BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di Indonesia seperti kemungkinan besar di negara-negara yang sedang berkembang lainnya masih banyak ditemukan praktek pengasuhan anak yang kurang kaya stimulasi tumbuh kembang. Sedangkan stimulasi ini sangat penting untuk perkembangan mental psikososial anak tersebut (Trie Hariweni.
2000).
Stimulasi adalah perangsangan yang datangnya dari lingkungan di luar individu anak. Anak yang banyak mendapatkan stimulasi akan lebih cepat berkembang daripada anak yang kurang atau bahkan tidak mendapatkan stimulasi,stimulasi dapat juga sebagai penguat (reinforcement) (Soetjiningsih.
1998 : 105). Kegiatan stimulasi juga merangsang kemampuan dan tumbuh kembang anak yang dilakukan oleh ibu dan keluarga untuk membantu tumbuh dan berkembang sesuai usianya (Harnawatiaj. 2008).
Untuk menjadikan anak cerdas, faktor stimulus menjadi sangat penting, baik yang berkaitan dengan fisik maupun mental/emosional anak. Orang tua dapat memberikan stimulasi sejak buah hatinya masih dalam kandungan, saat lahir, sampai dia tumbuh besar. Tentu saja dengan intensitas dan bentuk stimulasi yang berbeda-beda pada setiap tahap perkembangannya. Namun hal ini masih sedikit dipahami masyarakat, baik orang tua, kader maupun pemerhati anak (Dedeh kurniasih. 2008). Pada anak usia 4-5 tahun, minta anak menceritakan apa yang sedang dilakukan, menyebut nama teman-temannya, biasakan untuk berdo’a sebelum dan sesudah tidur, biasakan mencuci tangan dan mengeringkan sendiri sebelum dan sesudah makan/bermain, biasakan setelah mandi memakai pakaian sendiri (Eddy Fadlyana. 2008).
Pemberian stimulasi yang teratur dan terus menerus akan menciptakan anak yang cerdas, bertumbuh kembang dengan optimal, mandiri serta memiliki emosi yang stabil dan mudah beradaptasi, melalui stimulasi anak dapat mencapai perkembangan optimal pada penglihatan, pendengaran, perkembangan bahasa, sosial, kognitif, gerak kasar, gerak halus, keseimbangan, koordinasi dan kemandirian (Caroline Mulawi. 2007).
Peran seorang ibu/orang tua dalam pemberian stimulasi pada anaknya sangat besar, karena itu diperlukan pemahaman yang besar mengenai masalah ini. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan dalam masalah ini adalah: umur, tingkat pendidikan, dan jumlah anak. Dari hasil penelitian di daerah kumuh di kelurahan Pulogadung Jakarta ditemukan bahwa pengetahuan orang tua tentang stimulasi bagi perkembangan anak masih sangat kurang, hanya sekitar 1,3% yang mempunyai pengetahuan tinggi tentang stimulasi, 34,4 % pengetahuan sedang dan 6,4% berpengetahuan rendah tentang stimulasi (Trie Hariweni.2000)
Dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada waktu praktek kerja lapangan (PKL) didesa Toyoresmi Kecamatan Gampengrejo Kabupaten Kediri pada tanggal 24 Maret 2008 di Taman Kanak-kanak (TK) Dharma Wanita pada 28 ibu yang mempunyai anak usia 4-5 tahun didapatkan data sebagai berikut : 14,2 % ibu yang mempunyai pengetahuan tinggi tentang stimulasi, 17,8 % ibu mempunyai pengetahuan sedang dan 67,8 % ibu berpengetahuan rendah.
Dari uraian tersebut diatas peneliti tertarik untuk mengetahui hubungan pengetahuan orang tua dan minat orang tua dalam memberikan stimulasi pertumbuhan dan perkembangan anak usia 4-5 tahun di TK Dharma Wanita desa Toyoresmi kecamatan Gampengrejo kabupaten Kediri.
Kunjungi : Download KTI Kebidanan dan Keperawatan No 136
0 comments:
Posting Komentar