BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pada ibu hamil terjadi penambahan volume plasma darah yang tidak sebanding dengan penambahan massa sel darah merah, sehingga terjadi pengenceran darah. Penambahan volume plasma darah pada ibu hamil dapat mencapai 30 - 50 %. Sedangkan, peningkatan massa sel darah merah hanya 18 - 25 % saja. Akibatnya, terjadi penurunan kadar hemoglobin dalam darah yang mengakibatkan terjadinya anemia pada kehamilan. Penambahan volume plasma darah tersebut mulai timbul sejak usia kehamilan memasuki usia 8 minggu dan mencapai puncaknya pada usia kehamilan antara 32 - 36 minggu (Sarwono Prawirohardjo, 2002 : 449).
Terjadinya penurunan kadar hemoglobin disebabkan oleh peningkatan atau penambahan volume plasma darah, selain itu disebabkan oleh kurangnya asupan gizi (malnutrisi) ibu sebelum dan saat hamil serta kurangnya zat besi yang terkandung dalam makanan (Rustam Mochtar, 1998 :145), untuk mengatasi hal itu diperlukan pengetahuan yang cukup tentang bahan-bahan pangan sumber zat besi (http//www.geocities.com/ithonky1410oke/ hati_3. html). Kurangnya pengetahuan ibu hamil tentang pentingnya zat besi untuk kehamilan menyebabkan ibu hamil tidak minum tablet besi secara rutin, hal ini mengakibatkan tidak terjadinya peningkatan kadar Hb sesuai dengan yang diharapkan sehingga terjadi anemia. (Nina Herlina, Fauzia Djamilus. 2006:01)
Normalnya kadar hemoglobin pada tidak wanita hamil yaitu berkisar antara 12 -15 gr% (Rustam Mochtar, 1998 : 145). Seorang wanita hamil dikatakan menderita anemia jika kadar hemoglobin dalam darah <11 gr%. (Poedji Rochjati, 2003 : 55)
Anemia sangat berpengaruh terhadap kehamilan, persalinan, dan nifas. Bahaya anemia terhadap kehamilan yaitu diantaranya dapat mengakibatkan terjadinya keguguran (abortus), prematuritas, hambatan tumbuh kembang janin dalan rahim, mudah terjadi infeksi, serta dapat mengakibatkan perdarahan antepartum. Pada persalinan, anemia dapat mengakibatkan gangguan pada his ataupun kekuatan mengejan, retensio plasenta, perdarahan karena atonia uteri, dan juga dapat terjadi partus lama atau kasep. Pada nifas dapat terjadi subinvolusi uteri yang dapat menimbulkan perdarahan post partum, anemia juga menyebabkan mudahnya terjadi infeksi puerperium. (Ida Bagus Gde Manuaba, 2001 : 31-32)
WHO menyatakan bahwa pada tahun 2006 kematian ibu yang menderita anemia sebesar 70 %, sedangkan yang tidak menderita anemia sebesar 19,7 %. (http://id.wikipedia.org/wiki/anemia)
Menurut WHO, pada tahun 2006 diseluruh dunia frekuensi terjadinya anemia dalam kehamilan dapat dikatakan cukup tinggi, berkisar antara 20-29%. Karena defisiensi makanan memegang peranan yang sangat penting dalam timbulnya anemia, maka dapat dipahami bahwa frekuensi angka terjadinya anemia di negara-negara berkembang lebih tinggi jika dibandingkan dengan di negara-negara maju. (http://id.wikipedia.org/wiki/anemia). Di Indonesia juga menunjukkan angka kejadian anemia yang cukup tinggi, hal ini terbukti dengan didapatkannya 63,5 % ibu hamil menderita anemia. (www.kompas.com/kompas-cetak/iptek/besi42.htm). Sedangkan di Jawa Timur sebesar 40%. (http://www.kompas.com/kompas-cetak/jatim/ fata26.htm). Dari data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Kediri, di Kota Kediri pada tahun 2005 sebesar 2,87% yaitu 109 dari 3797 ibu hamil, sedangkan pada tahun 2006 mengalami penurunan menjadi sebesar 2,85% yaitu 71 dari 2491 ibu hamil, dan pada tahun 2007 mengalami kenaikan menjadi sebesar 3,67% yaitu 139 dari 3787 ibu hamil.
Hasil studi pendahuluan di Desa Menang Kecamatan Pagu Kabupaten Kediri, pada bulan Maret tahun 2008 diperoleh 64 % ibu hamil menderita anemia yaitu 18 dari 28 ibu hamil mempunyai kadar Hb <11gr%. Setelah dilakukan studi lebih lanjut,dari hasil wawancara diperoleh 3 orang dari 18 ibu hamil penderita anemia tersebut mempunyai pengetahuan yang masih kurang tentang anemia dan pentingnya zat besi, ibu hamil tersebut beranggapan bahwa zat besi hanyalah obat rutin yang diberikan bidan dan lebih memperdulikan efek samping dari mengkonsumsi tablet penambah darah dibandingkan manfaat yang akan diperoleh.
Dari uraian di atas dan dengan adanya angka kejadian anemia pada kehamilan yang terhitung cukup tinggi, maka hal tersebut mendorong penulis untuk melakukan suatu penelitian tentang hubungan tingkat pengetahuan ibu hamil tentang pentingnya zat besi dengan kejadian anemia pada kehamilan.
Kunjungi : Download KTI Kebidanan dan Keperawatan No 158
0 comments:
Posting Komentar