BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Konstipasi adalah kelainan pada sistem pencernaan dimana seorang manusia mengalami pengerasan feses yang sulit dibuang. (http://www.wikipedia Indonesia ensiklopen.com. 2004). Konstipasi disebabkan relaksasi otot halus dari usus besar dengan adanya jumlah progesteron yang meningkat, pergeseran dan penekanan terhadap perut oleh uterus yang membesar mungkin juga penyebab tambahan dalam gerak kerja yang menurun dalam saluran pencernaan sehingga defekasi yang jarang dan jumlah feses yang kurang yang konsistensinya keras dan kering. Yang sering mengalami konstipasi wanita hamil selama trimester kedua dan ketiga. (Piego, J.H. 2004).
Amerika Serikat pada tahun 2006 lebih dari 4 juta penduduk mempunyai keluhan sering konstipasi, hingga prevalensinya mencapai sekitar 2 %. Penderita mengeluh konstipasi ini kebanyakan adalah wanita, anak-anak dan orang dewasa diatas usia 65 tahun.Wanita hamil juga sering mengeluh konstipasi kira-kira 2,5 juta penderita yang berkunjung ke dokter setiap tahunnya.(http://www.Eprirts.ums.ac.id/389/1.WINARSIH.Pdf.2006).
Di Eropa terdapat 12-13 % wanita yang heterozigus (glosarium) dan 0,3-0,5 % yang homozigus (gloserium). Para wanita tersebut mengkonsumsi zat besi dalam bentuk tablet dengan dosis yang tinggi, mereka dapat mengalami kelebihan beban zat besi. (Jordan, S. 2004). Pada salah satu penelitian peserta yang terlibat memiliki kadar hemoglobin dilakukan sebelum usia kehamilan 20 minggu dan pada kehamilan 28 minggu. Bila pada pemeriksaan kedua didapatkan anemia, 80 mg zat besi perhari diberikan pada wanita tersebut. Tetapi pada akhir penelitian mereka mendapatkan suplementasi zat besi dosis rendah ternyata memiliki kemungkinan jauh lebih rendah dibanding mereka yang tidak mengkonsumsi zat besi. Salah satu keluhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet zat besi adalah konstipasi atau sembelit. (http://www.infosehat.com.2007).Menurut Bradley C.S (2007), dari 103 wanita hamil mulai dari kehamilan trimester pertama mengalami konstipasi.
Timnya dari Bradley menemukan 24 % wanita hamil trimester pertama menderita konstipasi, 26 % mengalami konstipasi selama trimester kedua dan 26 % mengalami konstipasi selama trimester ketiga. 24 % wanita hamil mengalami konstipasi selama 3 bulan pertama setelah melahirkan. Wanita yang mengkonsumsi suplemen zat besi mengalami 3,5 kali lebih banyak konstipasi dibandingkan yang tidak konsumsi zat besi. Sampai dengan 19 % wanita mempunyai gejala sindroma iritasi usus besar pada saat kehamilan. Bradley menyimpulkan wanita hamil yang konstipasi pada awal sampai akhir kehamilan mereka membutuhkan suplemen zat besi harus ditapis dan diberikan pengarahan tentang penanganan konstipasi selama kehamilanya (http://www.kalbe.co.id.2007).
Menurut Probosuseno (2007), dari Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK UGM Geriatri RS Dr. Sardjito di Indonesia kasus konstipasi yang diderita oleh wanita hamil sekitar 4-30%, ternyata wanita hamil lebih mengeluh kesulitan buang air besar sedangkan konstipasi yang diderita masyarakat di atas usia lanjut sekitar 2-25% pada usia 60 tahun ke atas. Ternyata wanita hamil lebih sering mengeluh dibanding wanita usia lanjut dengan perbandingan 3 : 1 hingga 2 : 1. Insiden konstipasi meningkat seiring dengan pertambahan umur dan penggunaan suplemen zat besi. Suplemen zat besi tersebut banyak dikonsumsi oleh wanita hamil. Semua orang dapat mengalami konstipasi terlebih pada wanita hamil dan usia lanjut (lansia) akibat gerakan peristaltik (gerakan semacam memompa pada usus) lebih lambat dan kemungkinan sebab lain. Kebanyakan terjadi jika makan kurang serat, kurang minum dan kurang olahraga (http://www.kalbe.co.id.2007).
Menurut Siti, S (2003), dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dr Cipta Mangunkusuma pada tahun 2003 dari 127 pasien yang mendapatkan kekerapan konstipasi sebesar 12,6 %. Dari data RSCM periode tahun 1998 hingga 2005 sebanyak 216 kasus konstipasi sebesar 9 %, (http://www. Gizi Net. 2003).Jika konstipasi tidak segera ditangani akan menurunkan daya tahan tubuh. Dan bisa mempengaruhi psikologis ibu dalam kehamilannya. Sehingga kurangnya zat besi dalam kehamilannya tanpa diimbangi asupan zat besi yang adekuat akan berlanjut pada waktu bersalin nanti.(Pusdinakes, 2003). Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) prevelensi ibu-ibu hamil yang mengalami defisiensi besi adalah 35-75 % serta semakin meningkat seiring pertambahan usia kehamilan. Di Indonesia tahun 2001 melaporkan 31 wanita hamil trimester II didapati 23 (74 %) menderita anemia dan 13 (42 %) menderita kekurangan zat besi. (http ://www. Paradigma publik health. 2007).
Jika kekurangan zat besi pada kehamilan maka pertumbuhan janin nanti tidak optimal dan biasanya akan mengalami kelahiran premature, jatuh sakit, berat badan bayi lahir rendah, resiko pendarahan waktu persalinan dan dapat meningkatkan resiko kematian ibu dan bayi. Hal ini perlu disadari bahwa suplementasi mengkonsumsi zat besi perlu bagi ibu hamil tetapi dapat menimbulkan efek samping terhadap konstipasi (Pusdiknakes. 2003). Tablet zat besi adalah tablet untuk suplementasi penanggulangan anemia yang setiap tablet mengandung Fero Sulfat 320 mg atau setara dengan 60 mg elemental iron dengan 500 mg folic acid. (Pusdiknakes. 2003).
Zat besi sangat penting untuk mengkompensasi peningkatan volume darah yang terjadi selama kehamilan dan untuk memastikan pertumbuhan dan perkembangan janin yang adekuat. Ibu harus meminum satu tablet tambah darah setiap hari selama kehamilanya paling sedikit 90 tablet. Zat besi yang diperlukan oleh wanita hamil adalah sekitar 1000 mg untuk janin, plasenta, dan hemoglobin ibu sendiri. (http ://www. Zulaida @ telkom.net.2008).
Studi pendahuluan pada tanggal 11–23 Februari 2008 di Puskesmas Ngasem Kecamatan Gampengrejo Kabupaten Kediri diperoleh 30 ibu hamil yang mengkonsumsi tablet zat besi. Dari 30 ibu hamil tersebut terdapat 25 ibu hamil mengeluh sulit untuk buang air besar.Berdasarkan uraian di atas peneliti berkeinginan untuk meneliti ”Gambaran Kejadian Konstipasi Pada Ibu Hamil Trimester I Dan III Yang Mengkonsumsi Tablet Fe di Puskesmas Ngasem Kecamatan Gampengrejo Kabupaten Kediri.”
Kunjungi : Download KTI Kebidanan dan Keperawatan No 177
0 comments:
Posting Komentar