KUMPULAN KTI KEBIDANAN DAN KTI KEPERAWATAN

Bagi mahasiswi kebidanan dan keperawatan yang membutuhkan contoh KTI Kebidanan dan keperawatan sebagai rujukan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah bisa mendapatkannya di blog ini mulai dari BAB I, II, III, IV, V, Daftar Pustaka, Kuesioner, Abstrak dan Lampiran. Tersedia lebih 800 contoh kti kebidanan dan keperawatan. : DAFTAR KTI KEBIDANAN dan KTI KEPERAWATAN

KTI Peran Perawat Dalam Melaksanakan Tindakan Imobilisasi Pada Pasien Caesar di Rawat Inap RSU Martha Friska Medan Tahun 2010

Minggu, 13 Maret 2011

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Mobilisasi  mengacu pada  kemampuan seseorang dan mobilisasi   mengacu pada ketidakmampuan seseorang untuk  bergerak dengan bebas. Mobilisasi  parsial. Beberapa klien mengalami kemunduran selanjutnya  berada diantara rentang mobilisasi –mobilisasi. Tetapi pada klien lain, berada  pada kondisi imobilisasi  mutlak dan berlanjut sampai  jangka waktu tidak terbatas.
Mobilisasi atau imobilisasi adalah kemampuan seseorang untuk bergerak secara bebas,  mudah teratur dan mencapai tujuan dalam  rangka pemenuhan kebutuhan hidup, hal ini penting untuk kemandirian klien.
Mobilisasi merupakan faktor yang menonjol  dalam mempersepsi  pemulihan pasca  beda post partum persalinan caesar.
Di sekitar kesehatan sendiri, upaya yang dilakukan akan lebih mengutamakan upaya kuratif, promotif, tanpa meninggalkan preventif dan rhabilitatif. Tindakan bedah sectio  caesaria merupakan upaya untuk mengobsti (kuratif)  suatu penyakit dan meringankan untuk dapat menyelamatkan nyawa ibu maupun janin.  Bedah caesar kadar menjadi alternatif perslainan yang mudah dan nyaman.
Imobilisasi  keperawatan adalah mobilisasi yang dilakukan perawat untuk memperlancarkan peredaran darah, mempercepat terjadinya platus dan menghindari komplikasi lainnya. Tindakan imobilisasi  dibantu oleh perawat  agar pasien mau melakukan  tindakan mobilisasi dini dengan  mengabsikan rasa malas dan sedikit nyeri  juga rumor yang berpendapat bahwa jika banyak  bergerak setelah operasi maka  jahitan operasi akan lepas.
Menurut  WHO tentang 3.509 kasus sectio caesar  pada  tahun 2009, indikasi sectio  caesaris adalah disporporsi repcio peluik (21%), sedangkan indikasi  lain  adalah gawat janin (14%)  plasenta pravis (11%), sectio caecaris (30%), preelamsi dan hipertensi (7%).
Nmaun berkat kemajuan antibiotik, tranfusi darah, anartesi dan tehnik  operasi lebih sempurna kecenderungan untuk melakukan  operasi ini tanpa dasar indikasi yang cukup kuat.
Survei sederhana pernah dilakukan  oleh Prf.  Dr. Gulardi dan Dr. A Bassalomah  terhadap 64 rumah sakit  di Indonesia hasilnya tercatat 18.665 kelahiran pada tahun 2009. dari angka kelahiran tersebut, sebanyak 19.5%, 27.3% diantaranya merupakan  operasi caesar  karena danya komplikasi  chepao pelvis disprotion/CPO (ukuran lingkar pinggul ibu tidka sesuai tingkat kepala janin).
Berikutnya operasi caesar akibat pendarahan hebat yang terjadi  selama persalinan sebanyak 11.8%-21%  dan kelahiran caesar  karena janin sungsang berkisar 43%-81.7%. data  lain yang didapat  dari RSUP N. Cipto  mengunkusumo  Jakarta. Tahun 2000-2009 menyebutkan  bahwa dari jumlah persalinan sebanyak 404/bulan 30% diantaranya merupakan persalinan caesar, 52.5%  adalah kelahiran spontan,  sedangkan sisanya dengan bantuan  alat seperti occum  dna forsep. Berdasarkan persentase kelahiran caesar tersebut, 13.7%  disebabkan oleh gawat janin (denyut jantung janin lemah menjelang persalinan) dan 24%  karena ukuran janin terlalu besar  sehingga tidak dapat melewti  pinggul ibu. Sisanya  sekitr 13.9%  dilakukan tanpa melakukan  pertimbangan medis.
Peran perawat  sebagai pemberi  asuhan keperawaan dapat dilakukan perawat dengan memperhatikan  keadaan  kebtuhan dasar manusia  yang  dibutuhkan melalui pemberian pelayanan keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan sehingga  dapat ditentukan  diagnosis keperawatan agar bisa direncanakan dan dilaksanakan tindakan tepat  sesuai dengan tingkat kebutuhan  dasar manusia kemudian dapat  dievaluasi tingkat perkembangannya.

1.2  Rumusan Masalah
Berdasarkan  permasalahan diatas penulis mengambil penelitian  yang berjudul peran perawat dalam  melaksanakan tindakan imobilisasi pada pasien  caesar di  ruang  rawat inap di R.S. Martha Friska  Medan.

1,3 Tujuan Penelitian
1.3.1        Tujuan Umum
Untuk mengetahui peran perawat dalam melaksanakan tindakan imobilisasi  pasien caesar di rawat inap di R.S. Martha Friska.
1.3.2   Tujuan Khusus
-         Untuk mengetahui peran perawat dalam melaksanakan tindakan mobilisasi pasien caesar
-         Untuk mengetahui  distribusi definisi caesar
-         Untuk mengetahui  peran perawat dalam memberi  informasi  tentang tindakan imobilisasi pasien caesar berdasarkan posisi imobilisasi yaitu  
1.      Posisi litothomy                               4. Tansderenburg                     
2.      Gena Pectoral                                 5. Posisi Fowler
3.      Dorsal Recumbent              6. Posisi Sims

1.4    Sasaran
Adapun  sasaran penelitian ini para perawat di rawat inap di RS. Martha Friska
1.5    Waktu Penelitian
Waktu penelitian pelaksanaan pada bulan Juni 2010
1.6    Manfaat Penelitian
Merupakan bahan informasi dan menambah pengetahuan  untuk penelitian kasus tersebut.

1.7   Metode Penelitian
Adapun metode yang digunakan peneliti bersifat deskriptif yaitu peran perawat dalam melaksanakan tindakan imobilisasi pasien caesar di rawat inap di RS. Martha Friska, Medan.

Kunjungi : Download KTI Kebidanan dan Keperawatan No Urut KTI 47

0 comments:

Posting Komentar