Segera
susui bayi maksimal setengah jam pertama setelah persalinan. Hal ini merupakan
titik awal yang penting apakah bayi nanti akan cukup mendapatkan ASI atau
tidak. Ini di dasari oleh peran hormon pembuat ASI, antara lain hormon prolaktin.
Hormon prolaktin dalam peredaran darah ibu akan menurun setelah satu jam
persalinan yang disebabkan oleh lepasnya plasenta.
Sebagai
upaya untuk tetap mempertahankan prolaktin untuk terus memproduksi ASI.
Kosongnya simpanan ASI mengakibatkan semakin besar produksinya untuk mengisi
ketika “lumbung” ASI yang kosong dan hornon prolaktin akan terus tinggi dalam
peredaran darah. Apabila bayi tidak menghisap puting susu pada setengah jam
persalinan, hormon prolaktin akan turut dan sulit merangsang sehingga ASI baru
akan keluar pada hari ketiga atau lebih. (Hubertin Sri. 2004)
Faktor
pendukung yang menyebabkan produksi ASI berkurang atau ASI tidak keluar saat
ibu menyusui :
1.
Perasaan / emosi (psikologis ibu)
Perasaan ibu dapat menghambat dan meningkatkan pengeluaran oksitoksin.
Seperti perasaan takut, gelisah, marah, sedih, cemas, kesal, malu atau nyeri
hebat akan mempengaruhi refleks oksitoksin yang akhirnya menekan pengeluaran
ASI. Sebaliknya perasaan ibu yang bahagia, senang, bangga, memeluk dan mencium
bayinya dapat meningkatkan pengeluaran ASI.
2.
Dukungan suami
maupun keluarga lain dalam rumah akan sangat membantu berhasilnya
seorang ibu untuk menyusui.
3.
Isapan bayi yang tidak sempurna atau puting susu yang
sangat kecil. Hal ini membuat produksi hormon prolaktin dan hormon oksitoksin
akan terus menurun dan produksi ASI akan terhenti.
4.
Cara menyusu ang tidak tepat, tidak dapat mengosongkan
payudara dengan benar yang akan menurunkan produksi ASI.
5.
Semakin cepat memberi tambahan susu pada bayi akan
menyebabkan daya isap berkurang, karena bayi mudah merasa kenyang bayai akan
malas menghisap puting susu.
6.
Penggunaan dot dan empongan dapat mengurangi daya isap
bayi.
7.
Ibu perokok berat produksi ASI-nya akan berkurang
demikian pula dengan pil KB yang mengandung estrogen tinggi akan menurunkan
produksi ASI.
8.
Ibu yang asupan nutrisinya kurang dan sedikit minum.
Adakalanya
bayi enggan atau menolak untuk menyusu,
kaji bagaimana cara ibu memposisikan dan menggendong bayi payudara,
mendorong kepala bayi ke payudara dapat mengakibatkan bayi menolak untuk
disusui. (Riordan Jan. 2000)
Penyebab lain
dari bayi yang enggan menyusu adalah :
1.
Bayi pilek, sehingga waktu menyusu sulit bernafas.
2.
Bayi sariawan, sehingga nyeri waktu menghisap.
3.
Bayi ditinggal lama karena ibu sakit / bekerja.
4.
Bayi bingung puting.
5.
Bayi dengan tali lidah pendek.
6.
Tekhnik menyusu yang salah.
7.
ASI yang kurang lancar.
8.
Pemberian makanan tambahan terlalu dini.
9.
Adanya faktor saat kelahiran, misalnya : asfeksia,
ikterus.
Bayi
tidak mau menyusu, mengakibatkan air susu terbendung pada payudara. Sejak hari
ketiga setelah persalinan, ketika ASI secara normal dihasilkan, payudara
menjadi sangat penuh. Hal ini bersifat fisiologis dan dengan penghisapan yang
efektif dan pengeluaran ASI oleh bayi. Rasa penuh tersebut pulih dengan cepat.
Namun dapat berkembang dengan cepat menjadi bendungan, pada bendungan, payudara
terisi sangat penuh, dengan ASI dan cairan jaringan. Aliran vena dan limfatik
tersumbat, aliran susu menjadi terhambat dan tekanan pada saluran ASI dengan
alveoli meningkat. Payudara menjadi bengkak dan edematus. (Sarwona
Prawiroharjo. 2001)
Tanda payudara
terbendung
1.
Membesar
2.
Membengkak terlihat mengkilat
3.
Puting susu teregang dan menjadi rata.
4.
ASI tidak mengalir dengan mudah dan bayi sulit
mengenyut
5.
Kadang-kadang menjadi demam dan hilang dalam 24 jam
Penatalaksanaan
1.
Menjelaskan kepada ibu dan suami keadaan ibu saat ini
Memberitahu kepada ibu dan suami sehingga ibu mengetahui bagaimana
keadaan kesehatan ibu sehingga ibu dapat menjaga kesehatannya secara optimal
untuk mencapai keadaan prima
2.
Jelaskan pada ibu cara mengurangi nyeri sebelum dan
sesudah menyusui.
Mengurangi nyeri sebelum meneteki dengan kompres hangat pada dada.
Mengurangi nyeri setelah meneliti dengan kompres dingin pada dada.
3.
Jelaskan pada ibu tentang post natal breask care.
Agar laktasi tetap lancar dan terhindar dari kesulitan dalam menyusui
maka perawatan payudara sangat perlu dilakukan.
Dengan tangan yang sudah dilicinkan dengan sedikit minyak lakukan
pengurutan dengan 3 macam cara :
1)
Tempatkan kedua telapak tangan diantara kedua payudara
kemudian urut arah atas, samping, ke bawah dan melintang hingga tangan
menyangga payudara.
2)
Telapak tangan kiri menopang payudara kiri dan jari
tangan saling dirapatkan, sisi kelingking tangan mengurut payudara kiri dan
pangkol ke arah puting demikian pula dengan payudara kanan.
3)
Telapak tangan menopang payudara seperti pada cara ke 2
kemudian jari tangan kanan dikepalkan, dengan buku-buku jari tangan kanan
mengurut dari pangkal ke arah puting lakukan pengurutan berturut-turut 30 kali.
4)
Rangsang payudara dengan air hangat dan air dingin yang
mengompres.
4.
Jelaskan pada ibu cara menyusui yang benar.
Menyusui bayi dengan posisi menempel yang baik, dengarkan suara menelan
yang aktif dapat meningkatkan suplai ASI. Susui bayi di tempat tenang dan
nyaman.
5.
Anjurkan pada ibu untuk menyusui bayinya.
ASI merupakan makanan terbaik bagi bayi, yang memberikan gizi dan kalori
yang di perlukan bayi, sehingga bayi mendapatkan kenaikan BB, secara normal.
Dengan menyusui bayi ibu lebih cepat memulihkan keadaanya, mencegah terjadi Ca.
Mamae, lebih meningkatkan ikatan ibu dan bayi.
6.
Anjurkan ibu untuk menggunakan BH yang menopang payudara.
7.
Anjurkan ibu untuk banyak mengkonsumsi sayur dan buah.
8.
Anjurkan ibu untuk banyak minum
9.
Beri obat
Paracetamol mampu mengurangi nyeri dan panas tubuh ibu.
DAFTAR
PUSTAKA
Purwanti, Hubertin Sri.
2004. Konsep Penerapan ASI Eksklusif,
Jakarta : EGC
Riordan Jan dan Kathleen.
2000. Menyusui dan Laktasi, Jakarta : EGC
Neilson, Joan. 1993. Cara Menyusui yang Baik. Jakarta : Arcan
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.
2001. Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta :
JHPKKR-POEL
0 comments:
Posting Komentar