A. Menstruasi
1.     Pengertian Menstruasi
Menstruasia  ialah  perdarahan  secara  periodik  dan  siklik  dari  uterus, disertai pelepasan (deskuamasi) endometrium. (Kasdu Dini .2008) Panjang siklus haid ialah jarak antara tanggal mulainya haid yang lalu dan mulainya haid yang berikutnya. Hari mulainya perdarahan dinamakan hari pertama siklus. Karena jam mulainya haid tidak diperhitungkan dan tepatnya waktu keluar haid dari otsium uteri eksternum tidak dapat diketahui, maka panjang siklus mengandung + 1 hari. Panjang siklus haid yang normal atau dianggap sebagai siklus haid yang klasik ialah 28 hari, tetapi variasinya cukup luas, bukan saja antara beberapa wanita tetapi juga pada wanita yang sama. Juga pada kakak beradik  bahkan saudara kembar, siklus tidak terlalu sama. Panjang siklus haid dipengaruhi usia seseorang. Rata-rata panjang siklus haid pada gadis usia 12 tahun ialah 25,1 hari, pada wanita usia 43 tahun 27,1 hari, dan pada wanita usia 55 tahun 51,9 hari. Jadi, sebenarnya panjang siklus haid 28 hari itu tidak sering dijumpai. Dari pengamatan Hartman pada kera ternyata bahwa hanya 20% saja panjang siklus haid 28 hari. Panjang siklus yang biasa pada manusia ialah 25-32 hari, dan kira-kira 97% wanita yang berovulasi siklus haidnya berkisar antara 18 – 42 hari. Jika siklusnya kurang dari
18  hari  atau  lebih  dari  42  hari  dan  tidak  teratur,  biasanya  siklusnya  tidak berovulasi (anovulator). Lama haid biasanya antara 3-5 hari, ada yang 1-2 hari diikut i darah sedikit-sedikit  kemudian, ada  yang  sampai 7-8 hari. Pada setiap
wanita biasanya lama haid itu tetap.
Jumlah darah yang keluar rata-rata 33,2 + 16 cc. Pada wanita yang lebih tua  biasanya  darah  yang  keluar  lebih  banyak.  Pada  wanita  dengan  anemia defisiensi besi jumlah darahnya haidnya juga lebih banyak. Jumlah darah haid lebih dari 80 cc dianggap patologik. Darah haid tidak membeku; ini mungkin disebabkan fibrinolisin. (Manuaba, 2007)
Kebanyakan wanita tidak merasakan gejala-gejala pada waktu haid, tetapi sebagian kecil merasa berat di panggul atau merasa nyeri (dismenorea). Usia gadis remaja pada waktu pertama kalinya mendapat haid (menarche) bervariasi lebar, yaitu antara 10 – 16 tahun, tetapi rata-ratanya 12,5 tahun. Statistik menunjukkan bahwa usia menarche dipengaruhi faktor keturunan, keadaan gizi, dan kesehatan umum. Semmelweiss menyatakan bahwa 100 tahun yang lampau usia gadis-gadis Vienna pada waktu menarche berkisar antara 15 – 19 tahun. Menurut  Brown menurunnya usia waktu menarche itu sekarang disebabkan oleh keadaan gizi dan kesehatan umum yang membaik, dan berkurangnya penyakit menahun. Menarche terjadi di tengah-tengah masa pubertas, wanita memasuki masa reproduksi, yaitu masa di mana ia dapat memperoleh keturunan. Masa reproduksi ini berlangsung
30 – 40 tahun dan berakhir pada masa mati haid atau baki (menopause). (Andrews
Gilliy.2010)
2. Aspek Endokrin Dalam Siklus Haid
Sekarang  diketahui  bahwa  dalam  proses  ovulasi  harus  ada  kerjasama antara   korteks   serebri,   hipotalamus,   hipofisis,   ovarium,   glandula   tiroidea, glandula suprarenalis, dan kelenjar-kelenjar endokrin lainnya. Yang memegang peranan penting dalam proses tersebut ialah hubungan hipotalamus, hipofisis dan ovarium (hyphotalamic-pituitary-ovarian axis). Menurut teori neurohumoral yang dianut  sekarang,              hipotalamus                      mengawasi      sekresi     hormon    gonadotropin adennohipofisis              melalui   sekresi   neurohormon       yang    disalurkan   ke         sel-sel adenohipofisis lewat sirkulasi portal yang khusus. Hipotalamus menghasilkan faktor yang telah dapat diisolasi dan disebut Gonadotropin Releasing Hormone Follicle              Stimulating   Hormone (FSH)       dari   hipofisis.              Apakah   hipotalamus menghasilkan Folikel Stimulating Hormon -Releasing Hormone (FSH-RH) yang terpisah dari Luteneting Hormon -Releasing Hormone (LH-RH) belum lagi pasti karena FSH-RH  belum dapat diisolasi. Releasing Hormone (RH) disebut  juga Releasing Factor.
B. Kontrasepsi Depo Medroksi Progesteron Asetat (DMPA)
1.Definisi Depo Medroksi Progesteron Asetat (DMPA)
Kontrasepsi suntik yang hanya berisi hormon progesterone dan tidak mengandung estrogen. Daya kerja kontrasepsi DMPA adalah 150 mg setiap 3 bulan dan merupakan dosis yang tinggi. Setelah suntikan 150 mg DMPA, ovulasi tidak akan terjadi untuk minimal 14 minggu. Depo Medroxyprogesteron Asetat (DMPA)  diberikan  dengan  cara  disuntikkan  secara  intramuskuler  (Hartanto,
2003).
2.  Mekanisme Kerja
Mekanisme kerja pada pemakaian DMPA yaitu mencegah ovulasi dengan cara lendir serviks menjadi kental dan sedikit sehingga merupakan barier terhadap spermatozoa, membuat endometrium menjadi kurang baik atau layak untuk implantasi dari ovum yang telah dibuahi dan mungkin mempengaruhi kecepatan transport ovum di dalam tuba fallopii (Hartanto, 2003).
3.  Indikasi dan Kontra Indikasi
Indikasi      dalam      pemakaian      suntik      DMPA      diantaranya      adalah menginginkan penjarangan kehamilan untuk paling sedikitnya satu tahun, kontrasepsi kerja lama yang sangat efektif dan tidak terkait dengan sanggama, menyusui,  penyakit  sel  sabit  atau  thalasemia  dan  gangguan  kejang.  Adapun kontra indikasi dalam pemakaian suntik DMPA yaitu kehamilan, perdarahan, penyakit     hati,                        kanker payudara,    penyakit     kardiovaskuler      yang           berat, menginginkan    kembalinya                  kesuburan            dengan          cepat        dan        depresi     berat . (Rekomendasi Praktik Pilihan Untuk Penngunaan Kontrasepsi Edisi 2,2009)


 
 Postingan
Postingan
 
 
0 comments:
Posting Komentar