BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kehamilan merupakan fase yang cukup penting dalam kehidupan manusia. Beberapa wanita pasti mendambakan kehamilan dan kehadiran buah hati yang akan menciptakan keharmonisan keluarga. Tetapi kehamilan juga merupakan tahap yang mencemaskan, karena mereka merasakan khawatir jika terjadi gangguan pada proses kehamilan. Salah satu gangguan dalam kehamilan tersebut diantaranya adalah Kehamilan Ektopik Terganggu (KET) atau hamil di luar kandungan (Sulistyani, 2009).
Kehamilan Ektopik Terganggu (KET) merupakan masalah bagi kaum wanita, di mana ovum yang telah dibuahi sperma berimplantasi dan tumbuh di luar kandungan. Dalam 20 tahun ini ada kecenderungan peningkatan angka kejadian kehamilan ektopik di dunia, tetapi angka kejadian Kehamilan Ektopik Terganggu (KET) masih sulit untuk diperkirakan secara tepat. Di Amerika Serikat Kehamilan Ektopik Terganggu (KET) merupakan 20% dari semua kehamilan, di Hongkong Kehamilan Ektopik Terganggu (KET) hanya 0,77% dari kehamilan yang ada, dan 1,88% di Eropa Utara (Suparman, 2001).
Angka kejadian yang terbanyak dilaporkan di Jamaica yaitu 1/28 kehamilan, sedangkan Kehamilan Ektopik Terganggu (KET) di Amerika dilaporkan 1/200 kehamilan, dan di Indonesia dilaporkan 1/329 dari kehamilan yang ada. Penyebab utama terjadinya kehamilan ektopik terganggu (KET)
yaitu dikarenakan penyakit infeksi alat kandungan seperti infeksi gonorea, infeksi paska keguguran, infeksi-infeksi lain dari saluran telur, penyakit menular seksual, dan induksi ovulasi dapat terjadi kehamilan ektopik terganggu. Pada akseptor alat kontrasepsi dalam rahim, tubektomi yang gagal, serta pil yang mengandung progesteron juga dapat memicu terjadinya Kehamilan Ektopik Terganggu (Reni, 2009).
Hasil penelitian Suparman di RSUP Manado tahun 2001 Kehamilan Ektopik Terganggu (KET) banyak terjadi pada periode kehamilan 5-9 minggu berjumlah 42 jiwa (62,69%) dan pada faktor umur 25-29 tahun berjumlah 23 jiwa (34,33%). Akan tetapi hasil ini berbeda dengan penelitian epidemiologi di beberapa Negara maju yang menunjukkan Kehamilan Ektopik Terganggu (KET) lebih sering terjadi pada usia yang lebih tua yaitu 30-34 tahun. Menurut faktor Kehamilan Eektopik Terganggu (KET) yang menggunakan alat kontrasepsi yaitu berjumlah 48 jiwa (71,63%) dan yang tidak menggunakan alat kontrasepsi berjumlah 19 jiwa (28,36%).
Kehamilan Ektopik Terganggu (KET) juga dapat mengakibatkan komplikasi serius pada kehamilan dan merupakan penyebab kematian utama ibu pada trimester pertama. Angka kejadian kehamilan ini cenderung meningkat empat kali lipat dalam 20 tahun terakhir (Widjaja, 2010).
Kehamilan ektopik memiliki resiko terjadinya ruptur pada tuba tetapi hal ini jarang terjadi. Biasanya seorang ibu yang mengalami kehamilan ektopik hanya mengeluh bahwa dirinya terlambat haid, yang umumnya tidak menyebabkan perdarahan serius dan rasa nyeri pun sangat minimal sehingga penderita tidak waspada. Insidennya Kehamilan Ektopik Terganggu (KET) ini sebenarnya lebih tinggi dari pada yang dilaporkan (Reni, 2009).
Berdasarkan dari survei awal yang dilakukan peneliti di RSUD Dr. Pirngadi Medan Periode 2008-2009, pada tahun 2008 berjumlah 13 orang dan pada tahun 2009 berjumlah 20 orang.
Dari latar belakang di atas maka peneliti tertarik melakukan penelitian mengenai “Gambaran Kasus Kehamilan Ektopik Terganggu di RSUD Dr. Pirngadi Medan Periode 2008-2009?”.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Gambaran Kasus Kehamilan Ektopik Terganggu di RSUD Dr. Pirngadi Medan Periode 2008-2009”.
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan gambaran kasus Kehamilan Ektopik Terganggu di RSUD Dr. Pirngadi Medan Periode 2008-2009.
1.3.2. Tujuan Khusus
a. Untuk menggambarkan kasus penderita Kehamilan Ektopik Terganggu berdasarkam umur ibu di RSUD Dr. Pirngadi Medan Periode 2008-2009.
b. Untuk menggambarkan kasus penderita Kehamilan Ektopik Terganggu berdasarkan sosial ekonomi ibu di RSUD Dr. Pirngadi Medan Periode 2008-2009.
c. Untuk menggambarkan kasus penderita Kehamilan Ektopik Terganggu berdasarkan riwayat pemakaian alat kontrasepsi di RSUD Dr. Pirngadi Medan Periode 2008-2009.
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1. Bagi peneliti
Untuk mengaplikasikan dan memperdalam ilmu yang telah diperoleh selama kuliah dalam bentuk penelitian.
1.4.2. Bagi pendidikan
Sebagai bahan bacaan dan referensi di perpustakaan bagi Akademi Kebidanan .............................. Medan untuk lebih mengembangkan ilmu pengetahuan dan kualitas yang bermanfaat.
1.4.3. Bagi Rumah Sakit
Sebagai masukan di tempat peneliti dalam upaya peningkatan pelayanan kesehatan dan sebagai pertimbangan dalam pengelolaan di Rumah Sakit sehingga dapat menurunkan angka kematian Ibu pada trimester pertama.
Kunjungi : Download KTI Kebidanan dan Keperawatan No 67
0 comments:
Posting Komentar