KTI
Kunjungi : Download KTI Kebidanan dan Keperawatan
A. Pengertian
Pengertian diabetes mellitus menurut
Kapita Selekta, jilid II, 2006 dan
catatan kuliah pemenuhan kebutuhan gizi reproduksi, 2006 yaitu sebagai
berikut : diabetes melittus merupakan kelainan metabolisme yang kronis terjadi
defisiensi insulin atau retensi insulin, di tandai dengan tingginya keadaan
glukosa darah (hiperglikemia) dan glukosa dalam urine (glukosuria) atau
merupakan sindroma klinis yang ditandai dengan hiperglikemia kronik dan
gangguan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein sehubungan dengan kurangnya
sekresi insulin secara absolut / relatif dan atau adanya gangguan fungsi
insulin.
Dalam kehamilan terjadi perubahan
metabolisme endokrin dan karbohidrat
yang menunjang pemasukan makanan bagi janin serta persiapan
menyusui.Glukosa dapat difusi secara secara tetap melalui plasenta pada janin
sehingga kadarnya dalam darah janin hampir menyerupai kadar dalam darah
ibu.Insulin ibu tidak dapat mencapai janin sehingga kadar gula ibu yang
mempengaruhi kadar dalam janin. Pengendalian yang utama dipengaruhi oleh
insulin, disamping beberapa hormon lain yaitu estrogen, steroid, plasenta
laktogen.Akibat lambatnya resorpsi makanan maka terjadi hiperglikemia yang
relatif lama dan menuntut kebutuhan insulin. Menjelang aterm kebutuhan insulin
meningkat mencapai 3 kali dari keadaan normal yang disebut: tekanan
diabetogenik dalam kehamilan. Secara fisiologis telah terjadi retensi insulin
yaitu bila ditambah dengan estrogen eksogen ia tidak mudah menjadi
hipoglikemia. Yang menjadi masalah bila seorang ibu tidak mampu meningkatkan
produksi insulin sehingga relatif hipoinsulin yang mengakibatkan hiperglikemia
/ diabetes kehamilan. Retensi insulin juga disebabkan oleh adanya hormon
estrogen, progesteron, kortisol, prolaktin dan plasenta laktogen yang
mempengaruhi reseptor insulin pada sel sehingga mengurangi afinitas insulin.
B. Klasifikasi
Menurut Kapita Selekta, Jilid II,
2006 Diabetes mellitus dapat dibedakan menjadi:
- DM Tipe 1 (IDDM) Insulin dependent diabetes mellitus atau tergantung insulin (T1) yaitu kasus yang memerlukan insulin dalam pengendalian kadar gula darah.
- DM Tipe 11 (NIDDM) Non insulin dependent diabetes mellitus atau tidak tergantung insulin (TT1) yaitu kasus yang tidak memerlukan insulin dalam pengendalian kadar gula darah.
- Diabetes tipe lain.
- Diabetes mellitus gestasional (DMG) yaitu diabetes yang hanya timbul dalam kehamilan.
C. Etiologi
Etiologi Diabetes Melitus menurut Kapita
Selekta Jilid III, 2006, Yaitu :
- Genetik
- Faktor autoimun setelah infeksi mumps, rubella dan coxsakie B4.
- Meningkatnya hormon antiinsulin seperti GH, glukogen, ACTH, kortisol, dan epineprin.
- Obat-obatan.
D. Patogenesis
Patogenesis Diabetes Melitus menurut Kapita
Selekta Jilid III, 2006, Yaitu :
- Pada penyakit DM 1 didapat kerusakan (dekstruksi) sel beta pankreas dengan akibat menurunnya produksi insulin à penggunaan glukosa sebagai energi terganggu à tubuh menggunakan lemak dan protein sebagai sumber energi. Metabolisme tidak sempurna à ketosis dan ketoasidosis.
- Pada penyakit DM 11 didapat retensi insulin à fungsi insulin menurun. Resistensi insulin adalah turunnya kemampuan insulin untuk merangsang pengambilan glukosa oleh jaringan perifer dan untuk menghambat produksi glukosa oleh hati. Sel beta tidak mampu mengimbangi resistensi ini sepenuhnya sehingga terjadi defisiensi relatif insulin.
Dalam kehamilan terjadi perubahan metabolisme endokrindan karbohidrat
sehingga terjadi inadekuatnya pembentukan dan penggunaan insulin yang berfungsi
memudahkan glukosa berpindah ke dalam sel-sel jaringan. Tanpa insulin yang
adekuat, glukosa tidak dapat memasuki sel-sel untuk digunakan sebagai sumber
energi dan tetap berada dalam daerah sehingga kadar glukosa darah meningkat di
atas batas normal yang menyebabkan air tertarik dari sel-sel ke dalam
jaringan/darah sehingga terjadi dehidrasi seluler. Tingginya kadar glukosa
darah menyebabkan ginjal harus mengsekresikannya melalui urine dan bekerja
keras sehingga ginjal tidak dapat menanggulanginya sebab peningkatan laju filter
glonurulus dan penurunan kemampuan tubulus renalif profesional/renalis untuk
mereabsorbsi glukosa. Hal ini meningkatkan tekanan osmotik dan mencegah
reabsorbsi air oleh tubulus ginjal yang menyebabkan dehidrasi ekstreaoseluler.
Karena glukosa dan energi
dikeluarkan dari tubuh bersama urine, tubuh mulai menggunakan lemak dan
protein untuk sumber energi yang dalam prosesnya menghasilkan keton dalam
darah. Pemecahan lemak dan protein juga menyebabkan lelah, lemah, gelisah yang
dilanjutkan dengan penurunan berat badan mendadak ditambah terbentuknya keton
akan cepat berkembang keadaan koma dan kematian.
E. Tanda dan gejala klinis
Tanda dan gejala klinis patogenesis Diabetes Melitus menurut Kapita Selekta Jilid III, 2006, Yaitu
sebagai berikut :
- Polifagia. 8. Mata kabur .
- Poliuria. 9. Pruritus vulva.
- Polidipsi. 10. Ketonemia.
- Lemas. 11. Glikosuria.
- BB menurun. 12. Gula darah 2 jam pp > 200 mg/dl.
- Kesemutan. 13. Gula darah sewaktu > 200 mg/dl.
- Gatal. 14. Gula darah puasa > 126 mg/dl.
Cara pemeriksaan tes toleransi glukosa oral (TTGO)
- Tiga hari sebelum pemeriksaan pasien makan seperti biasa.
- Kegiatan jasmani sementara cukup, tidak terlalu banyak.
- Pasien puasa semalam selama 10-12 jam.
- Periksa glukosa darah puasa.
- Berikan glukosa 75 gram yang dilarutkan dalam air 250 ml, lalu minum dalam 5 menit.
- Pariksa glukosa darah 1 jam dan 2 jam sesudah beban glukosa.
- Selama pemeriksaan, pasien yang diperiksa tetap istirahat dan tidak merokok.
F. Pengaruh diabetes gestasional
Pengaruh
diabetes gestasional Diabetes Melitus menurut Ilmu Kebidanan, Prawirohardjo, S., 1992. Meskipun tanpa gejala,
bila tidak diadakan pengendalian kadar gula maka diabetes mellitus gestasional
akan menimbulkan dampak bagi ibu maupun pada janin.
1.
Pengaruh DM terhadap kehamilan.
a.
Abortus dan partus prematurus.
b.
Pre eklamsia.
c.
Hidroamnion.
d.
Insufisiensi plasenta.
2.
Pengaruh DM
terhadap janin/bayi.
a.
Kematian hasil konsepsi dalam kehamilan muda
mengakibatkan abortus.
b.
Cacat bawaan.
c.
Dismaturitas.
d.
Janin besar (makrosomia)
e.
Kematian dalam kandungan.
f.
Kematian neonatal.
g.
Kelainan neurologik dan psikologik.
G. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Diabetes Melitus menurut Pemenuhan Kebutuhan Gizi Reproduksi, 2006, yaitu :
- Mangatur diet.
Diet yang dianjurkan pada bumil DMG
adalah 30-35 kal/kg BB, 150-200 gr karbohidrat, 125 gr protein, 60-80 gr lemak
dan pembatasan konsumsi natrium. Penambahan berat badan bumil DMG tidak lebih
1,3-1,6 kg/bln. Dan konsumsi kalsium dan
vitamin D secara adekuat.
Hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam diit diabetes mellitus sebagai berikut ;
a.
Diit DM harus mengarahkan BB ke berat normal,
mempertahankan glukosa darah sekitar normal, dapat memberikan modifikasi diit
sesuai keadaan penderita misalnya penderita DMG, makanan disajikan menarik dan
mudah diterima.
b.
Diit diberikan dengan cara tiga kali makan utama dan
tiga kali makanan antara (snack) dengan interval tiga jam.
c.
Buah yang dianjurkan adalah buah yang kurang manis,
misalnya pepaya, pisang, apel, tomat, semangka, dan kedondong.
d.
Dalam melaksanakan diit sehari-hari hendaknya mengikuti
pedoman 3J yaitu ;
J1 ;
Jumlah kalori yang diberikan harus habis.
J2 ;
Jadwal diit harus diikuti sesuai dengan interval.
J3 ;
Jenis makanan yang manis harus dihindari.
e.
Penentuan jumlah kalori
Untuk
menentukan jumlah kalori penderita DM yang hamil/menyusui secara empirik dapat
digunakan umus sebagai berikut ;
( TB – 100 ) x 30 T1 + 100 T3 + 300
T2 +
200 L + 400
|
Ket : TB :
Tinggi badan. T3 :
Trimester III
T1 :
Trimester I L :
Laktasi/menyusui
T2 :
Trimester II
- Penatalaksanan Diabetes Melitus terhadap ibu hamil menurut Kapita Selekta, Jilid II, 2006. yaitu sebagai berikut :
Daya tahan terhadap insulin
meningkat dengan makin tuanya kehamilan, yang dibebaskan oleh kegiatan
antiinsulin plasenta.Penderita yang sebelum kehamilan sudah memerlukan insulin
diberi insulin dosis yang sama dengan dosis diluar kehamilan sampai ada
tanda-tanda bahwa dosis perlu ditambah atau dikurangi. Perubahan-perubahan
dalam kehamilan memudahkan terjadinya hiperglikemia dan asidosis tapi juga
manimbulkan reaksi hipoglikemik. Maka dosis insulin perlu ditambah/dirubah
menurut keperluan secara hati-hati dengan pedoman pada 140 mg/dl. Pemeriksaan
darah yaitu kadar post pandrial < 140 mg/dl
Terutama pada trimester I mudah
terjadi hipoglikemia apabila dosis insulin tidak dikurangi karena wanita kurang
makan akibat emisis dan hiperemisis gravidarum. Sebaliknya dosis insulin perlu
ditambah dalam trimester II apabila sudah mulai suka makan , lebih-lebih dalam
trimester III.
Selama berlangsungnya persalinan dan
dalam hari-hari berikutnya cadangan hidrat arang berkurang dan kebutuhan
terhadap insulin barkurang yang mengakibatkan mudah mengalami hipoglikemia bila
diet tidak disesuaikan atau dosis insulin tidak dikurangi. Pemberian insulin
yang kurang hati-hati dapat menjadi bahaya besar karena reaksi hipoglikemik
dapat disalah tafsirkan sebagai koma diabetikum. Dosis insulin perlu dikurangi
selama wanita dalam persalinan dan nifas dini. Dianjurkan pula supaya dalam
masa persalinan diberi infus glukosa dan insulin pada hiperglikemia berat dan
keto asidosis diberi insulin secara infus intravena dengan kecepatan 2-4
satuan/jam untuk mengatasi komplikasi yang berbahaya.
3.
Penanggulangan Obstetri
Pada penderita yang penyakitnya
tidak berat dan cukup dikuasi dengan diit saja dan tidak mempunyai riwayat
obstetri yang buruk, dapat diharapkan partus spontan sampai kehamilan 40
minggu. lebih dari itu sebaiknya dilakukan induksi persalinan karena prognosis
menjadi lebih buruk. Apabia diabetesnya lebih berat dan memerlukan pengobatan
insulin, sebaiknya kehamilan diakhiri lebih dini sebaiknya kehamilan 36-37
minggu. Lebih-lebih bila kehamilan disertai komplikasi, maka dipertimbangkan
untuk menghindari kehamilan lebih dini lagi baik dengan induksi atau seksio
sesarea dengan terlebih dahulu melakukan amniosentesis. Dalam pelaksanaan
partus pervaginam, baik yang tanpa dengan induksi, keadaan janin harus lebih
diawasi jika mungkin dengan pencatatan denyut jantung janin terus – menerus.
0 comments:
Posting Komentar