BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Obesitas merupakan keadaan patologis sebagai akibat dari konsumsi makanan yang jauh melebihi kebutuhannya sehingga terdapat penimbunan lemak yang berlebihan. Dalam dua dekade yang telah berjalan anak dan remaja obesitas ditemukan meningkat masing-masing 54% dan 39% dan
70% dari mereka akan tetap obesitas ketika dewasa, selebihnya menjadi berat badan lebih stadium berat (Soetjiningsih, 2004). Kebiasaan makan dan aktivitas fisik yang buruk telah secara jelas diidentifikasi sebagai penyebab masalah kesehatan ini (Zulkarnain Agus, 1999).
Penyakit yang timbul karena gaya hidup dan pola makan yang salah masih saja merupakan faktor utama penyebab terjadinya obesitas . Ancaman kesehatan yang lain adalah pengaturan pola makan yang salah. Tuntutan gaya hidup modern yang serba instan dan cepat memaksa perempuan untuk menerapkan pola makan yang serba instan pula (Zainun Mu’tadin, 2002). Wanita yang kegemukan berpeluang terkena penyakit, termasuk resiko tidak subur atau infertil, dan masalah selama kehamilan, darah tinggi dan diabetes. Beberapa kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa kegemukan dapat mengurangi kesuburan, baik karena asupan kalori yang berlebihan atau karena hormon yang diakibatkan karena obat-obatan penunda kehamilan (pil, suntik, susuk KB dsb). Semuanya dapat menyebabkan berkurangnya kesuburan (Balipost, 2004). Di masa kini makin banyak perempuan yang tak punya waktu memasak dan mengandalkan diri dari makanan kalengan. Apalagi pola makan anak sekarang khususnya remaja cenderung dipengaruhi iklan makanan di berbagai media. Terutama televisi swasta yang pengaruhnya justru menggeser pola makan tradisional (Zulkarnain Agus, 1999). Selain faktor tersebut diatas faktor lain penyebab obesitas antara lain tingkat pendidikan orang tua. Tingkat pendidikan orang tua sangat berpengaruh terhadap pemilihan kuantitas dan kualitas makanan yang dikonsumsi oleh anaknya. Semakin tinggi tingkat pendidikan orang tua, pengetahuan tentang gizi semakin baik. Pengetahuan gizi yang baik akan berpengaruh terhadap kebiasaan makan anak karena pengetahuan tentang gizi mempunyai peran yang sangat penting dalam pembentukan kebiasaan makan seseorang. Pengetahuan gizi akan mempengaruhi seseorang. dalam memilih jenis dan jumlah makanan (Zulkarnain Agus, 1999).
Survei obesitas yang dilakukan pada tahun 2004 pada anak remaja siswa/ siswi SLTP di Yogyakarta menunjukkan bahwa 7,8% remaja di perkotaan dan 2% remaja di daerah pedesaan mengalami obesitas (Gsianturi,
2005). Dari penelitian tersebut diambil kesimpulan bahwa masa remaja merupakan masa kritis terjadinya obesitas, sesuai dengan Nasar (1995) yang menyatakan bahwa masa remaja merupakan masa Adolesent yaitu masa kritis terakhir dalam terjadinya obesitas. Di Jogyakarta (tahun 1997).
prevalensi obesitas sebesar 9,7% terjadi pada remaja putri. Apabila sekolah negeri dibedakan dengan sekolah swasta maka prevalensi obesitas di sekolah swasta lebih tinggi daripada sekolah negeri. Hal ini disebabkan karena latar belakang pengetahuan remaja dimana sekolah swasta sedikit bahkan tidak ada pendidikan kesehatan (Zulkarnain Agus, 1999).
Dengan melihat tingginya angka prevalensi obesitas di atas sebaiknya dilakukan pencegahan peningkatan prevalensi obesitas yaitu dengan memberikan masukan pada siswa SLTP / SLTA untuk mencantumkan materi mengenai gizi khususnya obesitas yang dipengaruhi oleh pola makan yang kurang baik selain itu para remaja dianjurkan untuk mengurangi konsumsi makanan cepat saji (IKM. Fak. Kedokteran UGM. Jogyakarta, 2006)
Dari hasil studi pendahuluan yang dilaksanakan tanggal 9 April 2008 di SMUN 5 Kediri dari 30 responden yang ditemukan hanya 13 siswa yang mengetahui bahaya obesitas dan pentingnya pola makan yang teratur. Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik melakukan penelitian tentang hubungan tingkat pengetahuan remaja tentang obesitas dengan pola makan untuk pencegahan terjadinya obesitas.
0 comments:
Posting Komentar