BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Sudah menjadi pendapat umum bahwa kondisi gizi yang optimal dari anak-anak sekarang, terutama pada masa bayi adalah suatu hal yang mutlak demi kesehatan dan pertumbuhan yang baik pada masa mendatang. Di samping itu diakui pula bahwa untuk bayi, air susu ibu (ASI) adalah satu-satunya sumber zat makanan alamiah yang baik untuk bayi. ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, lactose dan garam-garam organik yang disekresi oleh kedua belah kelenjar payudara ibu sebagai makanan utama bagi bayi. Air susu ibu menurut stadium laktasi terdiri dari, kolostrum, air susu transisi/peralihan, dan air susu matur (Soetjiningsih, 1997)
Berdasarkan hasil penelitian dari para ahli, berbagai penyakit berbahaya di masa bayi maupun usia dewasa bisa hindari bila bayi diberi ASI eksklusif. Contohnya, penyakit seperti infeksi, diare, radang otak, diabetes dan kanker. Bayi yang diberi ASI, 20 kali lipat jarang terkena diare akut dibandingkan bayi yang hanya mengkonsumsi susu formula. Selain itu, bayi yang di beri ASI 7 kali jarang tekena radang paru-paru dan 4 kali tidak terkena radang otak atau meningitis (Tabloid Ibu Anak, 2005).
Khasiat ASI tidak dapat dimungkiri, apalagi ASI yang keluar pertama kali yang sering disebut kolostrum. Kolostrum yaitu cairan kuning kental yang muncul di awal-awal menyusui sampai hari ke 4 atau 7 yang mengandung sejumlah zat
penting. Kolostrum mengandung sel darah putih dan antibodi untuk menjaga kekebalan bayi. Disamping itu, kolostrum juga mengandung zat pencahar untuk melancarkan pengeluaran mekonium, yakni kotoran bayi baru lahir yang berwarna kehijau-hijauan (Tabloid Ibu Anak, 2005)
Kolostrum juga mengandung vitamin A kadar tinggi dan zat pemacu pertumbuhan serta pematangan sel mukosa usus. Dengan begitu bayi tidak akan mudah mengalami alergi. ASI juga mengandung enzim pencernaan, enzim inilah yang dapat membantu pencernaan dalam memproses berbagai nutrisi dan kandungan zat imun atau anti infeksi lebih maksimal. Zat imun inilah yang kelak dapat menjadi benteng kokoh anak dari berbagai penyakit infeksi yang berbahaya. Zat anti infeksi ini banyak terdapat pada kolostrum (Tabloid Ibu Anak, 2005)
Segera setelah bayi dilahirkan, bayi harus segera disusukan atau dikenal dengan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) yang bertujuan untuk mendapatkan kolostrum. Sebuah slogam kampanye global bahwa “menyusui pada1 jam pertama kehidupan bayi dapat menyelamatkan 1 juta nyawa/tahun” (Wirantara, 2008)
Namun kenyataanya, berdasarkan Survey Demografi Kesehata Indonesia (SDKI) tahun 1997, baru 52% para ibu yang member ASI ekslusif pada bayinya dan 30% sudah mendapat kolostrum dalam 1 jam setelah bayi lahir (Wahab, 2002). Dari hasil survey di BPS Junairah Kalianda Lampung Selatan terdapat 20 ibu post partum pada semua jenis persalinan dengan bayi lahir hidup, 8 orang post partum memberikan kolostrumnya pada hari pertama setelah melahirkan. 12 orang ibu post partum membuang kolostrumnya setelah melahirkan, kemudian memberikan ASI pada bayinya setelah hari ketiga melahirkan.
Berdasarkan persentase Dinkes Provinsi Sumatra Utara Tahun 2004 s/d 2010 pemberian ASI secara ekslusif tidak menunjukkan peningkatan yang cukup memuaskan, pada tahun 2004-2007 cendrung menurun. Namun, pada tahun 2008 ada peningkatan yang cukup berarti yaitu sebesar 10,33% dibandingkan tahun 2007 (Subdis Kesda Dinkes Prov.SU, 200)
Di dalam masyarakat masih berkembamg pemahaman bahwa susu yang keluar pertama kali adalah “susu basi” atau kotor sehingga harus dibuang terlebih dahulu sebelum penyusuan. Pemahaman ini umumnya turun menurun dari ibu atau neneknya dengan bersumber pada asumsi dan ketidak tahuan individu. Praktek ini dilakukan dengan memerah kolostrum dengan tangan atau dengan pompa susu sampai dengan keluarnya ASI yang berwana putih susu. Praktek ini salah dan harus dihindari (Wiratara, 2008)
Sebagian ibu khawatir dengan jumlah kolostrum yang hanya sedikit, apakah mencukupi kebutuhan dari bayi ataukah harus ditambahkan dengan susu formula. Sering kali pandangan ini yang membuat bayi diberikan susu formula (Diemen, 2008).
Banyaknya mitos tentang menyusui membuat ibu menjadi kurang percaya diri untuk memberikan ASI kepada bayinya, ketakutan yang tidak beralasan malah membuat ibu-ibu berhenti menyusui dan memilih susu buatan sebagai alternatife (Andriana, 2005).
Berdasarkan hasil prasurvey yang telah dilakukan di Klinik ........................ Tembung Deli Serdang Tahun 2010 masih ada ibu post partum yang tidak memberikan kolostrum pada bayinya, bahkan bayi diberikan susu formula pada hari pertama kelahiran.
Dengan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “ Gambaran Pengetahuan Ibu Post Partum Tentang Pemberian Kolosrtum Pada Bayi Baru Lahir di Klinik ........................ Tembung Deli Serdang Tahun 2010.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu bagaimana gambaran pengetahuan ibu post partum tentang pemberian kolostrum pada Bayi baru lahir di klinik ........................ tembung deli serdang tahun 2010
I.3. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan Ibu Post Partum Tentang Pemberian Kolostrum Pada Bayi Baru Lahir di Klinik ........................ Tembung Deli Serdang Tahun 2010
2. Untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan Ibu Post Partum Tentang Pemberian Kolostrum Pada Bayi Baru Lahir berdasarkan pendidikan
3. Untuk mengetahui Gambaran Pengatahuan Ibu Post Partum Tentang Pemberian Kolostrum Pada Bayi Baru Lahir berdasarkan paritas
4. Untuk mengetahui Gambaran pengetahuan Ibu Post Partum Tentang Pemberian Kolostrom Pada Bayi Baru lahir berdasarkan sumber informasi.
I.4. Manfaat Penelitian
I.4.1 Bagi Peneliti
1. Sebagai salah satu syarat kelulusan untuk menyelesaikan pendidikan
D III di Akademi Kebidanan .......................... Medan tepat pada waktunya.
2. Untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan bagi penyusun dalam
mengaplikasikan ilmu tentang Asuhan Kebidanan pada Ibu Post Partum.
I.4.2. Bagi Tenaga Kesehatan
Sebagai bahan masukan atau informasi yang baik untuk dapat meningkatkan pelayanan kebidanan pada Ibu Post Partum khususnya tentang pentingnya pemberian kolostrum pada bayi baru lahir.
I.4.3. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan Karya Tulis Ilmiah ini dapat ditindak lanjuti oleh Mahasisiwi Kebidanan .......................... Medan dalam membuat Karya Tulis Ilmiah selanjutnya.
Kunjungi : Download KTI Kebidanan dan Keperawatan No 73
0 comments:
Posting Komentar