1. Kebutuhan bahan-bahan makanan
Nutrisi atau gizi adalah
zat yang diperlukan oleh tubuh untuk keperluan metabolismenya. Kebutuhan gizi pada saat menyusui akan meningkat, karena berguna untuk proses kesembuhan
sehabis melahirkan dan
untuk memproduksi
air susu yang
cukup untuk menyehatkan bayi (Ambarwati, 2009, hal. 97).
Dalam
pemenuhan
kebutuhan nutrisi bukan hanya memperhatikan jumlah yang dikonsumsi melainkan juga perlu memperhatikan zat gizi yang harus dipenuhi, oleh karena itu, makanan yang kita konsumsi harus
mengandung nutrisi yang
baik
bagi
tubuh, yaitu: karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air (Asmadi, 2008, hal.
67).
Gizi yang seimbang sangat diperlukan bagi ibu menyusui, karena status gizi ibu akan sangat
berpengaruh terhadap kesehatannya.
Ibu menyusui perlu tambahan 200
kalori perhari selain 500 kalori untuk tubuh ibu sendiri sehingga total yang diperlukan
ibu
700 kalori perhari (Sujiyatini, Djanah, Kurniati, 2010, hal. 94).
Untuk memenuhi asupan nutrisi yang seimbang tidak mungkin dipenuhi oleh
satu jenis bahan makanan, oleh
karena itu, Sears (2010) menyarankan lima kelompok
makanan dasar:
1. Kelompok nasi, serealia, roti gandum.
2. Kelompok sayuran.
3. Kelompok buah-buahan
4. Kelompok ikan, daging unggas, telur dan kacang.
5. Kelompok susu, yoghurt, dan, keju (Sujiyatini, Djanah, Kurniati, 2010, hal.
202).
Dengan mengkonsumsi makanan yang beraneka ragam, maka kekurangan zat gizi pada satu jenis makanan dapat dilengkapi oleh keunggulan zat gizi yang lain.
Pengetahuan bahan makanan diperlukan sebagai dasar untuk menyusun
hidangan. Dengan mengetahui komposisi bahan makanan maka kita akan
dapat memilih jenis bahan makanan untuk memenuhi kebutuhan suatu zat gizi tertentu (Sediaoetama,2006, hal. 78).
Bahan makanan sering dikenal sebagai bahan pangan. Bahan makanan yang diproduksi
atau diperdagangkan seperti daging, sayur, buah, beras, dan lain-lain. Dalam
susunan hidangan Indonesia berbagai bahan makanan dapat
dikelompokkan menjadi
empat kelompok: bahan makanan pokok, bahan makanan lauk pauk, bahan makanan sayur dan bahan makanan buah.
Bahan makanan pokok
dianggap terpenting di dalam susunan hidangan
Indonesia.
Dikatakan pokok karena
merupakan jumlah terbesar
yang dikonsumsi di antara bahan makanan yang lain. Bahan makanan ini merupakan sumber utama energi
(karbohidrat). Seperti: nasi, jagung, ubi kayu, sagu dan lain sebagainya.
Kelompok lauk-pauk sering digunakan
Sebagai sumber protein
utama. Dikenal protein hewani dan nabati. Bahan pangan hewani sepeti daging sapi, ikan, telur, hasil
laut sebagai lauk-pauk, sedangkan bahan nabati
yang termasuk lauk-pauk adalah jenis kacang-kacangan, kedelai dan hasil olahan seperti tahu tempe.
Bahan makanan sayur termasuk dalam bahan nabati. Jenis makanan ini
dapat memberikan
rasa segar dan membantu melancarkan
proses menelan makanan, sayuran ada bermacam-macam,
seperti sayuran bayam, kangkung, bunga dan buahnya
yang masih muda, daun ubi, batang umbi, daun bangun-bangun, daun katuk.
Bahan makanan buah termasuk dalam bahan nabati, umumnya yang sudah masak
dan
tua dikenal sebagai pencuci mulut dan dimanfaatkan sebagai sumber vitamin dan
mineral, sepeti: pisang, pepaya, jeruk.
Ahli gizi
Indonesia mengenalnya Sebagai susunan “empat sehat”. Bila hidangan tersebut ditambah dengan susu dalam jumlah yang cukup dikenal dengan “lima sempurna”. Susunan hidangan tersebut diutamakan
untuk kelompok rawan gizi, seperti:
bayi, anak-anak, ibu hamil maupun ibu yang sedang menyusui (Almatsier, 2005, hal. 14-16).
Tabel 2.1 Jenis makanan berbagai zat gizi
Zat gizi Bahan makanan
Karbohidrat gula pasir, bihun,nasi, jagung, singkong, sagu
Protein telur, susu sapi, ikan, daging sapi, tempe
vitamin dan mineral sayuran dan buah-buahan segar
vitanim A minyak ikan, daun singkong, daun pepaya, daun katuk, labu, hati, mentega
vitamin B12 hati sapi, hati ayam, ginjal, jantung, sardine
Vitamin C daun singkong, daun katuk, jeruk,melon, brokoli
Vitamin E minyak nabati, kecambah, minyak sayur, kuning telur
Vitamin K brokoli, daun selada, hati sapi, bayam, asparagus
Kalsium udang kering, teri kering, tepung susu, keju, susu kental manis
(Almatsier, 2004, hal. 45, 88, 162, 178, 184, 189, 216,
242)
2. Kebutuhan zat-zat gizi
Zat
gizi adalah bahan dasar yang
menyusun
bahan makanan. Zat gizi yang dikenal ada lima, yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral. Bahan-bahan makanan yang telah
dimakan
dan
akan diuraikan menjadi
zat
gizi, zat tersebut
selanjutnya diserap melalui dinding usus dan masuk kedalam cairan tubuh.
Zat-zat gizi yang dibutuhkan tersebut, yaitu sebagai berikut:
Sumber tenaga (energi) sangat dibutuhkan untuk pembakaran tubuh, pembentukan jaringan baru penghemat
protein.
Zat gizi sebagai sumber karbohidrat yang harus terdapat dalam 50-55% dari total kalori harian. Dan porsi utama dari sumber energi ini harus dalam bentuk gula sehat,
terutama biji-bijian, nasi, dan buah.
Zat lemak yang menyehatkan, yang harus terdapat dalam 30% dari total
kalori
harian,
yang terdiri dari hewani (lemak,
mentega,
keju)
dan nabati (minyak sayur, kelapa).
Sumber pembangun (protein) diperlukan untuk pertumbuhan dan pengganti
sel- sel yang rusak atau mati. Protein dari makanan harus diubah menjadi asam amino
sebelum
diserap oleh sel mukosa usus dan dibawa kehati melalui pembuluh darah, yang terdiri dari sumber protein hewani (daging sapi, ikan, udang, kerang, telur), dari nabati (kacang tanah, kacang merah, tahu, tempe). Yang harus terpenuhi 15-20% dari
total kalori harian.
Sumber pengatur dan pelindung (mineral, vitamin, dan air) merupakan unsur
yang digunakan untuk melindungi tubuh dari serangan penyakit dan pengatur kelancaran metabolisme dalam tubuh. Vitamin yang larut dalam lemak : A, D, E, K. Zat pengatur bersumber dari semua jenis sayuran dan buah-buahan segar. Yang terdiri dari:
1) Mineral:
a. zat kapur: susu, keju, sayur berwarna hijau.
b. zat besi: kuning telur, hati, daging
c. yodium: ikan laut, minyak ikan, garam beryodium.
d.
Kalsium: susu,dan keju.
2)
Vitamin A berfungsi untuk pertumbuhan sel, gigi dan tulang, perkembangan saraf
penglihatan, kapsul vitamin A 200.000 IU.
3)
Vitamin B12 (cyanocobalamin) berfungsi untuk pembentukan sel darah merah dan kesehatan jaringan saraf.
4)
Vitamin C berfungsi untuk pertumbuhan jaringan ikat, tulang, gusi, daya tahan tubuh
terhadap infeksi.
5)
Vitamin D berfungsi untuk pembentukan tulang dan gigi, serta penyerapan kalsium,
jika
kekurangan vitamin ini maka akan menghambat penyerapan kalsium.
6) Vitamin E berfungsi sebagai antioksidan yang larut dalam lemak.
7)
Vitamin K berfungsi untuk membantu proses pembekuan darah dan dapat mencegah perdarahan, membentuk tulang dan gigi (Ambarwati, Wulandari, 2009, hal. 98-102).
8) Kalsium merupakan mineral yang paling banyak terdapat didalam tubuh, yaitu 1,5-
2% dari berat badan orang dewasa, yang berfungsi untuk pembentukan tulang dan
gigi (Almatsier, 2004, hal. 235, 236, 242).
Tabel 2.2 Perbandingan angka kecukupan energi dan zat gizi pada wanita dewasa, tambahan untuk ibu hamil dan menyusui.
Ibu menyusui
Zat gizi
|
Wanita
dewasa
|
Ibu hamil
|
0-6 Bulan
|
7-12 Bulan
|
Energi (KKal)
|
2200
|
+ 300
|
+ 700
|
+ 500
|
Vit A (Re)
|
500
|
+ 200
|
+ 350
|
+ 300
|
Vit D (mg)
|
5
|
+ 5
|
+ 5
|
+ 5
|
Vit E (mg)
|
8
|
+ 2
|
+ 4
|
+ 3
|
Tiamin (B1) (mg)
|
1,1
|
+ 0,4
|
+ 0,5
|
+ 0,5
|
Vit C
|
60
|
+ 10
|
+ 25
|
+ 10
|
Kalsium
|
800
|
+ 400
|
+ 400
|
+ 400
|
Yodium
|
150
|
+ 25
|
+ 50
|
+ 50
|
Piridoksin (B6)
|
1,3
|
+ 0,3
|
+ 0,5
|
+ 0,4
|
(Bobak, 2005, hal. 208-209, Ambarwati, Wulandari, 2009, hal. 103, Hidayat, 2006, hal.
66)
3. Jumlah makanan bagi ibu menyusui
Kualitas dan jumlah makanan yang dikonsumsi ibu sangat berpengaruh pada jumlah ASI yang dihasilkan, pemberian ASI sangat penting karena
ASI adalah makanan
utama bayi. Dengan ASI bayi akan sempurna
tumbuh sebagai manusia yang sehat dan mempunyai IQ yang tinggi. Karena itu ibu menyusui harus mengkonsumsi tambahan
700 kkal untuk produksi ASI dan aktifitas ibu selama menyusui (Paath, 2005, hal. 58).
Dalam memenuhi kebutuhan zat gizi
sehari-hari pada ibu menyusui, diperlukan
jenis makanan
yang
beraneka ragam
dan jumlah
makanan
yang lebih
besar
dari
biasanya, jenis makanan yang
dikonsumsi seperti: nasi, tempe, tahu, pepaya, telur, susu.
Air
putih merupakan minuman
terbaik bagi ibu menyusui. Ibu sebaiknya minun segelas air putih, sesaat sebelum menyusui
dan kapan saja ibu merasa haus, minimal 8 gelas (3 liter) setiaphari.
Tabel 2.3 Contoh menu diet ibu menyusui
Bahan makanan
|
Berat
(gram)
|
URT (ukuran
tangga)
|
rumah
|
Energi
|
Protein
|
Lemak
|
Makan pagi
Nasi
|
150
|
1 ½ piring
|
540
|
10,2
|
1,5
|
|
Telur
|
60
|
1 butir
|
80
|
6,5
|
5,8
|
|
Tempe
|
50
|
2 potong
|
75
|
9,2
|
2
|
|
Daun katuk
Snack jam 9.30-10.00
|
125
|
1 ¼ gelas
|
||||
Pisang
|
275
|
3 ½ buah
|
146
|
-
|
-
|
|
Makan siang
Nasi
|
200
|
2 piring
|
720
|
13,6
|
1,4
|
|
Daging
|
50
|
1 potong
|
104
|
9,4
|
7
|
|
Tempe
|
50
|
2 potong
|
75
|
9,2
|
2
|
|
Daun bangun-bangun
|
150
|
1 ½ gelas
|
||||
Snack jam 16.00
Pisang
|
200
|
1 ½ buah
|
104
|
-
|
-
|
|
Pepaya
|
175
|
1 ¾ buah
|
80,5
|
0,8
|
-
|
|
Makan malam
Nasi
|
150
|
1 ½ piring
|
540
|
10,2
|
1,5
|
|
Ikan
|
50
|
1 potong
|
33,5
|
5,9
|
1
|
|
Tahu
|
100
|
1 potong besar
|
68
|
7,8
|
4,6
|
|
Bayam
|
150
|
1 ½ gelas
|
55,2
|
7,8
|
-
|
|
Snack jam 21.00
Pisang
|
200
|
2 ½ buah
|
104
|
-
|
-
|
|
Pepaya
|
175
|
1 ¾ potong
|
80,5
|
0,8
|
-
|
(Sediaoetama, 2006, hal. 30, 229-238, Sujiyatini, Djanah, Kurniati, 2010, hal. 208-209,
Almatsier, 2005, hal. 281).
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, S. (2005). Prinsip Dasar
Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Ambarwati, E. R.
(2009).
Asuhan Kebidanan
Nifas. Jogjakarta: Mitra Cendikia Offset.
Arisman. (2007). Gizi dalam Daur
Kehidupan.
Jakarta: EGC
Asmadi. (2008). Teknik Prosedural Keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika
0 comments:
Posting Komentar