Asuhan Bayi Baru Lahir
Bayi baru lahir adalah bayi yang baru lahir atau keluar dari
rahim seorang ibu melalui jalan lahir
(liang vagina) atau melalui tindakan medis dalam
kurun waktu 0
smpai 28 hari. Asuhan segera pada bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan pada bayi tersebut selama jam pertama setelah
kelahiran. Sebagian besar bayi yang baru
lahir akan menunjukan
usaha pernapasan spontan dengan
sedikit bantuan
atau gangguan. Aspek-aspek penting dari asuhan segera bayi yang baru lahir adalah:
a. Jagalah bayi tetap hangat dan kering
b.
Usahakan
adanya kontak antara
kulit
bayi
dengan
kulit ibunya
sesegera
mungkin.
Walaupun sebagian proses persalinan terfokus pada ibu tetapi
karena proses tersebut merupakan proses
pengeluaran hasil kehamilan (bayi), maka penatalaksanaan suatu persalinan dikatakan berhasil apabila selain ibunya bayi yang dilahirkan juga berada dalam kondisi yang optimal. Memberikan pertolongan
dengan segera, aman dan bersih adalah bagian esensial dari asuhan bayi baru lahir. Sebagian besar (85 %-90 %) persalinan adalah normal, tetapi
gangguan dalam kehamilan dan proses persalinan dapat mempengaruhi kesehatan bayi-bayi yang dilahirkan. Sebagian besar kesakitan
dan kematian bayi
baru lahir disebabkan oleh
asfiksia, hipotermi, dan atau infeksi. Kesakitan dan kematian bayi baru lahir dapat dicegah bila asfiksia segera diketahui
dan
ditatalaksana
secara
adekuat dibarengi pula
dengan pencegahan hipotermi dan infeksi (Depkes,RI, 2004 )
Pencegahan kehilangan Panas
Bayi baru lahir tidak dapat mengatur temperatur tubuhnya secara memadai dan
dapat dengan
cepat kedinginan
dan kehilangan panas, jika tidak segera dicegah.
Bayi yang mengalami
kehilangan panas (hipotermi) berisiko tinggi untuk jatuh sakit atau meninggal. Jika bayi dalam
keadaan basah atau tidak diselimuti, mungkin akan
mengalami hipotermi, meskipun berada dalam ruangan yang relatif hangat.
Bayi prematur atau berat lahir rendah sangat rentan terhadap terjadinya hipotermi.
Kehilangan panas pada tubuh bayi baru lahir dapat terjadi melalui beberapa mekanisme tersebut:
a. Evaporasi
Adalah
cara kehilangan
panas yang utama pada tubuh
bayi. Kehilangan
panas terjadi karena menguapnya cairan ketuban pada permukaan tubuh setelah bayi lahir karena tubuh bayi
tidak segera dikeringkan. Hal yang sama dapat terjadi
setelah bayi dimandikan.
b. Konduksi
Adalah kehilangan panas melalui
kontak langsung antara tubuh bayi dengan permukaan yang dingin.
Bayi yang diletakkan diatas
meja,
tempat
tidur atau
timbangan dingin akan cepat
mengalami
kehilanagan panas akibat proses konduksi.
c. Konveksi
Adalah kehilangan panas yang terjadi saat bayi terpapar dengan udara sekitar yang lebih
dingin. Bayi yang dilahirkan
atau ditempatkan dalam ruangan yang dingin akan cepat mengalami kehilangan panas. Kehilangan panas juga dapat terjadi jika ada tiupan kipas angin, aliran udara atau penyejuk ruangan.
d. Radiasi
Adalah kehilangan
panas yang terjadi saat bayi ditempatkan
dekat dengan benda yang mempunyai temperatur tubuh lebih rendah dari
temperatur tubuh bayi. Bayi
akan mengalami kehilangan panas melalui cara ini meskipun benda yang lebih
dingin tersebut tidak bersentuhan langsung dengan tubuh bayi.
Upaya Untuk Mencegah Kehilangan Panas
Kehilangan
panas
tubuh bayi dapat
dihindarkan melalui beberapa upaya
berikut ini:
a. Keringkan bayi secara seksama
Segera setelah lahir, segera keringkan
permukaan
tubuh sebagai upaya
untuk mencegah
kehilangan panas akibat evaporasi cairan ketuban pada
permukaan tubuh bayi.
b. Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih, kering dan hangat
Segara
setelah tubuh
bayi dikeringkan dan tali pusat dipotong, ganti
handuk atau kain yang telah dipakai
kemudian selimuti bayi dengan selimut atau kain hangat, kering dan bersih. Jika selimut bayi harus
dibuka
untuk melakukan suatu prosedur, segera selimuti kembali dengan handuk atau selimut kering segera setelah prosedur tersebut selesai.
c. Tutupi kepala bayi
Pastikan bahwa bagian kepala bayi ditutup setiap saat. Bagian kepala bayi memiliki luas permukaan yang cukup
besar
sehingga
bayi akan cepat kehilangan panas
tubuh jika bagian kepalanya tidak tertutup.
d. Anjurkan ibu untuk memeluk dan memberikan ASI
Memeluk bayi akan membuat bayi tetap dan merupakan upaya pencegahan
kehilangan panas yang sangat baik. Dan
anjurkan sesegera
mungkin ibu untuk menyusui bayinya setelah lahir.
Memandikan Bayi
Sebaiknya memandikan bayi ditunda sedikitnya dalam 6 jam setelah kelahiran bayi. Memandikan bayi dalam beberapa jam pertama kehidupan dapat mengarah pada kondisi hipotermi dan sangat membahayakan keselamatan bayi. Pada kebanyakan rumah sakit, tubuh bayi dibersihkan
setiap hari. Tubuh bayi dibersihkan
dengn menggunakan bak mandi bayi
(bukan dengan menggunakan spons atau handuk kecil
untuk membersihkan bayi pada boks bayi). Setelah mengamati cara memandikan
bayi, ibu harus didorong untuk melakukan sendiri dan jika perlu bisa dibantu agar ibu
mendapatkan kepercayaan
diri sebelum dari rumah sakit bersama bayinya dengan bantuan sedikitnya satu kali. Bagi orang tua yang belum terbiasa dalam memandikan bayinya, pekerjaan ini mungkin
dilakukan dengan lambat sehingga kita perlu menekankan pentingnya untuk menyiapkan segala perlengkapan
terlebih dahulu sebelum bayi ditelanjangi
agar
bayi
tidak
sampai menggigil
kedinginan
(farrer, 1999,hlm.184).
Mandi
adalah waktu yang paling menyenangkan bagi bayi. Air suam
kuku di ruangan yang hangat (lebih
baik dengan
suhu kamar 75 – 80 derajat untuk bayi
yang
sedang dimandikan) dan sentuhan lembut anda akan membuatnya senang. Namun ada
beberapa bayi yang sangat ketakutan saat mandi (Robinson, 2002,hlm.22).
Kulit bayi baru lahir sangat rentan untuk mengering. Selain menyebabkan
ketidaknyamanan, mandi berlebihan
dapat menyebabkan dermatitis popok dan
memperburuk cradle cap. Selama 24
sampai 48
jam pertama penggunaan energi diperlukan oleh bayi baru lahir
untuk mempertahankan suhu
selama dan setelah mandi harus
dipertimbangkan keuntungan
mandi.
Keuntungan potensial mandi adalah mencegah
penyebaran infeksi dari bayi keorang lain dengan menghilangkan
cairan dan sekresi tubuh. Kewaspadaan
standar harus dipraktekkan ketika memegang
bayi yang masih basah dari lahir dan sebelum mandi pertama, serta ketika memegang
cairan tubuh bayi (Walsh,2007,hlm.377).
Bagi sebagian
orangtua, memandikan bayi dirasakan lebih mudah
dan menyenangkan
dibandingkan hanya sekedar menyekanya. Tidak ada cara yang benar atau salah dalam memandikan bayi.
Dalam hal ini ada beberapa
langkah atau prosedur tentang cara memandikan bayi. Sebelum memandikan bayi perlu
diperhatikan:
Persiapan:
a. Cuci tangan dengan sabun dan air bersih
b. Siapkan keperluan mandi seperti:
1). Pakaian bersih
2). Popok
3). Handuk
4). Sabun
5). Bak mandi berisi air hangat
6). Kasa steril
c. Prosedur Memandikan Bayi
1). Mandikan bayi
ditempat yang aman, tepat, serta yang memudahkan anda
bergerak leluasa (tidak perlu membungkuk).
2). Atur suhu ruangan sedikit hangat, jika mungkin 20oC – 25oC jika tidak
ada pengatur suhu ruangan, hangatkan ruangan dengan menempatkan air panas
dan membiarkan uapnya memenuhi ruangan tersebut.
3). Jika tali
pusat atau bekas sunat masih belum
sembuh, bayi tidak boleh mandi berendam.
Mandikan
bayi dengan
menggunakan lap atau
handuk basah.
4). Lapisi tempat mandi bayi dengan alas tahan air atau perlak.
5). Siapkan semua keperluan mandi dan pakaian sebelum baju bayi dilepaskan, seperti
sabun, sampo bayi, lap pembasuh, gumpalan kapas steril
untuk membersihkan mata, handuk, popok, dan pakian bersih, salep atau krim jika perlu, dan kasa steril untuk tali pusat.
6). Lepaskan baju bayi secara bertahap.
7). Mulailah membasuh tubuh bayi dari bagian terbersih
hingga yang
terkotor.
8). Sabuni tubuh bayi dengan tangan dan lap pembasuh. Gunakan lap
bersih untuk membersihkannya.
9). Membersihkan kepala bayi. Gunakan sabun dan sampo
bayi, lalu
basuh dengan bersih. Peganglah kepala bayi seperti memegang bola dan tinggikan sedikit. Sebelum membersihkan bagian lain, keringka n kepala bayi dengan handuk.
10).Membersihkan wajah. Basahi kapas dengan air hangat untuk
membersihkan
mata.
Gunakan kapas berbeda
untuk
setiap mata. Jangan menggunakan
sabun
untuk membersihkan
wajah. Lap perlahan
dari
hidung kearah luar. Pada bagian telinga, yang boleh dibersihkan
hanya bagian luar. Keringkan semua bagian wajah.
11).Leher dan dada. Tidak diperlukan sabun kecuali jika sangat kotor.
Bersihkan bagian lipatan lalu keringkan.
12).Membersihkan lengan. Rentangkan lengan agar lipatan bisa
dibersihkan. Tekan telapak tangan bayi agar kepalannya terbuka. Bagian
ini
membutuhkan
sedikit
sabun, dan pastikan
tangan yang sudah disabuni dibersihkan
dan dikeringkan karena bayi suka memasukan tangannya ke mulut.
13).Bagian punggung. Balikkan tubuh bayi dengan kepala yamg dimiringkan, lalu basuh punggungnya.
14).Tungkai. bayi sering menolak merentangkan kakinya, namun penting
untuk membersihkan bagian belakang lutut.
15).Kemudian
angkat tubuh
bayi dengan menggunakan kedua tangan hati-
hatilah karena tubuh bayi licin.
16).Selimuti bayi dengan handuk. Kemudian keringkan bayi dengan cepat
secara perlahan-lahan,dan perhatikan daerah lipatan kulit.
17).Pakaikan popok dan pakaian bayi yang bersih. Kemudian tempatkan
bayi ditempat tidur dan hangat.
Dalam hal memandikan bayi
keamanan dan keselamatan bayi perlu diperhatikan. Pada saat memasukkan air kebaskom
mandi, awali dengan air dingin
agar bagian bawah bak tidak terlalu panas. Hal
ini
juga mengurangi
resiko luka bakar
pada anak lainnya yang ingin bermain dengan air pada saat bak tersebut diisi. Bayi
tidak boleh
dibiarkan
tanpa pengawasan dan
harus selalu dipegang dengan baik agar
kepala selalu berada diatas permukaan air.
Pada saat akan menempatkan bayi di
dalam baskom
mandi, sanggah
kepala
dan leher bayi dengan lengan bawah
dan
pergelangan tangan nondominan, kemudin
lingkarkan ibu jari dan telunjuk di bagian atas lengan bayi. Tangan yang dominan memegang pergelang kaki untuk mengangkat bayi pada saat masuk dan keluar bak. Dudukkan bayi dengan tegak untuk membasuh punggung, topang kepala bayi dengan pergelangan tangan atau lengan bawah dari tangan dominan, kemudian kembalikan
keposisi semula dengan hati-hati(Jonhson & Taylor, 2004, hlm.109).
d. Waktu memandikan bayi
Memandikan bayi itu mudah. Tidak ada alasan mengapa anda harus terburu- buru di pagi hari. Meskipun semua orang menyukai bayi yang bersih, bayi tidak perlu dimandikan setiap hari
selama beberapa bulan pertama. Namun penting untuk melakuka n apa yang disebut dengan “membersihkan bagian tertentu” atau mandi
dengn spons setiap hari. Ini biasanya dilakukan hanya setelah bayi diberi makan atau setelah ganti popok. Memandikan bayi dianjurkan dua atau tiga hari sekali untuk bayi
yang belum merangkak atau yang lingkungannya tidak kotor.
Jadwal mandi bayi
tidak sebanyak orang dewasa. Jika telah dilakukan
pembersihan
yang baik
di tempat-tempat
tertentu saat mengganti popok
atau menyusui, sebenarnya bayi tidak perlu dimandikan setiap hari. Anda hanya perlu
selalu membersihkan wajah, leher, dan bokong dengan handuk atau busa basah. Jika
memungkinkan, anda boleh
memandikan bayi setiap
hari,terutama jika
cuaca panas(Danuatmaja, 2003, hlm. 18).
Tidak ada waktu yang tepat kapan bayi harus dimandikan. Namun, memandikan bayi sebelum tidur dapat membuatnay
rileks sehingga memudahkannya
tidur. Hindrai memandikan bayi sebelum atau sesudah makan karena perut yang
tertekan akan membuatnya mumtah. Sebenarnya hanya dua hal yang perlu
diperhatiakan saat merencanakan kapan waktu memandikan bayi , yaitu:
1). Sebelum menyusui biasanya lebih baik daripada sesudahnya.
2). Mandi diikuti menyusui membantu bayi tidur nyenyak.
Kunjungi : Download KTI Kebidanan dan Keperawatan No 438
Kunjungi : Download KTI Kebidanan dan Keperawatan No 438
0 comments:
Posting Komentar