Pada masa sekarang ini pendidikan menjadi suatu kebutuhan bagi setiap individu. Pendidikan bukan hanya dapat mengubah seseorang yang dianggap bodoh menjadi pintar, tetapi lebih dari itu pendidikan dapat mengubah citra dari sebuah komunitas (masyarakat atau negara) kearah yang lebih baik. Peningkatan kualitas institusi pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan Kebidanan merupakan tantangan penting untuk tersedianya tenaga kebidanan yang bermutu tinggi. Pengaruh globalisasi akan menyebabkan lebih banyak terjadi masuknya tenaga kerja asing, karena itu mutu tenaga kebidanan harus ditingkatkan menjadi berstandart internasional (Budi, 2007).
Bidan merupakan mata rantai yang sangat penting karena kedudukannya sebagai ujung tombak dalam meningkatkan sumber daya melalui kemampuannya melakukan pengawasan kehamilan, pertolongan kehamilan juga pengawasan neonatus serta ibu nifas. Bidan sebagai tenaga kesehatan mempunyai peranan penting dalam rangka mempercepat penurunan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2000).
Untuk memberikan pelayanan kebidanan yang profesional dan berkualitas, dibutuhkan pengembangan kemampuan pribadi yang meliputi pengetahuan keterampilan, sikap profesi (Pusdiknakes, 2002).
Sumber Daya Manusia (SDM) kesehatan merupakan elemen yang sangat penting dan berpengaruh terhadap peningkatan seluruh aspek dalam sistem
pelayanan kesehatan bagi seluruh lapisan masyarakat. Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang memuaskan bagi pemakai jasa pelayanan (masyarakat) yang diselenggarakan sesuai dengan standar dan etika profesi serta moral berdasarkan agama dan kepercayaan yang dianut masing- masing (Hasan, 2007).
Sumber daya manusia kesehatan yang kompeten dan profesional adalah individu yang memiliki kemampuan pengetahuan, keterampilan, sikap dan perilaku yang sesuai dengan syarat didunia kerja serta dapat berpartisipasi secara aktif ditempat kerja sesuai dengan keahliannya (Hasan, 2007).
Kurikulum pendidikan Diploma III Kebidanan disusun melalui proses pemahaman dasar kesehatan reproduksi, analisa asuhan dan pelayanan kebidanan, penerapan peran, dan fungsi kompetensi bidan. Pendekatan yang digunakan dalam penyusunan kurikulum pendidikan Diploma III adalah berdasarkan kompetensi dengan bentuk pengalaman belajar yang lebih menekankan pada belajar aktif dan belajar melalui pengalaman sendiri.
Kompetensi dalam asuhan kebidanan yaitu memberikan pelayanan secara komprehensif, pertolongan persalinan normal, dapat mengidentifikasikan persalinan normal, komplikasi, pathologis, resiko tinggi serta dapat melaksanakan tindakan upaya penyelamatan dalam keadaan darurat dan dapat melaksanakan kolaborasi secara tepat dan cepat yang meliputi asuhan kebidanan pada ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir, keluarga berencana dan kesehatan reproduksi.
Dalam pencapaian kompetensi asuhan kebidanan tersebut dilakukan melalui pembelajaran klinik sebelum mahasiswa terjun langsung kelahan praktek
klinik, mahasiswa diberikan pengetahuan teori dalam kelas tentang keterampilan kompetensi tersebut dan selanjutnya diadakan simulasi dilaboratorium. Dalam pembelajaran klinik ini mahasiswa akan dapat menerapkan secara langsung keterampilan yang sudah diperoleh sesuai dengan teori.
Lahan praktek sebagai tatanan nyata diharapkan dapat memberikan peluang kepada peserta didik untuk mempraktekkan secara nyata dan benar keterampilan yang dipersyaratkan. Oleh karena itu, lahan praktek harus memberikan kesempatan seluas-luasnya dan dapat memberi bimbingan seoptimal mungkin dengan tenaga instruktur yang profesional, sehingga keterampilan yang ditentukan pada mahasiswa dapat terpenuhi.
Pembimbing klinik dan lahan praktek masih kurang memberikan kualitas pembelajaran secara tuntas yaitu kurang menyatukan antara pengalaman yang diperoleh dikelas dan laboratorium dengan institusi lahan praktek, baik dirumah sakit maupun di Puskesmas (Pusorowati, 2002)
Bimbingan Klinik
Untuk mencapai tingkat kemampuan yang harus dimiliki mahasiswa, dilaksanakan bimbingan praktek klinik. Hal ini merupakan suatu bentuk proses belajar mengajar dilahan praktek yang sengajar disiapkan bagi mahasiswa, dengan maksud para mahasiswa mendapat kesempatan mengembangkan kemampuan sesuai dengan prilaku yang diharapkan (Depkes RI, 1996).
Pada hakekatnya bimbingan diartikan sebagai proses pemberian bantuan yang berkesinambungan dan terarah kepada peserta praktek klinik dalam memperoleh penadaran diri sesuai dengan peran/ tugas yang akan diemban dikemudian hari yang dilakukan oleh instruktur klinik (Karmaningsih, 2001).
Instruktur klinik adalah seorang yang bertanggung jawab dan berkewajiban melaksanakan pengajaran klinik untuk memberikan pengalaman nyata secara optimal dan membantu mahasiswa agar dapat mencapai kemampuan yang diharapkan.
Peran dan tugas pembimbing klinik
Pembimbing klinik mempunyai peran dan tugas untuk membimbing, memberikan pengalaman yang seluas-luasnya, mengarahkan dalam pencapaian kemampuan dan membina sikap mental sebagai bidan yang bertanggung jawab terhadap asuhan kebidanan yang diberikan. Peran dan tugas pembimbing klinik yaitu:
1. Sebagai pendidik yang mempunyai tanggung jawab dalam merencanakan, melaksanakan atau membimbing praktek klinik.
2. Sebagai Bidan pelaksana, melaksanakan pelayanan kebidanan secara langsung kepada pasien yang merupakan bagian dari keseluruhan proses pelayanan kebidanan yang dilakukan mahasiswa dilahan praktek.
3. Sebagai Bidan yang profesional yang diteladani oleh mahasiswa.
Adapun kesiapan pembimbing klinik
Kriteria :
a. Dewasa emosional dan sosial
- Kemampuan berkomunikasi
- Kemampuan untuk empati, sadar dan peduli terhadap orang lain
- Mengendalikan amarah
- Kemandirian
- Kemampuan menyesuaikan diri
- Disukai
- Kemampuan memecahkan masalah antar pribadi
- Ketekunan
- Tanggung jawab
- Keramahan
b. Profesional dibidangnya
c. Memahami asuhan dan konsep
d. Menjadi tutor (pembimbing), narasumber e. Kualifikasi pendidikan tinggi
1. Pengajaran klinik terdiri dari tiga tahap, yakni :
1. Pre conference (pertemuan awal)
Pada tahap ini pembimbing klinik mengupayakan agar mahasiswa dapat mempersiapkan pikirannya untuk mempersiapkan apa yang akan mereka lakukan dan diskusikan. Pembimbing menyampaikan secara sekilas tentang masalah pasien sehingga mahasiswa mempunyai kerangka acuan berpikir serta sistematika tindakan yang akan dilakukan terhadap pasien. Selanjutnya pembimbing mendorong mahasiswa mengeluarkan pendapat serta pertanyaan-pertanyaan.
2. Pelaksanaan praktek klinik
Dalam tahap ini pembimbing klinik dapat mengembangkan pengetahuan dan potensi yang dimiliki mahasiswa untuk diarahkan dalam penguasaan keterampilan praktek kebidanan dan menerapkan dalam hal yang nyata. Tanggung jawab pertama pembimbing klinik pada saat sesi ini adalah sebagai role model.
3. Post conference
Pada saat ini mahasiswa diberi kesempatan untuk merefleksikan pengalamannya dimana pada praktek klinik mahasiswa memperoleh pengalaman dari berbagai fakta dan perasaan. Sebaiknya disediakan waktu yang cukup diskusi sehingga mahasiswa dapat menganalisa dan mengevaluasi proses interaksi dan pemecahan masalah pasien.
2. Metode Pelaksanaan Bimbingan
1. Metode orientasi nursing round adalah metode mengajar dengan cara membawa mahasiswa peserta didik melihat beberapa pasien serta menjelaskan segala permasalahan yang berhubungan dengan pasien.
2. Metode demonstrasi adalah suatu cara mengajar dimana pembimbing/guru memperlihatkan suatu proses penanganan kasus termasuk prosedur asuhan kebidanan.
3. Metode bed side teaching adalah suatu metode belajar mengajar dengan mempelajari suatu kasus, kemudian dibahas dan dilakukan tindakan kebidanan, kemudian disajikan untuk pembahasan.
4. Metode diskusi adalah suatu metode belajar mengajar dengan cara membentuk suatu pertemuan bersama, untuk membahas dan memecahkan suatu masalah.
3. Teknik Bimbingan
1. Pembimbing lapangan
· Pembimbing mengikuti dan memandu pre dan post conference
· Pembimbing mendampingi mahasiswa selama melaksanakan keterampilan
· Mengevaluasi keterampilan mahasiswa dengan menggunakan performan asesmant yang ada dan menilai sikap mahasiswa selama praktek.
· Mengoreksi laporan mahasiswa
· Mengecek kehadiran mahasiswa
· Memberikan nilai bimbingan selama praktek
2. Pembimbing pendidikan
· Melaksanakan bimbingan dari laporan kasus dan seminar.
· Membimbing ke lapangan sesuai dengan bimbingannya untuk mencapai keterampilan yang ditentukan.
· Melaksanakan seminar kasus sesuai dengan jadwal
· Melaksanakan refleksi dalam pelaksanaan praktek klinik
· Memberikan nilai bimbingan
0 comments:
Posting Komentar