Angka infertilitas telah meningkat mencapai 15-20% dari sekitar 50 juta pasangan di Indonesia. Menurut data Biro Pusat Statistik (BPS) di Indonesia pada tahun
2008, kejadian infertil mengalami peningkatan setiap tahun. Hal ini dapat diketahui dengan data kejadian fertil di Indonesia mulai menurun di tiap tahun. Mulai tahun 1968 hingga tahun 2000 yaitu 5,6 % hingga 2,27 %. Begitu juga di Sumatera Utara, kejadian fertil mengalami penurunan yaitu dari tahun 1968 hingga tahun 2000 yaitu 7,20% hingga
2,84 %. (http://www.biropusatstatistik.com, diperoleh tanggal 20 Oktober 2008 )
Berdasarkan hasil survei di Bali pada tahun 2004 ditemukan angka infertilitas sebesar 4,1%. Bila angka infertilitas ini diuraikan pada pasangan usia subur di Bali, diperkirakan terdapat 18.000 - 25.000 pasangan suami istri infertil. (Ambarawa, 2005)
Infertilitas tidak semata-mata terjadi kelainan pada wanita saja. Menurut Agritubela (2007), hasil penelitian membuktikan bahwa suami menyumbang 25-40% dari angka infertil, istri 40-55%, keduanya 10%, dan idiopatik 10%. Hal ini dapat menghapus anggapan bahwa infertilitas terjadi murni karena kesalahan dari pihak wanita/istri. (Agritubella, 2007, ¶ 2, http://www.meri_psikfkua_04.com, diperoleh tanggal 27 Oktober 2008)
Menurut Owen, (2005, hlm. 29) pada sekitar 40% pasangan mandul, masalahnya terletak pada laki-laki. Sedangkan 40% kasus lainnya disebabkan wanita dan sisanya yaitu 20 % disebabkan oleh keduanya.
Menurut Anwar, (2000) diantara berbagai penyebab sulitnya pasutri mendapatkan keturunan, ternyata gaya hidup memegang peran dalam menyumbang angka kejadian infertilitas, yaitu sebesar 15-20%. Gaya hidup yang serba cepat dan kompetitif dewasa ini rentan membuat seseorang terkena stress. Gaya hidup tersebut meliputi merokok, alkohol, kafein, narkoba serta olahraga yang ekstra.
Di masa modern ini, merokok, narkoba, alkohol, kafein dan olahraga yang ekstra atau berlebihan merupakan suatu pemandangan yang sangat tidak asing. Kebiasaan merokok dianggap dapat memberikan kenikmatan bagi si perokok, namun dilain pihak dapat menimbulkan dampak buruk bagi si perokok sendiri maupun orang–orang
disekitarnya. Berbagai kandungan zat yang terdapat di dalam rokok memberikan dampak negatif bagi tubuh penghisapnya.
Selain itu, berdasarkan data Badan Narkotika Nasional (BNN), jumlah kasus penyalahgunaan Narkoba di Indonesia dari tahun 1998 - 2003 adalah 20.301 orang. Penggunaan terus menerus dan berlanjut akan menyebabkan ketergantungan atau dependensi yang disebut juga dengan kecanduan.
Banyak masyarakat menganggap bahwa puncak permasalahan kesuburan ialah perempuan, dalam hal ini perlu ditegaskan bahwa tidak semua masalah kesuburan berasal dari perempuan tetapi dari pihak suami dan juga gaya hidup keduanya.
Definisi Infertilitas
Menurut Djuwanto (2008, hlm.1) “Ketidaksuburan atau infertil adalah ketidakmampuan sepasang suami istri untuk memiliki keturunan dimana wanita belum mengalami kehamilan setelah bersenggama secara teratur 2-3 x/minggu, dengan tanpa menggunakan alat kontrasepsi dalam bentuk apapun selama 1 tahun”.
Menurut Owen, (2005, hlm.28) “Kemandulan berarti ketidakmampuan untuk hamil dan melahirkan anak”.
Infertilitas terbagi atas 2 bagian, yaitu :
a. Infertilitas primer
Yaitu pasangan suami istri belum mampu dan belum pernah memiliki anak setelah 1 tahun berhubungan seksual sebanyak 2-3 kali per minggu tanpa menggunakan alat kontrasepsi dalam bentuk apapun.
b. Infertilitas sekunder
Yaitu pasangan suami istri telah atau pernah memiliki anak sebelumnya, tetapi saat ini belum mampu memiliki anak lagi setelah 1 tahun berhubungan seksual tanpa menggunakan alat atau metode kontrasepsi dalam bentuk apapun.
Penyebab infertilitas dapat digolongkan atas dasar anatomi organ dan atau fungsinya.
a. Penyebab pada laki-laki :
1) Kelainan anatomi berupa hypo-epispadia (kelainan letak lubang kencing), micropenis (penis sangat kecil), undescencus testis (testis masih dalam perut/lipat paha)
2) Gangguan fungsi : disfungsi ereksi berat (impotensi), ejakulasi retrograde
(ejakulasi balik)
3) Gangguan spermatogenesis : oligo/terato/asthenozoospermia (kelainan jumlah, bentuk, gerak sperma)
4) Lain-lain : hernia scrotalis (hernia berat sampai ke kantung testis), varikokel (varises pembuluh darah balik testis), imunologis, infeksi, dll
b. Penyebab pada wanita :
1) Faktor vagina : vaginismus (kejang otot vagina), vaginitis (radang/infeksi vagina)
2) Faktor uterus (rahim) : myoma (tumor otot rahim), endometritis (radang sel. lendir rahim), endometriosis (tumbuh sel. lendir rahim bukan pada tempatnya), uterus bicornis, arcuatus, ashermans syndrome, retrofleksi (kelainan bentuk dan posisi rahim), prolap (pemburutan, penyembulan rahim ke bawah)
3) Faktor cervix (mulut rahim) : polip (tumor jinak), stenosis (kekakukan mulut rahim), nonhostile mucus (kualitas lendir mulut rahim jelek), anti sperm antibody (antibodi terhadap sperma)
4) Faktor tuba fallopi (saluran telur) : pembuntuan, penyempitan, pelengketan saluran telur (bisa karena infeksi atau kelainan bawaan)
5) Faktor ovarium (indung telur) : tumor, kista, gangguan menstruasi (amenorhoe, oligomenorhoe dengan / tanpa ovulasi). Organ ini berinteraksi dengan pusat pengendali hormon di otak (hypothalamus dan hipofisis) dalam mengatur siklus menstruasi
6) Faktor lain : prolactinoma (tumor pada hipofisis), hiper/hypotroid
(kelebihan/kekurangan hormon tiroid)
0 comments:
Posting Komentar