KUMPULAN KTI KEBIDANAN DAN KTI KEPERAWATAN

Bagi mahasiswi kebidanan dan keperawatan yang membutuhkan contoh KTI Kebidanan dan keperawatan sebagai rujukan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah bisa mendapatkannya di blog ini mulai dari BAB I, II, III, IV, V, Daftar Pustaka, Kuesioner, Abstrak dan Lampiran. Tersedia lebih 800 contoh kti kebidanan dan keperawatan. : DAFTAR KTI KEBIDANAN dan KTI KEPERAWATAN

IBU NIFAS DENGAN ASI TIDAK KELUAR, BAYI TIDAK MAU MENYUSUI

Jumat, 22 Juni 2012


Segera susui bayi maksimal setengah jam pertama setelah persalinan. Hal ini merupakan titik awal yang penting apakah bayi nanti akan cukup mendapatkan ASI atau tidak. Ini di dasari oleh peran hormon pembuat ASI, antara lain hormon prolaktin. Hormon prolaktin dalam peredaran darah ibu akan menurun setelah satu jam persalinan yang disebabkan oleh lepasnya plasenta.
Sebagai upaya untuk tetap mempertahankan prolaktin untuk terus memproduksi ASI. Kosongnya simpanan ASI mengakibatkan semakin besar produksinya untuk mengisi ketika “lumbung” ASI yang kosong dan hornon prolaktin akan terus tinggi dalam peredaran darah. Apabila bayi tidak menghisap puting susu pada setengah jam persalinan, hormon prolaktin akan turut dan sulit merangsang sehingga ASI baru akan keluar pada hari ketiga atau lebih. (Hubertin Sri. 2004)
Faktor pendukung yang menyebabkan produksi ASI berkurang atau ASI tidak keluar saat ibu menyusui :
1.      Perasaan / emosi (psikologis ibu)
Perasaan ibu dapat menghambat dan meningkatkan pengeluaran oksitoksin. Seperti perasaan takut, gelisah, marah, sedih, cemas, kesal, malu atau nyeri hebat akan mempengaruhi refleks oksitoksin yang akhirnya menekan pengeluaran ASI. Sebaliknya perasaan ibu yang bahagia, senang, bangga, memeluk dan mencium bayinya dapat meningkatkan pengeluaran ASI.
2.      Dukungan suami  maupun keluarga lain dalam rumah akan sangat membantu berhasilnya seorang ibu untuk menyusui.
3.      Isapan bayi yang tidak sempurna atau puting susu yang sangat kecil. Hal ini membuat produksi hormon prolaktin dan hormon oksitoksin akan terus menurun dan produksi ASI akan terhenti.
4.      Cara menyusu ang tidak tepat, tidak dapat mengosongkan payudara dengan benar yang akan menurunkan produksi ASI.
5.      Semakin cepat memberi tambahan susu pada bayi akan menyebabkan daya isap berkurang, karena bayi mudah merasa kenyang bayai akan malas menghisap puting susu.
6.      Penggunaan dot dan empongan dapat mengurangi daya isap bayi.
7.      Ibu perokok berat produksi ASI-nya akan berkurang demikian pula dengan pil KB yang mengandung estrogen tinggi akan menurunkan produksi ASI.
8.      Ibu yang asupan nutrisinya kurang dan sedikit minum.

Adakalanya bayi enggan atau menolak untuk menyusu,  kaji bagaimana cara ibu memposisikan dan menggendong bayi payudara, mendorong kepala bayi ke payudara dapat mengakibatkan bayi menolak untuk disusui. (Riordan Jan. 2000)

Penyebab lain dari bayi yang enggan menyusu adalah :
1.      Bayi pilek, sehingga waktu menyusu sulit bernafas.
2.      Bayi sariawan, sehingga nyeri waktu menghisap.
3.      Bayi ditinggal lama karena ibu sakit / bekerja.
4.      Bayi bingung puting.
5.      Bayi dengan tali lidah pendek.
6.      Tekhnik menyusu yang salah.
7.      ASI yang kurang lancar.
8.      Pemberian makanan tambahan terlalu dini.
9.      Adanya faktor saat kelahiran, misalnya : asfeksia, ikterus.

Bayi tidak mau menyusu, mengakibatkan air susu terbendung pada payudara. Sejak hari ketiga setelah persalinan, ketika ASI secara normal dihasilkan, payudara menjadi sangat penuh. Hal ini bersifat fisiologis dan dengan penghisapan yang efektif dan pengeluaran ASI oleh bayi. Rasa penuh tersebut pulih dengan cepat. Namun dapat berkembang dengan cepat menjadi bendungan, pada bendungan, payudara terisi sangat penuh, dengan ASI dan cairan jaringan. Aliran vena dan limfatik tersumbat, aliran susu menjadi terhambat dan tekanan pada saluran ASI dengan alveoli meningkat. Payudara menjadi bengkak dan edematus. (Sarwona Prawiroharjo. 2001)

Tanda payudara terbendung
1.      Membesar
2.      Membengkak terlihat mengkilat
3.      Puting susu teregang dan menjadi rata.
4.      ASI tidak mengalir dengan mudah dan bayi sulit mengenyut
5.      Kadang-kadang menjadi demam dan hilang dalam 24 jam

Penatalaksanaan
1.      Menjelaskan kepada ibu dan suami keadaan ibu saat ini
Memberitahu kepada ibu dan suami sehingga ibu mengetahui bagaimana keadaan kesehatan ibu sehingga ibu dapat menjaga kesehatannya secara optimal untuk mencapai keadaan prima
2.      Jelaskan pada ibu cara mengurangi nyeri sebelum dan sesudah menyusui.
Mengurangi nyeri sebelum meneteki dengan kompres hangat pada dada.
Mengurangi nyeri setelah meneliti dengan kompres dingin pada dada.
3.      Jelaskan pada ibu tentang post natal breask care.
Agar laktasi tetap lancar dan terhindar dari kesulitan dalam menyusui maka perawatan payudara sangat perlu dilakukan.
Dengan tangan yang sudah dilicinkan dengan sedikit minyak lakukan pengurutan dengan 3 macam cara :
1)      Tempatkan kedua telapak tangan diantara kedua payudara kemudian urut arah atas, samping, ke bawah dan melintang hingga tangan menyangga payudara.
2)      Telapak tangan kiri menopang payudara kiri dan jari tangan saling dirapatkan, sisi kelingking tangan mengurut payudara kiri dan pangkol ke arah puting demikian pula dengan payudara kanan.
3)      Telapak tangan menopang payudara seperti pada cara ke 2 kemudian jari tangan kanan dikepalkan, dengan buku-buku jari tangan kanan mengurut dari pangkal ke arah puting lakukan pengurutan berturut-turut 30 kali.
4)      Rangsang payudara dengan air hangat dan air dingin yang mengompres.

4.      Jelaskan pada ibu cara menyusui yang benar.
Menyusui bayi dengan posisi menempel yang baik, dengarkan suara menelan yang aktif dapat meningkatkan suplai ASI. Susui bayi di tempat tenang dan nyaman.
5.      Anjurkan pada ibu untuk menyusui bayinya.
ASI merupakan makanan terbaik bagi bayi, yang memberikan gizi dan kalori yang di perlukan bayi, sehingga bayi mendapatkan kenaikan BB, secara normal. Dengan menyusui bayi ibu lebih cepat memulihkan keadaanya, mencegah terjadi Ca. Mamae, lebih meningkatkan ikatan ibu dan bayi.
6.      Anjurkan ibu untuk menggunakan BH yang  menopang payudara.
7.      Anjurkan ibu untuk banyak mengkonsumsi sayur dan buah.
8.      Anjurkan ibu untuk banyak minum
9.      Beri obat
Paracetamol mampu mengurangi nyeri dan panas tubuh ibu.

DAFTAR PUSTAKA

Purwanti, Hubertin Sri. 2004. Konsep Penerapan ASI Eksklusif, Jakarta: EGC
Riordan Jan dan Kathleen. 2000. Menyusui dan Laktasi, Jakarta: EGC
Neilson, Joan. 1993. Cara Menyusui yang Baik. Jakarta: Arcan
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo. 2001. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: JHPKKR-POEL
Kunjungi : Download KTI Kebidanan dan Keperawatan

0 comments:

Posting Komentar