BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
WHO (World Health Organitation) mengatakan ada 10 juta di dunia ini yang meninggal sebelum usia 5 tahun yang disebabkan oleh beberapa hal yang sebetulnya dapat dicegah. Kekurangan gizi yang semakin merajalela bahkan merupakan faktor penyebab kematian terhadap lebih dari setengah jumlah tersebut. Dengan demikian pemberian ASI pada satu jam pertama diharapkan akan mampu mengatasi hal itu. Pemberian ASI Eksklusif pada bayi satu jam pertama sangatlah penting. Sentuhan kulit antara ibu dan bayi saat pertama kali bayi lahir, merupakan faktor penting dalam awal proses menyusui setelah bayi dilahirkan. Selama proses ini, bayi akan tetap hangat dan memastikan bayi memperolah kolostrum, yang secara medis terbukti memberikan daya tahan yang luar biasa pada tubuh anak (Pambagio, 2007).
UNICEF menyatakan, sebanyak 30.000 kematian bayi di Indonesia dan 10 juta kematian anak balita di dunia pada tiap tahunnya, bisa dicegah melalui pemberian ASI ( Air Susu Ibu) secara Eksklusif selama 6 bulan sejak tanggal kelahirannya, tanpa harus memberikan makanan serta minuman tambahan kepada bayi ( Prasetyono, 2009).
UNICEF menyebutkan bukti ilmiah terbaru yang dikeluarkan oleh jurnal pediaktrik pada tahun 2006, terungkap data bahwa bayi yang diberi susu formula, memiliki kemungkinan untuk meninggal dunia pada bulan pertama kelahirannya. Dan peluang itu 25 kali lebih tinggi dari bayi yang disusui secara Eksklusif. Banyaknya kasus kurang gizi pada anak-anak berusia di bawah 2 tahun yang sempat melanda beberapa wilayah Indonesia dapat diminimalisir melalui pemberian ASI secara Eksklusif. Oleh sebab itu sudah sewajarnya ASI Eksklusif dijadikan sebagai prioritas program di negara berkembang ini (Fayra, 2006).
Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 1997-2003, diketahui bahwa angka pemberian ASI Eksklusif turun dari 49% menjadi 39% , sedangkan penggunaan susu formula meningkat 3 kali lipat (Prasetyono, 2009).
Sementara itu, hasil SDKI 2007 menunjukkan penurunan jumlah bayi yang mendapatkan ASI Eksklusif hingga 7,2%. Pada saat yang sama, jumlah bayi dibawah 6 bulan diberi susu formula meningkat 16.7% pada 2002 menjadi 27,9% pada tahun 2007 (Ghozan, 2008).
Sentra Laktasi Indonesia dan Kesehatan Indonesia 2002-2003 mencatat hanya 15% ibu yang memberikan ASI Eksklusif selama 5 bulan dan rata-rata ibu memberikan ASI Eksklusif hanya 2 bulan (Yuliarti, 2010).
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Hellen Keller International pada tahun 2002 di Indonesia, diketahui bahwa rata-rata bayi Indonesia hanya mendapatkan ASI Eksklusif selama 1,7 bulan (Prsetyono, 2009).
Dari penelitian terhadap 900 ibu di sekitar jabotabek (1995) diperoleh fakta bahwa yang dapat memberi ASI Eksklusif selama 4 bulan hanya sekitar 5%, padahal 98% ibu-ibu tersebut menyusui. Dari penelitian tersebut juga didapatkan bahwa 37,9% dari ibu-ibu tersebut tidak pernah mendapatkan informasi khusus tentang ASI, sedangkan 70,4% ibu tidak pernah mendengar informasi tentang ASI Eksklusif ( Roesli, 2000).
Dari survei awal yang dilakukan peneliti di Klinik ..................... Binjai masih banyak dijumpai suami yang kurang mengerti mengenai ASI Eksklusif.
Dari hal itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Tingkat Pengetahuan Suami Tentang ASI Eksklusif Di Klinik ..................... Tahun 2010.
Kunjungi : Download KTI Kebidanan dan Keperawatan No 122
0 comments:
Posting Komentar