BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa, yang dimulai pada saat terjadinya kematangan seksual yaitu antara usia 11 atau 12 tahun sampai dengan 20 tahun, yaitu menjelang masa dewasa muda. Berdasarkan kematangan psikoseksual dan seksual, remaja akan melewati tahapan remaja awal ( 11-13 tahun ), remaja pertengahan ( 14-16 tahun ), dan remaja lanjut ( 17-20 tahun ). Pada tahap remaja lanjut ini, remaja sudah mengalami perkembangan seperti orang dewasa. Mereka mempunyai perilaku seksual yang sudah jelas dan mereka mulai mengembangkannya dalam bentuk pacaran (Soetjiningsih, 2004). Berpacaran merupakan wujud dari interaksi sosial yang begitu kuat sebagai akibat dari pergaulannya dengan teman sebaya maupun masyarakat luas. Adanya interaksi sosial tersebut dapat memunculkan informasi global yang dapat mengancam terwujudnya remaja yang sehat dan berkualitas (PKBI, 1999). Oleh sebab itu remaja sebagai calon orang tua dan generasi penerus perlu dibekali dengan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi agar mereka memiliki pengetahuan yang benar tentang sistem fungsi dan proses reproduksi manusia sehinggga kelak mereka secara bertanggung jawab dapat mempunyai keturunan yang sehat, cerdas, produktif dan mandiri. (Departemen Kesehatan RI dan WHO,1999) Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan fisik, mental dan sosial secara utuh, bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi. (Departemen Kesehatan RI dan WHO, 2000). Konsep tentang kesehatan reproduksi harus dimengerti oleh remaja agar tidak menimbulkan masalah-masalah kesehatan reproduksi misalnya , kehamilan remaja akibat hubungan seksual diluar nikah, HIV / AIDS, PMS dll. Menurut survei SKRRI 2002-2003, pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi masih relatif rendah. Untuk usia 15-24 tahun pengetahuan laki laki hanya 46,1% dan pengetahuan perempuan hanya sekitar 43,1%. Menurut Baseline survei 1999, diketahui hanya 55% remaja yang mengetahui proses kehamilan dengan benar, 42% mengetahui tentang HIV/ AIDS dan hanya 24% mengetahui tentng PMS, minimnya informasi remaja tersebut menimbulkan berbagai persoalan dikalangan remaja, mulai dari soal narkoba, HIV/AIDS, sampai hubungan seks pra nikah. (Beasiswa Indonesia, 2006)engetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi yang terbatas, seringkali mempengaruhi sikap dan perilaku remaja dalam berpacaran. Pada remaja yang berpacaran terdapat proses mengenal dan memahami lawan jenisnya dan belajar membina hubungan dengan lawan jenis, namun kebanyakan remaja salah mengartikan makna dari pacaran tersebut bahkan terhadap Sikap berpacaran Sehat di kelas III SMK 2 Pawyatan Dhaha Kediri ”.
Kunjungi : Download KTI Kebidanan dan Keperawatan N0 133
0 comments:
Posting Komentar