Konsep Masa Subur
2.2.1 Pengertian Masa Subur
Masa Subur merupakan masa ketika ibu tersebut dapat menjadi hamil (Abdul Bari, S. 2003:MK-6). Masa subur wanita hanya berlangsung kurang dari satu hari (kira - kira 23 jam) (Judi Janudi, E.
2002:23), yang terjadi sekitar waktu ovulasi, umumnya kira-kira 14 hari sebelum haid berikutnya (Hanafi, H. 2003:46).
Masa subur adalah masa terjadinya ovulasi pada pertengahan siklus. Ovulasi mengeluarkan sel telur yang sudah matang dan siap dibuahi oleh sperma ( Sugi Suhandi, I. 2007).
2.2.2 Siklus menstruasi
Haid / menstruasi adalah perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus, disertai pelepasan (deskuamasi) endometrium (Sarwono,P.1999:43). Lama siklus haid yang normal atau yang dianggap sebagai siklus haid klasik adalah 28 hari ditambah atau dikurang 2-3 hari. Siklus ini berbeda-beda pada tiap wanita. Pada setiap siklus dikenal 3 masa utama, yaitu :
2.2.2.1 Masa haid selama 2-8 hari. Pada waktu itu endometrium dilepas, sedangkan pengeluaran hormone-hormon ovarium paling rendah (minimum).
2.2.2.2 Masa proliferasi sampai hari ke-14. Pada waktu itu endometrium tumbuh kembali, disebut juga endometrium mengadakan proliferasi. Antara hari ke- 12 dan ke-14 dapat
terjadi pelepasan ovum dri ovarium yang disebut ovulasi
(Sarwono, P. 2005 : 46).
Pada fase sebelum ovulasi dikontrol oleh folicle stimulating hormone (FSH) dan estrogen. Kelenjar pituitari pada dasar otak akan mengeluarkan FSH yang akan merangsang pematangan folikel di ovarium (indung telur). Pematangan folikel ini akan meningkatkan produksi esterogen. Ketika esterogen mencapai tingkat tertentu dalam darah, kelenjar pituitari distimulasi untuk menghasilkan luteinizing hormone (LH) yang meningkat cepat yang kemudian akan menimbulkan ovulasi (pecahnya folikel yang matang dan mengeluarkan ovum) dalam 36 jam kemudian.
2.2.2.3 Masa sekresi. Pada ketika itu korpus rubrum menjadi korpus luteum yang mengeluarkan progesterone. Di bawah pengaruh progesterone ini, kelenjar endometrium yang tumbuh berkeluk-keluk mulai bersekresi danmengeluarkan getah yang mengandung glikogen dan lemak. Pada akhir masa ini stroma endometrium berubah kearah sel-sel desidua, terutama yang berada di seputar pembuluh- pembuluh arterial. Keadaan ini memudahkan adanya nidasi ( Sarwono, P. 2005: 47).
2.3.3. Cara Mendeteksi Periode/ Masa Subur
Cara terbaik untuk segera mendapatkan kehamilan adalah dengan memperbaiki kualitas hubungan seksual, yaitu dengan melakukan hubungan seksual pada fase masa subur. Kualitas tidak di kaitkan dengan kuantitas. Jika kuantitas terlalu tinggi, kehamilan semakin sulit terjadi (Boy A. 2008). Untuk itu wanita harus dapat mengidentifikasi masa suburnya yang dapat dilakukan dengan metode-metode di bawah ini :
2.3.3.1. Metode Kalender
Untuk mengidentifikasi hari subur dilakukan pencatatan siklus menstruasi dengan durasi minimal 6 dan dianjurkan 12 siklus.(Anna Glasier,2006:177). Siklus menstruasi rata -rata berlangsung selama 28 hari dengan rentang normal dari 21-35 hari. Hari pertama siklus, hari pertama menstruasi.
Hari pertama persangkaan masa subur =
siklus terpendek – 18
Asal angka 18 diperoleh dari 14 (perhitungan ovulasi) + 2 (range maju mundur ovulasi) + 2 (hari hidup spermatozoa). Hari terakhir persangkaan masa subur =
siklus terpanjang – 11
Asal angka 11 diperoleh dari 14 (perhitungan ovulasi) – 2 (range maju mundur ovulasi) – 1 (hari hidup ovum)
(Hanafi, H. 2003:48).
Misalnya seorang wanita mempunyai siklus menstruasi terpendek 28 hari, dan siklus menstruasi terpanjang 35 hari. Maka;
Hari pertama persangkaan masa subur = 28-18=10
Hari terakhir persangkaan masa subur = 35-11= 24, Maka masa subur wanita tersebut antara hari ke-10 sampai hari ke-24 siklus menstruasi.
2.3.3.2. Metode Suhu
Saat ovulasi, peninggkatan progesterone menyebabkan peningkatan suhu basal tubuh (SBT) sekitar 0,2 oC - 0.4 oC, yang menetap sampai awal menstruasi. Peningkatan suhu adalah indikasi bahwa telah terjadi ovulasi. Selama 3 hari berikutnya memperhitungakan waktu ekstra dalam masa hidup sel telur. Dengan demikian, metode suhu mengidentifikasi akhir masa subur bukan awal masa subur.
2.3.3.3 Metode Mukus atau Billings
Mukus fertile memiliki gambaran khas seperti putih telur mentah, yang apabila diregangkan sepanjang beberapa cm antar telunjuk dan ibu jari tidak terputus (spinnbarkheit). Mukus ini muncul beberapa hari sebelum ovulasi (dirangsang oleh folikel yang sedang tumbuh) dan hari terakhir mukus fertile yaitu pada hari saat kemungkinan paling besar terjadi ovulasi. (disebut “hari
puncak”). Akhir masa subur ditandai oleh munculnya mukus infertile yang sedikit dan kental. Pendeteksian ini dilakukan di pagi hari seketika setelah bangun tidur.
2.2.2.4 Metode Palpasi Serviks
Selama masa tidak subur, serviks teraba lebih rendah di vagina dan berkonsistensi padat dan kering. Seiring dengan mendekatnya ovulasi serviks meninggi, sebesar sekitar 1-2 cm ke arah korpus uterus dan teraba basah dan lunak. Ostium serviks sedikit membuka.
2.2.2.5 Metode Simtotermal
Metode ini menggabungkan metode suhu dan mukus dan menyertakan indikator-indikator minor perubahan hormon lainnya. Misalnya nyeri, bercak darah atau perdarahan, nyeri payudara, perubahan suasana hati dan rasa kembung.
2.2.2.6 Metode Indeks Multiple (Metode Uji Ganda)
Pencatatan dan interpretasi indikator-indikator kesuburan memerlukan komitmen yang besar terutama apabila semua indikator-indikator digunakan sebagai metode indeks Multiple. Pada pendekatan ini, metode kalender dan mukus serviks digunakan untuk mengidentifikasi permulaan masa subur sementara metode
suhu dan mukus menetukan akhirnya (Glasier, A.
2005:177-181).
2.2.2.7 Melalui Pemeriksaan Laboratorium
Kenaikan kadar LH yang tinggi sesaat sebelum ovulasi dapat digunakan sebagai indikator untuk mengetahui masa sebelum ovulasi terjadi. Kadar LH dapat dideteksi melalui darah dan urin. Kadar LH dalam darah dapat diperiksa melalui tes laboratorium, sedangkan kadar LH dalam urin dapat diperiksa melalui alat tes kesuburan berupa strip (Boy, A. 2008).
2.2.2.8 Pemeriksaan USG
Hasil yang lebih akurat dalam mendeteksi masa subur adalah dengan USG ( Ultrasonography). Dengan alat ini dokter dapat melihat folikel, yaitu sel telur yang ada pada ovarium, berdiameter 18 mm atau lebih, yang merupakan tanda masa subur ( Achmad, M. 2006)
Dengan menghitung siklus menstruasi dan masa subur, pasutri bisa mengatur waktu berhubungan seksual (BKKBN, 2008).
Kunjungi : Download KTI Kebidanan dan Keperawatan No 207
0 comments:
Posting Komentar