BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kehamilan bukan merupakan halangan untuk melakukan hubungan seks. Beberapa penelitian membuktikan bahwa hubungan seks selama kehamilan tidak berbahaya dan tidak menyebabkan keguguran atau kelahiran prematur. Hubungan seks dapat dilakukan dengan aman sejak terbentuknya janin sampai dengan mulainya saat persalinan asalkan kehamilan berjalan normal. (Close, Sylvia, 1998:1)
Beberapa situasi yang menyarankan untuk menghentikan hubungan seks yaitu jika terdapat tanda infeksi dengan pengeluaran cairan disertai rasa nyeri atau panas, terjadi perdarahan saat berhubungan seks, terdapat pengeluaran cairan (air) yang mendadak, pernah mengalami keguguran, terjadi plasenta previa, kehamilan kembar. (Manuaba, 1998:139)
Secara fisiologis pada saat istri hamil suami tidak terganggu, tetapi keinginan berhubungan seks dengan istri akan terganggu secara emosi. Oleh karena itu, keinginan berhubungan seks dengan istrinya yang sedang hamil berbeda. Pada kebanyakan pasangan akan timbul kecemasan karena perubahan saat istri hamil antara lain rasa takut pada keguguran sehingga suami memilih untuk menghentikan hubungan seks. Suami menjadi terlalu sensitif dan menyesuaikan perasaan istri pada masa hamil dengan maksud bertanggung jawab untuk melindungi sang ibu, janin dan kehamilan atau karena menuruti peraturan agama atau adat setempat. (Close,Sylvia, 1998:10) Pada satu kelompok wanita, hanya 21% yang tidak mengalami atau sedikit mengalami kenikmatan seksual sebelum kehamilan. Hal tersebut meningkat menjadi 41% pada trimester I kehamilan, dan 59% pada trimester III. Hampir setiap pasangan selama kehamilan akan mengalami beberapa perubahan seperti tidak berhubungan seks sama sekali atau menjadi sedikit tidak nyaman. (Eisenberg, Arlene, 1998:184)
Keengganan berhubungan seks saat istri sedang hamil juga dipengaruhi oleh perubahan hormon yang terjadi pada wanita. Banyak istri saat hamil yang kurang bergairah, bahkan ada yang tidak mau disentuh sama sekali. Disisi lain, begitu suami mengetahui istri hamil, suami juga akan mengalami perubahan hormon. Pada saat itu, produksi hormon estradiol dan estrogen lebih tinggi, sedangkan testoteron sedikit berkurang. Hal ini menyebabkan penurunan gairah dan kecemasan pun meningkat (problemseks.blogspot.com).
Berdasarkan penjelasan seorang psikiater di Jakarta mengatakan bahwa beberapa pria mengalami perubahan hormonal selama kehamilan istrinya. Sampai saat ini dilaporkan 22%-79% dari calon ayah mengalami perubahan hormonal, 11%-50% diantaranya mengalami penurunan gairah dan mengalami kecemasan karena tidak mengerti dengan perubahan yang terjadi. (Bibilung, 2007)
Pemahaman tentang mengapa berhubungan seks selama kehamilan menjadi berbeda dengan biasanya, akan dapat meredakan ketakutan dan kecemasan sehingga pasangan dapat merasa tenang dengan keputusan untuk melakukan atau tidak melakukan hubungan seks. (Eisenberg, Arlene,1998:185
Berdasarkan studi pendahuluan di 4 BPS Kabupaten Kediri yaitu di BPS Ny. Ida Fariati Desa Tugurejo Kecamatan Gurah Kabupaten Kediri didapatkan 1 suami yang mengantar periksa dan tidak merasa khawatir tentang berhubungan seks selama kehamilan, di BPS Ny. Agustin Desa Doko Kecamatan Gampengrejo Kabupaten Kediri ada 2 suami ibu hamil yang mengantar periksa, dari 2 suami ini 1 merasa khawatir dan 1 tidak mengalami kekhawatiran tentang berhubungan seks selama kehamilan. Dan di BPS Ny. Erna Eny Desa Sukoanyar Kecamatan Mojo Kabupaten Kediri didapatkan 5 suami ibu hamil yang mengantar periksa. Dari 5 suami ibu hamil 3 diantaranya khawatir untuk melakukan hubungan seks karena tidak mengerti tentang hubungan seks selama kehamilan dan 2 diantaranya tidak khawatir, sedangkan di BPS Ny. Ninik Desa Plemahan Kecamatan Plemahan Kabupaten Kediri didapatkan 1 suami yang mengantar periksa dan mengalami kekhawatiran mengenai hubungan seks selama kehamilan.
Berdasarkan fenomena diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Pengetahuan Dengan Kecemasan Suami Tentang Berhubungan Seks Selama Kehamilan di BPS Ny. Erna Eny Desa Sukoanyar Kecamatan Mojo Kabupaten Kediri”.
Kunjungi : Download KTI Kebidanan dan Keperawatan No 174
0 comments:
Posting Komentar