Asuhan segera pada bayi baru lahir adalah
asuhan yang diberikan pada bayi tersebut selama bayi pertamanya setelah kelahiran.
Sebagian besar bayi yang baru lahir akan menunjukkan usaha pernafasan spontan
dengan sedikit bantuan atau gangguan. Aspek-aspek penting dari asuhan segera
bayi baru lahir :
1. Jagalah agar bayi tetap kering dan hangat.
a. Pastikan bayi tersebut tetap hangat dan kontak
antara kulit bayi dengan kulit ibu.
b. Ganti handuk / kain yang basah dan bungkus bayi
dengan selimut dan memastikan bahwa kepala telah terlindungi dengan baik untuk
mencegah keluarnya panas tubuh.
c. Pastikan bayi tetap hangat dengan memeriksa telapak
bayi setiap 15 menit.
1) Bila telapak bayi terasa dingin, periksa suhu
aksilah bayi.
2) Bila suhu bayi < 36,5oC, segera
hangatkan bayi tersebut.
2. Kontak dini dengan bayi
a. Kontak dini antara ibu dan bayi penting untuk :
1) Kehangatan mempertahankan panas yang benar pada
bayi baru lahir.
2) Ikatan batin dan pemberian ASI.
b. Dorong ibu untuk menyusui bayinya apabila bayi
telah siap (dengan menunjukkan refleks rooting) jangan paksa bayi untuk
menyusu.
Perubahan-perubahan yang segera terjadi sesudah kelahiran (Menurut Stright,
2004 ”Keperawatan Ibu-Bayi Baru Lahir”)
1. Perubahan metabolisme karbohidrat
Dalam waktu 2 jam setelah lahir
kadar gula darah tali pusat akan menurun, energi tambahan yang diperlukan
neonatus pada jam-jam pertama sesudah lahir diambil dari hasil metabolisme asam
lemak sehingga kadar gula darah dapat mencapai 120 Mg/100 museum Lampung. Bila
ada gangguan metabolisme akan lemah. Sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan
neonatus maka kemungkinan besar bayi akan menderita hipoglikemia.
2. Perubahan suhu tubuh
Ketika bayi baru lahir, bayi berasa
pada suhu lingkungan yang > rendah dari suhu di dalam rahim. Apabila bayi
dibiarkan dalam suhu kamar maka akan kehilangan panas mil konveksi. Evaporasi
sebanyak 200 kal/kg/BB/menit. Sedangkan produksi yang dihasilkan tubuh bayi
hanya 1/100 nya, keadaan ini menyebabkan penurunan suhu bayi sebanyak 20C
dalam waktu 15 menit. Akibat suhu yang rendah metabolisme jaringan meningkat
dan kebutuhan O2 pun meningkat.
3. Perubahan pernafasan
Selama dalam rahim ibu janin
mendapat O2 dari pertukaran gas mill plasenta. Setelah bayi lahir
pertukaran gas melalui paru-paru bayi. Rangsangan gas melalui paru-paru untuk
gerakan pernafasan pertama.
a. Tekanan mekanik dari toraks pada saat melewati
janin lahir.
b. Menurun kadar pH O2 dan meningkat kadar
pH CO2 merangsang kemoreseptor karohd.
c. Rangsangan dingin di daerah muka dapat
merangsang, permukaan gerakan pinafasa.
d. Pernafasan pertama pada BBL normal dalam waktu
30 detik setelah persalinan. Dimana tekanan rongga dada bayi pada melalui jalan
lahir mengakibatkan cairan paru-paru kehilangan 1/3 dari jumlah cairan
tersebut. Sehingga cairan yang hilang tersebut diganti dengan udara. Paru-paru
mengembang menyebabkan rongga dada troboli pada bentuk semula, jumlah cairan
paru-paru pada bayi normal 80 museum Lampung – 100 museum Lampung.
4. Perubahan struktur
Dengan berkembangnya paru-paru
mengakibatkan tekanan O2 meningkat tekanan CO2 menurun.
Hal ini mengakibatkan turunnya resistensi pembuluh darah paru-paru sebagian
sehingga aliran darah ke pembuluh darah tersebut meningkat. Hal ini menyebabkan
darah dari arteri pulmonalis mengalir ke paru-paru dan duktus arteriosus
menutup. Dan menciutnya arteri dan vena umbilikasis kemudian tali pusat
dipotong sehingga aliran darah dari plasenta
melalui vena cava inverior dan foramen oval atrium kiri terhenti sirkulasi
darah bayi sekarang berubah menjadi seperti semula.
5. Perubahaan lain
Alat-alat pencernaan, hati, ginjal
dan alat-alat lain mulai berfungsi.
Tanda-tanda bayi baru lahir normal :
a. Berat badan : 2500 – 4000 gr
b. Panjang badan : 48 – 52 cn
c. Lingkar kepala : 33 – 5 cm
d. Lingkar dada : 30 – 38 cm
e. Bunyi jantung : 120 – 160 x/menit
f. Pernafasan dada : 40 – 60x/menit
g. Kulit kemerahan dan licin karena jaringan dan
diikuti vernik caseosa.
h. Rambut lanugo terlihat, rambut kepala biasanya
sudah sempurna.
i.
Kuku telah
agak panjang dan lepas.
j.
Genetalia
jika perempuan labia mayora telah menutupi labia minora, jika laki-laki testis
telah turun.
k. Refleks hisab dan menelan telah terbentuk
dengan baik.
l.
Refleks
moro bila dikagetkan akan kelihatan seperti memeluk.
m. Gerak refleks sudah baik bila tangan diletakkan
benda bayi akan menggenggam.
n. Eliminasi baik, urine dan mekonium akan keluar
dalam 24 jam.
Penatalaksanaan awal bayi baru lahir (Menurut buku Asuhan persalinan
Normal Revisi 2007)
1. Pencegahan infeksi
Tindakan pencegahan infeksi saat
melakukan penanganan bayi baru lahir :
a. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan
kontak dengan bayi.
b. Pakai
sarung tangan bersih saat menangani bayi yang belum dimandikan.
c. Pastikan semua peralatan telah desinfektan
tingkat tinggi / steril. Jika menggunakan bola karena penghisap, pakai yang
bersih dan baru.
d. Pastikan bahwa benda-benda lain yang akan
bersentuhan dengan bayi dalam keadaan bersih.
2. Penilaian Awal
Segera lakukan penilaian awal pada
bayi baru lahir secara cepat dan tepat, penilaian secara APGAR ditentukan
setelah 1 menit dan 5 menit.
3. Pencegahan Kehilangan Panas
Bayi baru lahir dapat mengatur
temperatur tubuhnya secara memadai, dan dapat dengan cepat kedinginan jika
kehilangan panas tidak segera dicegah.
Mekanisme kehilangan panas tubuh
pada bayi baru lahir
a. Evaporasi adalah cara kehilangan panas yang
utama pada tubuh bayi terjadi karena menguapkan air ketuban yang tidak cepat
dikeringkan, atau terjadi setelah bayi dimandikan.
b. Kondiksi adalah kehilangan panas melalui
kontrak langsung antara tubuh bayi dengan permukaan yang dingin.
c. Konveksi adalah kehilangan panas yang terjadi
saat bayi terpapak dengan udara di sekitar yang lebih dingin.
d. Radiasi adalah kehilangan panas yang terjadi
saat bayi ditempatkan dekat benda yang mempunyai temperatur tubuh lebih rendah
dari temperatur tubuh bayi.
Cara mencegah kehilangan panas
a. Keringkan bayi secara seksama.
b. Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih,
kering dan hangat.
c. Tutup bagian kepala bayi.
d. Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui
bayinya.
e. Jangan segera menimbang atau memandikan bayi
baru lahir.
f. Tempatkan bayi di lingkungan yang hangat.
4. Rangsangan Taktil
Mengeringkan tubuh bayi juga
merupakan tindakan stimulasi. Untuk bayi yang sehat, hal ini biasanya cukup
untuk merangsang terjadinya pernafasan spontan. Jika bayi tidak memberikan
respon terhadap pengeringan dan rangsangan dan menunjukkan tanda-tanda
kegawatan, segera lakukan tindakan untuk membantu pernafasan.
5. Merawat tali pusat
a. Celupkan tangan yang masih menggunakan sarung
tangan ke dalam larutan klorin 0,5% untuk membersihkan darah dan sekresi tubuh
lainnya.
b. Bilas tangan dengan air matang / desinfeksi
tingkat tinggi.
c. Keringkan tangan tersebut dengan handuk / kain
bersih dan kering.
d. Ikat puntung tali pusat sekitar 1 cm dari pusat
bayi dengan menggunakan benang diinfeksi tingkat tinggi / klem plastik tali
pusat.
e. Jika menggunakan benang tali pusat, lingkarkan
benang di sekeliling puntung tali pusat dan lakukan pengikatan ke 2 dengan
simpul kunci dibagian tali pusat pada hasil yang berlawanan.
f. Lepaskan menjepit tali pusat dan letakkan di
dalam larutan klorin 0,5%.
g. Selimuti ulang bayi dengan kain bersih dan
kering. Pastikan bahwa bagian kepala bayi tertutup dengan baik.
6. Rawatan tali pusat
a. Jangan membungkus, mengoleskan bahan atau
ramuan apapun ke puntung tali pusat dan nasihati keluarga agar tidak memberikan
apapun pada pusat bayi.
b. Pemakaian alkohol ataupun beladin masih
diperkenankan sepanjang tidak menyebabkan tali pusat basah / lembab.
c. Beri nasihat kepada ibu / keluarga sebelum
penolong meninggalkan bayi :
1) Lipat popok di bawah putung tali pusat.
2) Jika putung tali pusat kotor, cuci dengan
lembut menggunakan air matang, dan sabun keringkan dengan kain bersih.
3) Jelaskan pada ibu bahwa ia harus mencapai
bantuan perawatan jika pusat menjadi merah atau mengeluarkan nanah / darah dan
segera rujuk bayi kefasilitas yang lebih memadai.
7. Mulai Pemberian ASI
Pastikan bahwa pemberian ASI
dimulai dalam waktu 1 jam setelah bayi lahir. Jika mungkin, anjurkan ibu untuk
memeluk dan mencoba untuk menyusukan bayinya segera setlah tali pusat diklem
dan dipotong berdukungan dan bantu ibu untuk menyusukan bayinya.
Keuntungan peberian ASI
a. Merangsang produksi air susu ibu
b. Memperkuat reflek menghisab bayi
c. Mempromosikan keterikatan antara ibu dan bayinya
d. Memberikan kekebalan pasif segera kepada bayi
melalui kolostrum
e. Merangsang kontraksi uterus
Posisi untuk menyusui
a. Ibu memeluk kepala dan tubuh bayi secara urus
agar muka bayi menghadapi ke payudara ibu dengan hidung di depan puting susu
ibu.
Perut bayi menghadap ke perut ibu dan ibu harus
menopang seluruh tubuh bayi tidak hanya leher dan bahunya.
b. Dekatkan bayi ke payudara jika ia tampak siap
untuk menghisap puting susu.
c. Membantu bayinya untuk menempelkan mulut bayi
pada puting susu di payudaranya.
1) Dagu menyentuh payudara ibu.
2) Mulut terbuka lebar.
3) Mulut bayi menutupi sampai ke areola.
4) Bibir bayi bagian bawah melengkung keluar.
5) Bayi menghisap dengan perlahan dan dalam, serta
kadang-kadang berhenti.
8. Upaya profilaksis terhadap gangguan mata.
Tetes mata / salep antibiotik
tersebut harus diberikan dalam waktu 1 jam pertama setelah kelahiran. Upaya
profilaksis untuk gangguan pada mata tidak akan efektif jika tidak diberikan
dalam 1 jam pertama kehidupannya.
Tehnik pemberian profilaksis mata :
a. Cuci tangan dengan sabun dan air bersih yang
mengalir.
b. Jelaskan pada keluarganya tentang apa yang anda
lakukan, yakinkan mereka bahwa obat tersebut akan sangat menguntungkan bayi.
c. Berikan salep / teki mata dalam satu garis
lurus, mulai dari bagian mata yang paling dekat dengan hidung bayi menuju ke
bagian luar mata.
d. Jangan biarkan ujung mulut tabung / salep atau
tabung penetes menyentuh mata bayi.
e. Jangan menghapus salep / tetes mata bayi dan
minta agar keluarganya tidak menghapus obat tersebut.
Tanda-tanda bahaya yang harus
diwaspadai pada bayi baru lahir
a. Pernafasan à sulit / > 60x/menit.
b. Kehangatan à terlalu panas (>38oC atau
terlalu dingin <36oC)
c. Warna à kuning (terutama pada 24 jam pertama).
Biru/pucat, memar.
d. Pemberian makan à hisapah lemah, mengantuk berlebihan, banyak
muntah.
e. Tali pusat à merah, bengkak, keluar cairan, bau
busuk,berdarah.
f. Infeksi à suhu meningkat, merah, bengkak, keluar cairan
nanah,bau busuk, pernafasan sulit.
g. Tinja / kemih à tidak berkemih dalam 24 jam, tinja lembek,
sering, hijau tua, ada lendir atau darah pada tinja.
h. Aktivitas à menggigil, atau tangis tidak bisa, sangat
mudah tersinggung lemas, terlalu mengantuk, lunglai, kejang, kejang halus,
tidak bisa tenang, menangis terus menerus.
DAFTAR
PUSTAKA
Prawirohardjo. Sarwono. 2005. Pelayanan Kesehatan Material dan Neonatal.
Jakarta :
JNPKKR. POGI.
Stright. R.Barbara. 2004. Keperawatan Ibu-Bayi Baru Lahir : Jakarta : EGC.
Buku Asuhan Persalinan Normal
Revisi 2007.
0 comments:
Posting Komentar