BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Flour albus atau yang lebih dikenal dengan keputihan merupakan masalah yang cukup serius dialami wanita, keputihan tidak menyebabkan kanker, namun salah satu gejala kanker mulut rahim, bisa juga terjadi pada mereka yang belum pernah melakukan hubungan seksual jika wanita itu sering merokok. Wanita yang merokok memiliki kecanduan 12 kali lebih banyak dibandingkan wanita yang tidak merokok untuk menderita penyakit kanker mulut rahim. (dr. Boyke, 2008)
Keputihan ada yang normal dan ada yang tidak normal. Dalam keadaan normal, vagina akan menghasilkan cairan yang berwarna putih, tidak berbau dan dalam jumlah yang tidak berlebihan, cairan ini tidak berperan sebagai sesuatu sistem perlindungan dimana keputihan dapat mengurangkan gesekan antara dinding vagina ketika berjalan maupun ketika melakukan hubungan seksual. Wanita tidak seharusnya bimbang dengan masalah ini, keputihan yang normal berlaku beberapa hari sebelum datang haid, seks ketika hamil atau selepas Menopause (dr. Boyke, 2008). Keputihan yang tidak normal dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan tes usap.
Biasanya disertai gatal, bau amis, lecet, warna kehijau-hijauan dan kemerahan pada daerah vulva, vagina, dan jaringan serviks serta nyeri saat berhubungan seksual. 95% kasus kanker rahim pada wanita Indonesia ditandai dengan keputihan. Selain itu, keputihan tidak mengenal usia. Cuaca yang lembab juga ikut mempengaruhi (Kasdu D,2008)
Tahun 2002 pengembangan program kesehatan remaja lebih diperluas dan dimantapkan dengan memperkenalkan Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) dengan pendekatan yang berbeda dimana puskesmas diberikan keleluasaan untuk meningkatkan remaja melalui pendekatan Usaha Kesehatan Sekolah ( UKS ). (kebijakan dan strategi nasionalkespro diindonesia,2005)
Penyakit keputihan sangat sering dijumpai dan menjadi problem pada wanita. Sekitar 75% wanita di dunia pernah mengalami keputihan paling tidak sekali seumur hidup. (dr. Boyke, 2008) penelitian awal yang dilakukan oleh peneliti bulan maret tahun 2009 dari 20 respondent yang terlihat dalam penelitian 10 orang (50%) memiliki pengetahuan cukup, 9 orang (45%) memiliki pengetahuan baik dan 8 orang (40%) memiliki pengetahuan kurang. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa umumnya Remaja Putri yang menjadi Responden mempunyai pengetahuan yang kurang tentang flour albus. (Eni, 2008)
Berdasarkan survey pendahuluan yang dilakukan penulis pada bulan Maret 2009 di SLTPN 24 Palas, dari 19 responden didapatkan bahwa tingkat pengetahuan siswi tentang flour albus kurang ( 63,15% ) dengan cara menyebarkan kuesioner, sekitar 9 siswi tidak tahu sama sekali apa itu keputihan pada saat dilakukan wawancara oleh penulis.
Wawancara dengan kepala sekolah, kepala tata usaha, salah satu guru, serta salah satu siswi di sekolah ini juga memperlihatkan bahwa pelajaran tentang reproduksi belum pernah diberikan disekolah ini. Selama ini juga belum pernah dilakukan penelitian dan penyuluhan tentang flour albus di SLTPN 24 Palas.
Berdasarkan data – data dan pengamatan diatas, maka penulis merasa tertarik untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan Siswi Tentang Flour Albus di SLTPN 24 Palas Pekanbaru Tahun 2009.
Kunjungi : Download KTI Kebidanan dan Keperawatan No 118
0 comments:
Posting Komentar