BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
WHO (World Health Organization) memperkirakan lebih dari 585.000 ibu pertahunnya meninggal saat hamil dan bersalin. Di Asia Selatan, wanita berkemungkinan 1:8 meninggal akibat kehamilan/persalinan selama kehidupan Negara Afrika 1:4, sedangkan di Amerika Utara 16.3666 lebih dari 50% (lima puluh persen) kematian di negara berkembang sebenarnya dapat dicegah dengan teknologi yang ada serta biaya relatif rendah (Saifuddin, 2006).
Di Indonesia Angka Kematian Ibu (AKI) menempati angka tertinggi di Asia Tenggara, yaitu sebesar 307/100.000 kelahiran hidup. Itu berarti ada 50 (lima puluh) ribu meninggal setiap harinya, menurut data tahun 2003 (www. Berita Indonesia.com).
Di Sumatera Utara Angka Kematian Ibu (AKI) mencapai 320/100.000 kelahiran. Jumlah ini lebih tinggi dari rata-rata nasional yang mencapai 307/100.000 kelahiran (Khaerudin, 2009).
Persalinan yang bersih dan aman sebagai pilar ketiga Safe Motherhood yang dikategorikan sebagai pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, pada tahun 1997 baru mencapai 60% (Saifuddin, 2006).
Tindakan Pencegahan Infeksi (PI) harus diterapkan dalam setiap aspek asuhan persalinan dan kelahiran bayi untuk melindungi ibu, bayi baru lahir, keluarga, penolong persalinan dan tenaga kesehatan lainnya dengan jalan menghindarkan transmisi penyakit yang disebabkan oleh bakteri, virus dan jamur. Juga upaya-upaya untuk menurunkan resiko terjangkit atau terinfeksi oleh mikroorganisme yang menimbulkan penyakit-penyakit yang hingga kini belum ditemukan cara pengobatanya, seperti misalnya Hepatitis dan HIV/AIDS (JNPK, 2004).
Infeksi persalinan dapat dicegah pada tenaga kesehatan bila tenaga kesehatan ingin melakukan pencegahan infeksi yang benar yaitu dengan pengetahuan dan keterampilan yang telah diterapkan sehingga mampu memberikan asuhan persalinan yang aman dan bersih serta mencegah terjadinya komplikasi pada ibu dan bayi baru lahir baik di setiap tahapan persalinan, kelahiran bayi maupun pada awal masa nifas (JNPK, 2008).
Di Medan dari 5 (lima) juta ibu yang melahirkan terdapat 307 Angka Kematian Ibu perseratus ribu kelahiran hidup. Ini berarti dari 352 (tiga ratus lima puluh dua) ibu bersalin meninggal disetiap minggunya atau terdapat dua ibu meninggal dalam setiap jamnya (Syawal, 2009).
Berdasarkan pra survei Di RSUD Dr. Pirngadi Medan jumlah ibu bersalin pada tahun 2009 adalah 400 orang. Dengan jumlah ibu bersalin normal adalah 112 (seratus dua belas) orang (28%), Dan jumlah ibu bersalin dengan penyulit adalah 288 (dua ratus delapan puluh delapan) orang (72%), perdarahan postpartum 42 (empat puluh dua) orang (10,5%), jumlah ketuban pecah dini adalah 31 (tiga puluh satu) orang (7,75%), pre eklampsi 31 (tiga puluh satu) orang (7,75%), abortus iminens 3 (tiga) orang (0,75%), kematian janin dalam kandungan 27 (dua puluh tujuh) orang (6,75%) retensio plasenta adalah 33 (tiga puluh tiga) orang (8,25%), seksio sesarea 31 (tiga puluh satu) orang (7,75%).
Dari data tersebut dapat diketahui bahwa jumlah ibu bersalin dengan penyulit di RSUD Dr. Pirngadi Medan pada tahun 2009 cukup tinggi, yaitu berjumlah 288 (dua ratus delapan puluh delapan) orang (72%). Dengan adanya hal tersebut penulis tertarik untuk mengetahui bagaimana tingkat pengetahuan bidan tentang pencegahan infeksi pada persalinan untuk meminimalkan resiko terjadinya infeksi pada ibu bersalin di RSUD Dr. Pirngadi Medan yaitu meliputi prosedur cuci tangan, pemakaian sarung tangan, pengelolaan pada cairan antiseptik, pemrosesan alat bekas pakai, serta pengelolaan sampah medik yang belum sepenuhnya dilakukan sesuai dengan pedoman pencegahan infeksi. Dengan adanya hal yang diperoleh dari survei tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian pada tingkat pengetahuan bidan tentang pencegahan infeksi pada persalinan di RSUD Dr. Pirngadi Medan tahun 2010.Kunjungi : Download KTI Kebidanan dan Keperawatan No 79
0 comments:
Posting Komentar