BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam melaksanakan ataupun menjalankan tugasnya sebagai seorang perawat memerlukan suatu proses yang disebut proses keperawatan. Dimana dalam proses keperawatan, seseorang perawat akan diberikan suatu cara yang sistematis yang kemudian akan diterapkan oleh perawat bersama klien dalam menentukan kebutuhan Asuhan Keperawatan.
Oleh karena itu proses keperawatan sangat penting agar seorang perawat dapat menjalankan tugasnya dengan baik tanpa terkendala suatu apapun.
B. Permasalahan
Untuk lebih memahami tentang pengertian proses keperawatan, simaklah contoh situasi atau kasus berikut ini :
Saat anda bertugas di rumah sakit, anda ditugaskan merawat klien yang kondisinya lemah, terpasang infus di lengan kanannya dan mengeluh kesakitan pada kakinya yang patah. Sebagai perawat tentunya saat itu anda berpikir apa yang bisa anda lakukan pada klien? Bagaimana cara untuk membantu klien mengurangi rasa sakitnya? Apa anda mampu memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan yang dibutuhkan oleh klien?
Pertanyaan yang muncul pada pikiran anda saat itu adalah normal, anda tidak perlu khawatir karena hal itu dapat anda atasi dengan berpikir secara sistematis melalui pendekatan proses keperawatan. Pertama jangan berpikir tentang tindakan apa yang harus anda lakukan untuk mengatasi masalah klien, tetapi indentifikasi terlebih dahulu masalah apa yang sedang dialami klien berdasarkan data subjektif maupun subjektif. Kemudian buatlah rencana tindakan yang sesuai dengan masalah-masalah tersebut setelah itu lakukan tindakan yang telah anda rencanakan, dimulai dengan tindakan mandiri perawat.
C. Tujuan
1. Untuk menghasilkan asuhan keperawatan yang berkualitas sehingga berbagai masalah kebutuhan klien dapat teratasi.
2. Untuk mencapai kebutuhan secara umum, dalam proses keperawatan.
3. Dapat mengidentifikasi berbagai kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan.
4. Dapat menentukan diagnosis keperawatan yang ada pada manusia setelah dilakukan identifikasi.
5. Dapat menentukan rencana tindakan yang akan dilakukan setelah diagnosis dikerjakan.
6. Dapat melaksanakan tindakan keperawatan setelah direncanakan
7. Dapat mengetahui perkembangan pasien dari berbagai tindakan yang telah dilakukan untuk menentukan tingkat kebersihan.
D. Fungsi
1. Memberikan pedoman yang sistematis dan ilmiah bagi tenaga kesehatan masyarakat dan keperawatan dalam memecahkan masalah klien melalui asuhan keperawatan.
2. Agar masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan yang optimal sesuai dengan kebutuhannya.
3. Memberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan pemecahan masalah, komunikasi yang efektif dan efisien, serta melibatkan peran serta masyarakat.
4. Agar masyarakat bebas mengemukakan pendapat berkaitan dengan permasalahan atau kebutuhannya sehingga mendapatkan pelayanan dan agar cepat proses penyembuhannya.
BAB II
PEMBAHASAN
PROSES KEPERAWATAN
Proses keperawatan adalah suatu metode yang sistematis dan terorganisasi dalam pemberian asuhan keperawatan, yang difokuskan pada reaksi dan respon untuk individu pada suatu kelompok atau perorangan terhadap gangguan kesehatan yang dialami. Baik aktual maupun potensial proses keperawatan juga dapat diartikan sebagai pendekatan yang digunakan perawat dalam memberikan asuhan keperawatan sehingga kebutuhan dasar klien dapat terpenuhi.
Seiring dengan perkembangan keperawatan, keilmuan dalam praktek keperawatanpun turut berkembang berbagai penelitian berdasarkan fenomena yang ada di dunia pelayanan keperawatan dilakukan. Asuhan keperawatan merupakan tulang punggung pelayanan yang terintegrasi dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit. Mutu pelayanan keperawatan ditentukan oleh perawat yang kompeten di bidangnya.
Namun, kebijakan manajemen rumah sakit terhadap pengembangan pelayanan keperawatan pada umumnya tidak menjadi prioritas. Sumber daya manusia keperawatan yang kompoten sulit didapat dan ukuran kompetensinya pun tidak jelas.
Kompetensi perawat berbeda-beda dipengaruhi oleh latar belakang pendidikan keperawatan yang beragam. Mulai dari Sekolah Perawat Kesehatan (SPK/SPR), DIII, DIV, S1, S2, hingga S3 keperawatan. Adapun karakteristik perawat profesional adalah kompeten, mandiri, bertanggung jawab, percaya diri, komunikatif, profesional dan sumber daya manusia yang mahal.
Sebelum proses keperawatan ditemukan perawat hanya melaksanakan tugas dan pekerjaan berdasarkan instruksi dokter hal tersebut seolah-oleh menunjukkan bahwa keperawatan bukanlah suatu proses yang mandiri dan berdasarkan ilmu. Pada hal kedua hal itulah yang merupakan ciri penting suatu profesi. Tugas-tugas yang dibebankan kepada perawat dilakukan sebagai rutinitas, sehingga ada perawat yang hanya mengerjakan satu prosedur yang sama selama bertahun-tahun. Prosedur yang umum dilakukan perawat antara lain : memasang infus, memasang kateter, perawatan luka, memberikan obat suntik, dan mengambil darah untuk pemeriksaan diagnostik. Apabila tugas-tugas tersebut telah selesai, maka perawat tidak melakukan pekerjaan lainnya lagi pada klien. Jadi dapat dipahami mengapa dulu perawat dikenal dengan sebutan ”pembantu dokter”. Ironisnya, sebutan itu masih melekat hingga saat ini.
Seiring perkembangan keperawatan, berbagai penemuan dalam dunia keperawatan pun diperkenalkan, salah satunya adalah proses keperawatan. Pada tahun 1955, seorang ahli keperawatan bernama Hall memperkenalkan istilah proses keperawatan. Namun hal ini baru sekedar istilah dan belum dilaksanakan. Delapan tahun kemudian Wiedenbach memperkenalkan tiga langkah dalam proses keperawatan yaitu : observasi, bantuan pertolongan, dan validasi.
Perkembangan terhadap proses keperawatan berlanjut pada tahun 1967, dimana Knowless menemukan istilah yang menjelaskan tentang discover (penemuan), divide (membagi), decide (memutuskan), do (melakukan) dan discrimination (membedakan).
Perkembangan proses keperawatan terus terjadi di tahun yang sama, fakultas keperawatan sebuah universitas katolik di Amerika memperkenalkan 4 tahap proses keperawatan, yaitu : pengkajian, perencanaan, interfensi dan evaluasi.
Pada tahun 1982 National Council of State Boards of Nursing menyempurnakan tahapan dari proses keperawatan menjadi 5 tahap, yaitu : pengkajian, diagnosis, perencanaan, implementasi, dan evaluasi. Pada tahap pengkajian kegiatan yang dilakukan adalah pengumpulan data, seperti riwayat keperawatan, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan data sekunder lainnya (catatan hasil pemeriksaan diagnostik dan literatur).
Setelah data didapatkan maka tahap selanjutnya adalah diagnosis kegiatan yang dilakukan pada tahap diagnosis. Ini adalah memvalidasi data, mengoreksi dan mengelompokkan data, menginterpretasikan data, mengidentifikasi masalah dari kelompok data dan merumuskan diagnosis keperawatan.
Tahap perencanaan dilakukan setelah diagnosis dirumuskan. Adapun kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah menyusun prioritas masalah, merumuskan tujuan dan kriteria hasil memilih strategi asuhan keperawatan, melakukan konsultasi dengan tenaga kesehatan lain dan menuliskan atau mendokumentasikan rencana asuhan keperawatan.
Tahap implementasi adalah tahap melakukan rencana yang telah dibuat pada klien. Adapun kegiatan yang ada dalam tahap implementasi meliputi : pengkajian ulang, memperbaharui data dasar, meninjau dan merevisi rencana asuhan yang telah dibuat dan melaksanakan intervensi keperawatan yang telah direncanakan.
Tahap akhir dari proses keperawatan adalah evaluasi pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan adalah mengkaji respon klien setelah dilakukan intervensi keperawatan, membandingkan respon klien dengan kriteria hasil, memodifikasi asuhan keperawatan sesuai dengan hasil evaluasi dan mengkaji ulang asuhan keperawatan yang telah diberikan. Lima tahapan inilah yang sampai saat ini digunakan sebagai langkah-langkah proses keperawatan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Proses keperawatan adalah metode yang sistematis, dimana perawat dan klien bekerjasama.
2. Dimana proses keperawatan merupakan kerangka kerja dalam proses keperawatan.
3. Dengan proses keperawatan kita mendapatkan asuhan keperawatan yang efektif dan efisien dengan partisipasi aktif dari klien.
B. Saran
Untuk memahami secara keseluruhan situasi yang sedang dihadapi oleh klien dengan cara memperhatikan kodisi fisik, psikologi, emosi, sosial kultural dan spritual yang bisa mempengaruhi status kesehatan agar dalam melaksanakan proses keperawatan pasien lebih merasa nyaman dan tidak merasa terganggu dengan kehadiran perawat.
DAFTAR PUSTAKA
Deswari, 2009. Proses Keperawatan dan Berpikir Kritis, Jakarta : Salemba Medika.
0 comments:
Posting Komentar