BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut WHO (World Health Organitation) Keluarga Berencana adalah mendapatkan kelahiran yang memang sangat diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri serta menentukan jumlah anak dalam keluarga.
Paradigma baru program Keluarga Berencana Nasional telah diubah visinya dari mewujudkan Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS) menjadi visi untuk mewujudkan Keluarga Berkualitas (2005). Keluarga yang berkualitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal, berwawasan ke depan, bertanggung jawab, harmonis dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dalam paradigma baru program Keluarga Berencana ini, misinya sangat menekankan pentingnya upaya menghormati hak-hak reproduksi, sebagai upaya integral dalam meningkatkan kualitas keluarga (Saifuddin, 2006).
Angka pengguna kontrasepsi menurut WHO, diperkirakan adalah 460 juta, atau sekitar 51% dari pasangan yang beresiko hamil. Metode spesifik yang digunakan adalah Sterilisasi Wanita Sukarela 26%, Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) 19%, Kontrasepsi Oral 15%, Sterilisasi Pria Sukarela 10%, Kondom 10%, Koitus Interuptis 8%, Metode Keluarga Berencana Alami 7%, Metode Sawar Vagina 2%, Kontrasepsi Suntik 1%, metode lain 2% (Pendit, 2006).
Pencapaian peserta KB di Dunia pada Pasangan Usia Subur (PUS) sekitar 56% pasangan dengan rata-rata anak 2,7 orang dan telah menekan pertumbuhan penduduk menjadi 1,9/tahun. Sekalipun telah melampaui perhitungan fase transisi pertumbuhan penduduk, tetapi jumlahnya masih belum sanggup didukung oleh kemampuan negara untuk memberikan berbagai fasilitas (Manuaba, 2008).
Pengguna akseptor KB di Indonesia sampai Maret 1999 adalah KB Suntik 34,8%, Pil 28,3%, IUD 19,3%, Implant 19,8%, Kontap 5,5%, lain 1,2% (Manuaba, 2008). Program KB menjadi gerakan KB yamg ditujukan terutama untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dilandasi oleh Undang-undang No. 10 tahun 1992 tentang kependudukan dan keluarga sejahtera. Program KB di Indonesia mengalami perkembangan pesat, ditinjau dari sudut, tujuan, ruang lingkup geografi, pendekatan, cara operasional, dan dampaknya terhadap pencegahan kelahiran. Penurunan tingkat kelahiran, yaitu dengan menetapkan target penurunan 50% dari 44 pada tahun 1971 menjadi 22 pada tahun 1990 (Suratun, 2008).
Keluarga berencana telah menjadi salah satu sejarah keberhasilan pada abad ke-20. Saat ini hampir 60% pasangan usia reproduktif di seluruh dunia menggunakan kontrasepsi. Hingga saat ini populasi dunia sudah mencapai angka 6 milyar dan lebih dari 120 juta wanita di negara berkembang memiliki cara mencegah kehamilan (Glasier, 2005).
Berdasarkan survei awal di Klinik Nurhalma Medan Tahun 2010 jumlah ibu pengguna KB Suntik sebanyak 50 orang (50%). Penulis merasa tertarik untuk meneliti tentang ” Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Sikap Ibu Terhadap KB Suntik di Klinik ..................... Medan Tahun 2010”.
1.2 Perumusan Masalah
Bagaimana ”Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Sikap Ibu Terhadap KB Suntik di Klinik ..................... Medan tahun 2010.
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi sikap ibu terhadap KB Suntik di Klinik ..................... Medan Tahun 2010.
1.3.2. Tujuan Khusus
1.3.2.1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi sikap ibu terhadap KB Suntik di Klinik ....................... Medan Tahun 2010 berdasarkan umur
1.3.2.2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi sikap ibu terhadap KB Suntik di Klinik ....................... Medan Tahun 2010 berdasarkan paritas
1.3.2.3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi sikap ibu terhadap KB Suntik di Klinik ....................... Medan Tahun 2010 berdasarkan pendidikan.
1.3.2.4. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi sikap ibu terhadap KB Suntik di Klinik ....................... Medan Tahun 2010 berdasarkan pekerjaan
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai bahan acuan dan informasi bagi institusi pendidikan terutama pada perpustakaan Akademi Kebidanan ..................... Medan.
1.4.2. Bagi Tempat Penelitian
Untuk menambah informasi dan pengetahuan tentang penangangan efek samping penggunaan KB Suntik dan dapat meningkatkan mutu pelayanan KB yang lebih efektif bagi pemakai KB Suntik.
1.4.3. Bagi Ibu Pemakai KB Suntik
Untuk menambah pengetahuan ibu agar dapat mengetahui pentingnya berKB dan mengetahui keuntungan dan kerugian pemakaian KB Suntik.
1.4.4. Bagi Penulis
Menambah pengetahuan dan pengalaman diikuti dalam penerapan ilmu yang pernah diikuti selama perkuliahan khususnya mengenai KB.
Kunjungi : Download KTI Kebidanan dan Keperawatan No. 64
0 comments:
Posting Komentar