BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Secara umum telah diterima bahwa kehamilan membawa resiko bagi ibu. Menurut WHO (Pusdiknakes, 2003) sekitar 15% dari seluruh ibu hamil akan berkembang menjadi komplikasi yang berkaitan dengan kehamilannya serta dapat mengancam jiwa ibu dan bayi. Dari 5 juta kehamilan yang terjadi di Indonesia setiap tahunnya, diperkirakan 20.000 ibu meninggal akibat komplikasi kehamilan, 13% diantaranya disebabkan eklampsia (Sugiri, 2007).
Angka Kematian Ibu Hamil di Indonesia masih tinggi. Menurut Indonesia angka kematian ibu hamil dan melahirkan yang masih tinggi, yaitu 425/100.000 kelahiran hidup. Angka itu merupakan angka tertinggi di negara Asia Tenggara bila dibanding dengan Filipina yang hanya 20/100.000 kelahiran hidup atau Srilangka yang 60/100.000 kelahiran hidup. Penyebab kematian para ibu itu sebagian besar akibat perdarahan, infeksi dan keracunan kehamilan dalam masa reproduksi (Dougall, 2009).
Menurut data Dinas Kesehatan Propinsi DKI Jakarta tahun 2008, 82% wanita hamil mengalami gangguan ringan sampai berat. Sejumlah 16% di antaranya berakibat pada kematian ibu dan janin, 12% cacat fisik pada bayi dan 54% di antaranya bisa diatasi dengan bantuan medis dan psikologis (Hartini, 2009).
Di Sumatera Utara ibu hamil yang meninggal dunia akibat komplikasi kehamilan lebih dari 50 orang dari 19.500 ibu hamil (Sugiri, 2007). Pada saat ini Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih sangat tinggi. Gambaran penurunan AKI menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) dari tahun 1994, 1997 sampai 2000 adalah 390/100.000, 334/100.000 kelahiran hidup dan 307/100.000 kelahiran hidup. Lima penyebab utama kematian ibu adalah perdarahan, infeksi, eklampsia, partus lama dan komplikasi abortus. Sedangkan penyebab tidak langsung kematian ibu adalah anemia, sebanyak 51% menurut Survei Kesejahteraan Rumah Tangga tahun 1995 (Sulistyawati, 2009).
Kehamilan adalah suatu kondisi bukan penyakit, ibu hamil bukan sakit. Penyatuan dari sperma dan sel telur sehingga terjadi pembuahan. Kehamilan manusia terjadi selama 40 minggu antara waktu menstruasi terakhir dan kelahiran (38 minggu dari pembuahan). Istilah medis untuk wanita hamil adalah gravida, sedangkan manusia di dalamnya disebut embrio (minggu-minggu awal) dan kemudian janin (sampai kelahiran). Seorang wanita yang hamil untuk pertama kalinya disebut primigravida atau gravida 1. Seorang wanita yang belum pernah hamil dikenal sebagai gravida 0 (Anonymous, 2008).
Awal kehamilan pada trimester pertama, akan mengalami mual-mual dan kelelahan, tetapi tubuhnya masih tampak langsing dan belum memerlukan pakaian baru (Stoppard, 2009).
Untuk melakukan asuhan antenatal yang baik, diperlukan pengetahuan dan kemampuan untuk mengenali perubahan fisiologik yang terkait dengan proses kehamilan. Perubahan tersebut mencakup perubahan produksi dan pengaruh hormonal serta perubahan anatomik dan fisiologik selama kehamilan. Pengenalan dan pemahaman tentang perubahan fisiologik tersebut menjadi modal dasar dalam mengenali kondisi patologik yang dapat mengganggu status kesehatan ibu ataupun bayi yang dikandungnya. Dengan kemampuan tersebut, penolong atau petugas kesehatan dapat mengambil tindakan yang tepat dan perlu untuk memperoleh luaran yang optimal dari kehamilan dan persalinan (Prawirohardjo, 2008).
Dari survei awal didapat 35 ibu hamil trimester pertama yang memeriksakan kehamilannya ada 20 (57,1%) ibu hamil yang tidak mengerti tentang kehamilan trimester pertama di Klinik ................... Medan periode Mei – Juni Tahun 2010. Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk mengetahui bagaimana gambaran pengetahuan ibu hamil tentang kehamilan trimester I di Klinik ................... Medan periode Mei – Juni Tahun 2010.
Kunjungi : Download KTI Kebidanan dan Keperawatan No 116
0 comments:
Posting Komentar