mendatar seperti ini,
karena minuman yang masuk sehabis menyusui akan keluar kembali.
d. Biarkan saja jika bayi mengeluarkan gumoh dari hidungnya
Hal ini
justru lebih baik dari pada cairan dihirup dan masuk kedalam paru-paru karena bisa menyebabkan raang atau infeksi. Muntah pada bayi bukan cuma keluar dari mulut, tapi juga bisa dari hidung. Hal ini terjadi karena mulut, hidung, dan tenggorokannya punya saluran yang berhubungan. Pada saat muntah, ada
sebagian yang keluar dari
mulut dan sebagian lagi dari hidung. Mungkin karena muntahnya banyak dan tidak semuanya
bisa
keluar
dari
mulut,
maka
cairan itu
mencari jalan keluar
lewat hidung.
e. Hindari memberikan ASI/ susu ketika bayi sangat lapar
Karena
bayi akan tegesa–gesa saat
minum sehingga akan menimbulkan udara masuk.
f. Check lubang dot yang anda gunakan untuk memberikan ASI/ susu
Jika
lubang terlalu
kecil akan
meningkatkan udara
yang
masuk.
Jika terlalu besar, susu akan mengalir dengan cepat yang bisa memungkinkan bayi anda gumoh.
4. Neonatal Dini
Masa neonatal dini atau bayi baru lahir adalah dimulai dari usia 0-7 hari (Sritanti,
2005). Neonatal dini atau bayi baru lahir adalah dimulai dari usia 0-7 hari (Nursalam,
dkk, 2005).
Neonatal dini adalah di mulai usia 0-7 hari (Khomsan, 2008, Masalah Pemberian
Nopember 2008).